6_ First Day Out (2)

4.4K 464 52
                                    

Di TK Futaba Inernational School….

Taman bermain di tengah-tengah bangunan TK tertutup oleh tumpukan salju. Tidak cukup sampai disitu, bangunan kelas mereka pun nyaris terlihat seperti rumah oglo di kutub utara karena diselimuti salju yang membeku. Seketika udara di Futaba International School berubah lebih dingin dari freezer.

Bangunan sekolah yang mencakup TK sampai dengan SMU itu benar-benar dibuat geger karena hujan salju yang tiba-tiba saja turun. Salju turun di Indonesia yang notabennya beriklim tropis. Mustahil menurut manusia, tapi mungkin saja bagi peri yang mempunyai keajaiban diluar nalar manusia.

Dan yang akan jauh lebih menghebohkan adalah, salju hanya turun mengelilingi sekolah yang berdiri di atas lahan beberapa hektar itu. Dipastikan dunia manusia akan heboh karena fenomena alam yang mungkin akan diteliti oleh ilmuan dari berbagai negara.

Freyya duduk di pangkuan Fay Illy sambil memeluknya erat. Ia yang tadinya menggigil kedinginan sekarang sudah kembali hangat karena Fay Illy bisa menyesuaikan suhu tubuhnya untuk menghangatkan Freyya dalam dekapannya.

"Ka fay, aku mau main salju lagi," rengek Freyya.

"Jangan, sayang. Nanti kamu kedinginan lagi," larang Fay Illy. "Sebentar lagi dady pasti datang buat jemput kita," lanjutnya seraya mempererat pelukannya.

Sekarang, mereka berdua tengah duduk di dalam gedung olahraga bersama anak-anak lain dan juga orang tua mereka. Termasuk juga Davi yang masih menggigil di pelukan ibunya, Tiara Camille.

Sementara di belahan lain sekolah international itu, siswa SD, SMP, dan SMA pun tengah melakukan hal yang sama di tempat paling hangat di gedung mereka masing-masing, sambil menunggu salju dibersihkan dari jalan menuju gerbang ke luar sekolah.

Fay Illy mengutuk dirinya sendiri dalam hati. Bisa-bisanya ia marah hingga tidak bisa mengendalikan kekuatannya. Sebenarnya, sebagai peri penguasa awan, amarah Fay Illy bisa saja berubah menjadi hujan badai dengan disertai kilatan petir. Tapi, kali ini ia justru melampiaskannya dengan menurunkan salju. Lebih tepatnya, badai salju.

~~~

Satu jam sebelumnya....

Jam 9 pagi di Futaba International School, waktunya anak-anak bermain di luar kelas. Setelah menghabiskan bekal snack-nya, Freyya bermain di kolam pasir. Ia membuat gundukan pasir bulat dari cetakan ember kecil. Sementara teman-temannya yang lain bermain bersama, Freyya justru asik menyendiri. Seperti biasa dan selalu begitu. Tapi, kali ini ada Fay Illy yang menemaninya. Dan itu sudah sangat membuat Freyya ceria. Namun, keceriaan Freyya tiba-tiba saja menghilang saat gerimis turun.

"Ka Fay! Ayo, masuk!" ujar Freyya.
"Kenapa?" tanya Fay Illy heran.

"Nanti gerimisnya berubah jadi hujan!" jawab Freyya yang mulai sedikit takut. Di matanya, gerimis itu terlihat seperti jarum-jarum tajam.

Fay Illy mengernyit dalam senyumnya. "Freyya, air yang jatuh dari langit itu gak akan melukai kamu, sayang."

Freyya tertegun dengan wajah murung. "Tapi, aku gak suka hujan!" Ia kemudian menengadah ke arah langit. Mendadak bayangan salju memenuhi pikirannya. Menurutnya, salju pasti jauh lebih baik dari hujan.

Tiba-tiba saja, gerimis itu benar-benar berubah menjadi butiran putih yang perlahan berguguran dari awan dan turun sampai menyentuh pasir tempat Freyya berpijak. Mata Freyya terbelalak. Senyum di bibirnya langsung menghilangkan raut murung yang tadi bergelayut. "Salju!" pekiknya. "Gerimisnya berubah jadi salju!"

Fairy For DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang