24_ Acacia Love Tree (1)

2.5K 338 46
                                    

Freyya tertidur di sofa, terlalu lelah karena menangis. Sedangkan Alan, ia tidak lelah, melainkan terpaksa tenang hingga tertidur di bawah pohon Akasia. Dan sungguh, Alan menangis dengan mata terpejam. Hatinya ingat jika ia mungkin baru saja kehilangan. Lagi.

~~~

"Kenapa Ratu begitu jahat?" tanya Fay Illy dengan air muka memelas.

"Bukan saya, tapi kamu yang jahat," jawab Ratu datar.

"Saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan. Di mana letak kejahatan saya?"

"Letak kejahatan kamu?" Ratu membalikan pertanyaan itu. "Apa yang menurut kamu harus kamu lakukan, itulah yang seharusnya tidak kamu lakukan. Itu jahat."

"Ratu, maaf, sejak awal Ratu yang membuat saya melakukan itu. Karena ratu mengambil kekuatan saya, karena ratu membuat saya berpikir jika saya memang sudah tidak pantas lagi menjadi penghuni Kahyalott di atas awan ini. Ratu hitamkan sayap putih di telapak tangan saya seolah saya ini sudah terkutuk karena pelanggaran-pelanggaran yang saya lakukan."

"Lantas?" Ratu memicing sarkastik. "Kamu berpikir jika itu awal dari hidup baru kamu sebagai manusia, hingga kamu memutuskan untuk menikah dan menetap di bumi?" Ia kemudian berjalan mengelilingi Fay Illy di depannya, seolah ingin mengurungnya dalam perasaan bersalah. "Fairy Illy Acacia, semuanya bukan berasal dari saya, tapi dari hati kamu sendiri yang lemah. Jangan menipuku, kamu bahkan tidak bisa menipu dirimu sendiri! Apalagi mencari pembelaan dengan menyalahkan. Akui saja, hati kamu mencintai manusia dan itu yang melemahkanmu. Tidak seharusnya kamu jatuh cinta. Karena cinta hanya akan menuntunmu berkhianat dari takdirmu yang sesungguhnya."

Fay Illy terdiam cukup lama, dan akhirnya mulai menangis. "Jadi saya salah? Salah jika saya melakukan apa pun untuk membahagiakan Freyya? Bukankah itu tugas saya, untuk mengembalikan kebahagiaannya dengan membuat hatinya ikhlas melepaskan semua kenangan buruknya?"

"Dan kamu berhasil dengan cara yang salah," Ratu menimpali. "Jadi, sebenarnya kamu gagal melewati ujian kamu yang sebenarnya."

Air mata Fay Illy semakin deras, menetes menjadi butiran kristal ke permukaan awan yang ia tapaki, lalu melebur mewarnai awan terbawah yang menyelimuti bumi menjadi kelabu.

Fay Illy jatuh bersimpuh di depan Ratu Classera. "Saya memang mencintai manusia, saya sangat mencintainya," akunya lirih. "Maafkan saya karena tidak bisa mengendalikan hati ini. Tapi Ratu, tidakkah ratu berpikir dengan ratu mengambil saya kembali, itu akan merenggut kebahagiaan mereka lagi? Bagaimana jika mereka jauh lebih terpuruk dari sebelumnya?"

"Itu akibat dari kesalahanmu sendiri. Kenapa kamu bertindak bodoh dengan menikahi manusia? Kamu ini peri nakal yang belum dewasa. Bahkan, dengan bodohnya kamu menelan kebohongan manusia itu. Nyaris saja dia menodaimu dan benar-benar membuatmu terusir dari duniamu ini."

"Maksud ratu, kebohongan apa?" Fay Illy mengernyit.

"Kamu menangis karena kamu percaya kalau kamu sudah menjadi manusia biasa setelah dia membohongimu." Ratu tersenyum simpul. "Seharusnya kamu ingat kejadian itu, kan?"

Fay Illy ingat dan seketika ia kecewa. "Jadi, waktu itu... Al bohong?"

"Dia berbohong karena obsesinya untuk memilikimu. Dan kamu justru memberinya kesempatan untuk itu. Terbukti? Manusia itu mahluk yang licik."

Fay Illy tertunduk menyesali semuanya. Ia kecewa pada Alan, tapi.... "Saya tidak peduli lagi dia sudah berbohong atau menipu saya." Rasa cintanya menutupi semua keburukan Alan itu. "Saya mohon Ratu, ijinkan saya kembali ke rumah itu... saya mohon...."

"Lihat dirimu sekarang, Fay Illy." Ratu Classera menuntun Fay Illy untuk bangkit. "Menyedihkan sekali."

"Ratu, Ratu boleh hukum saya apa pun, termasuk mengambil kekuatan saya, mengasingkan saya ke lembah mengerikan Darkenfill, atau bahkan mengusir saya dari Kahyalott ini. Saya rela asalkan saya bisa kembali ke bumi lagi."

Fairy For DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang