*
Penerbangan sudah berakhir sejak sejam yang lalu. Pesawat sudah landing di Bandara Internasional Soekrano-Hatta.
Aku beranjak pergi menuju kabin belakang tempat Zee dan lainnya beristirahat. Aku sedikit menundukkan kepala saat berpapasan dengan para senior, jujur saja sampai saat ini aku masih merasa canggung dengan mereka padahal mereka selalu bersikap baik dan hangat kepada ku.
Aku tersenyum saat melihat Zee duduk manis sambil memakan steak yang kami persiapkan tadi. Aku menghampirinya dan duduk disebelahnya.
"Darimana saja kau? Aku sudah mencarimu kemana-mana.."dengus Zee. Setelah lumayan akrab, aku menyimpulkan bahwa Zee adalah gadis yang tidak sabaran dan juga cerewet.
"Tidak darimanapun. Hanya saja tadi aku ke toilet sebentar"jawabku lalu mengambil Steak itu dari tangannya.
Zee hanya menghiraukanku dan terus mengunyah steak nya."Bagaimana menurutmu maskapai ini? Apakah menyenangkan?"tanyanya lagi
"Tentu saja! Walaupun aku belum terlalu akrab dengan para pegawainya, tapi aku merasa nyaman disini"ucapku dengan senyum berbinarku.
"Baguslah kalau begitu"jawabnya santai, aku mengangguk
"Itu tidak bisa Sakti, aku ini kekasihmu! Bagaimana mungkin dia berani mendekatimu? Siapa dia yang berani menggodamu!!!"
Teriakan melengking memenuhi kabin ini. Aku tersentak kaget melihat pertengkaran tersebut dan ketika mendengar nama Sakti disebut.
Siapa lagi kalau bukan Ayse."Sudahlah Ai.. Jangan memperkeruh suasana! Dan untuk apa kita kesini? Ayo kembali"ajak Sakti namun Ayse menepis tangannya
"Ku peringatkan kepada kalian sekali lagi, Aku, Ayse Arliana. Aku kekasih Sakti Putra Azarik. Aku peringatkan kepada kalian untuk menjauhi kekasihku dan jangan sesekali mencoba mendekatinya, apalagi sampai bermimpi mendapatkannya! Kalian mengerti?"teriaknya sambil menunjuk kami satu persatu. Aku tertegun melihat aksi nekadnya, begitupula penghuni maskapai ini. Kak Sakti hanya diam bak patung melihat aksi kekasih nya itu.
Entah kenapa ketika menyebut Kak Ayse sebagai kekasih kakak ku, hatiku berdenyut seketika."Sudah cukup Ayse, ayo kembali!"kak Sakti menarik tangannya lalu meninggalkan kami.
Aku menatap Zee sendu."Ada apa?"tanya Zee melihat perubahan raut wajahku
"Apakah kejadian ini sering terjadi?"tanyaku
"Tidak terlalu, hanya ketika ada orang yang mencoba mendekati Captain saja. Kak Ayse memang orang yang pencemburu dan juga over protective. Aku jadi kasihan kepada Captain yang selalu diinterogasi kemanapun dia pergi. Jika aku yang menjadi kekasih Captain, maka aku akan memperlakukannya sebaik mungkin dan membuatnnya nyaman."cerocos Zee panjang lebar.
Aku tersentak mendengar penuturan terakhinya. Jika aku kekasih Captain?
Jadi apakah dia juga berharap menjadi kekasih kakakku?"Apakah kau menyukai Captain?"tanyaku ragu. Aku tahu bahwa tidak wajar aku menanyakan hal ini karena kami baru saja berkenalan. Namun entah kenapa rasanya ada yang menarikku untuk menanyakannya. Wajah Zee berubah menjadi datar seketika. Aku mengerutkan keningku.
"Dahulunya, sekarang tidak."jawabnya lesu.
Lagi lagi denyutan itu menghampiriku. Denyutan yang menghantam pas relung hatiku."Ke.. Kenapa?"tanyaku sedikit gugup
"Seperti yang dikatakan kekasihnya, Karena aku tak pernah bermimpi untuk mendapatkannya. Dia terlalu susah dijangkau, jadi untuk apa aku mengharapkan hal yang tak pasti"jelasnya enteng. Aku mengerutkan keningku. Jadi disini banyak yang menyukai kakakku? Jadi artinya banyak yang akan menjadi sa... ahh! Apa yang aku pikirkan? Aku menggelengkan kepala ku tak setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Main Hati
RomanceSakti Putra Greedy. Seorang pilot yang menyukai sepak bola, Diusianya yang ke-27 tahun harus menikah dengan Areyna Khanza Aurynamorra, gadis cantik berusia 21 tahun, seorang pramugari yang menyukai hujan, yang tak lain dan tak bukan adalah adiknya s...