Haihaihaiiiii!!!
Ini bukan ekstra part atau epilog, tp iya juga sii lolSebenernya ini part iseng yg terlanjur dibikin, tadinya malah mau di masukin part END tp gak jadi.
Part ini cuma sekitar 2000 kata. Gaje juga. Mau dibuang aja tp sayang udah cape2 ngetik... yaudah di publish aja deh! Jadilah judulnya "Dibuang Sayang" lol
Maaf kalo gaje yaaa... makluminn huehehhhh... kecuph dulu sini lol
Cuss deh mulaiii!
♡♡♡
Dua tahun kemudian....
Fay Illy memegangi pinggangnya. Untuk membungkuk pun rasanya sulit. Dikecupnya kening Alan dan Freyya bergantian. "Pagi, dad! Pagu, Frey!" sapanya. "Ayo, bangun. Nanti kita telat ke sekolah. Dady juga kan, harus ke studio."
Alan dan Freyya mengulat bersamaan, seraya menendang selimut yang membungkus tubuh mereka. "Pagi, mompiiii!!!"
Selalu seperti itu setiap pagi. Fay Illy yang sekarang dijuluki mompi –momy peri– oleh Freyya dan Alan sudah hafal dengan rutinitasnya. Membangunkan dady dan Freyya, membuatkan sarapan, menemani Freyya di sekolah, lalu kembali ke rumah. Dilanjutkan dengan, menunggu dady pulang, menghabiskan sore bersama, tidur dan berputar kembali.
Tetapi, setiap akhir pekan atau saat libur panjang, mereka selalu menyempatkan untuk berlibur. Entah di tempat yang dekat maupun jauh. Dari mulai berkemah di pegunungan hingga sekedar berjalan-jalan di negri orang. Seperti menikmati salju di Swiss atau berjemur di pantai Hawai.
"Ayooo, waktunya mandi!" kata Fay Illy seraya menarik tangan Alan dan Freyya bersamaan.
"Aduh!" Faf Illy memegangi perutnya. Kontan Alan dan Freyya yang tadinya bermalas-malasan melompat pada mompi, tepatnya pada perutnya yang sudah membesar.
"Mompi kenapa?!" tanya Alan. Bukannya melihat wajah istrinya, ia justru menelaah perutnya seraya mengusap-usapnya.
"Baby peri gak papa, kan?" tanya Freyya. Sama saja, ia juga mengkhawatirkan perut mompi.
"Huffhh!" Fay Illy mendengus kesal. "Kenapa cuma baby peri yang ditanya? Mompinya enggak?!"
"Ehehehe...." Alan dan Freyya kompak terkekeh.
"Iya, deh.... Mompinya gak papa?" tanya Alan seraya memeluk manja istrinya itu.
Fay Illy mendelik malas. "Tauk, ah!"
Seketika Freyya berdiri di tempat tidur dan ikut memeluk Fay Illy. "Aku sayang mompiii, baby peri jugaa! Jadi, mompi jangan cemberut, yaaaa...."
Fay Illy tersenyum. Selalu saja, Freyya membuatnya tidak bisa marah. Bahkan kesal pun tidak. "Iyaa... ini mompi gak cemberut lagii."
"Nah, gitu donk! Kan mompi cantik kalau senyum," goda Alan. Detik berikutnya, ia melirik dengan kedipan sebelah mata pada Freyya.
"Ya udah, sekarang kalian mandi dulu. Nanti langsung sarapan."
"Siap, mompi!" Alan dan Freyya serentak memberi hormat.
~~~
Alan memluk istrinya dari belakang. Kedua tangannya mendarat tepat di perut buncit Fay Illy yg tengah menuangkan jus di meja makan.
"Al, jangan genit di sini," kata Fay Illy sambil berusaha melepaskan diri.
"Ah, kamu diem. Aku masih mau peluk kamu," rengek Alan manja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy For Daddy
FantasySeandainya peri itu nyata... Bukan, bukan seandainya Memang nyata... Peri cantik yang hanya dengan goresan senyumnya sanggup melukis pelangi dari uap awan mendung.... Peri cantik yang hanya dengan sentuhan jemarinya sanggup menghidupkan kembali kel...