Part 27

7.3K 384 20
                                    

"Good morning Papa, Good morning mama, Good morning Affa.."teriakan nyaring dari Rhalin memecah keheningan ruang makan itu kala yang ada disana hanyalah Sakti, Khanza, dan Raffa saja

"Morning too, Princess"balas Khanza dan Sakti serempak sementara Raffa hanya tersenyum manis melihat saudari nya itu

"Hihihi Mama sama Papa kompakan. Ayin suka deh"Rhalin menarik kursinya dan mulai duduk disebelah Raffa

"Ayin, sekarang makan ya. Nanti terlambat"Khanza memotong celotehan Rhalin

"OK Mama"ucapnya girang

Setelah menghabiskan sarapan, masing-masing dari mereka meninggalkan ruang makan dan mempersiapkan kegiatan mereka. Rhalin dan Raffa menyandang tas mereka sementara Khanza merapikan dandanannya sebelum menemui kedua anaknya.

"Rhalin, Raffa, come on, kita sudah terlambat sayang"Khanza memanggil anak-anaknya dan meraih kunci mobilnya.

"Loh? Bukannya kita pergi sama Papa, Ma?"Rhalin mendekati sang ayah

"Rhalin, Kita berangkat sama mama aja ya? Mungkin Papa Rhalin lagi banyak kerjaan"bujuk Khanza

"Tentu saja tidak. Hari ini Papa ga ada pekerjaan apapun"sergah Sakti yang membuat Khanza menghela napas pasrah

"Yeeeyyyy!! Ayo Mama, kita akan berangkat bersama. Sudah lama Ayin pengin pergi bareng-bareng sama Papa, Mama dan Affa"sorak Rhalin penuh semangat

"Baiklah, apapun untuk Princess"pasrah Khanza sambil menyandang tas nya

"Aku tidak ingin pergi bersama kalian!"

Suara lelaki kecil membuat suasana menjadi hening

"Raffa? Apa maksudmu nak?"tanya Sakti

"AKU. TIDAK. INGIN. PERGI. BERSAMA. KALIAN!"ulangnya penuh penegasan sembari meninggalkan orangtua dan saudarinya itu

"Raffa! Mau kemana kamu hei!"teriak Sakti

"Jangan pernah berteriak kepada anakku!"

Sebuah suara lainnya mengagetkan semua orang

"DADDY!!"
Rhalin berlari dan mengejar orang yang dipanggilnya Daddy itu

"I miss u so much, Dad!"Rhalin mencium kedua pipinya ketika orang itu berhasil menangkapnya

"I miss u so much too, my Baby Girl!"

"Daddy kemana saja? Kenapa tidak pernah menelpon Ayin?"rajuknya

"Maafkan Daddy, Princess. Tapi Daddy sibuk belakangan ini"

"Wait Daddy. Ayin ingin mengenalkan Daddy dengan seseorang yang sudah lama Ayin tunggu"Rhalin menyeret orang itu ke tempat Sakti dan Khanza berada

"Daddy, ini Papa Ayin. Papa udah pulang loh Dad. Dan papa janji tidak akan pergi lagi"jelas Rhalin

"Dan Papa, Ini Daddy. Daddy yang selalu menemani Ayin, Affa, dan Mama kalau lagi sedih. Daddy paling hebat"ucap Rhalin penuh rasa sayang

"Papaaa, Daddy, ayo salaman. Kata Bu Guru kalau kenalan harus salaman"teriak Rhalin yang membuat orang itu mengulurkan tangannya secara berwibawa dan Sakti terpaksa menerima uluran tangannya

"Revaldy Bama DezaPutra. Daddy Rhalin dan Raffa"ucap orang itu yang tak lain adalah Bama

Darah Sakti mendidih tatkala Bama mengatakan dengan bangga bahwa dia adalah Daddy dari Rhalin dan Raffa.
Tapi Sakti tak ingin membalasnya. Dia hanya dia mendengar sindiran terang-terangan dari Bama.

"Sakti Agnastan Greedy!"jawabnya singkat dan tegas sembari melepaskan tangannya kasar

"Rhalin sayang, Ayo kita berangkat. Ini sudah terlambat"ucap Bama

"Maaf Daddy, tapi hari ini Ayin janji pergi sama Papa. Bagaimana kalau pulang sekolah nanti Daddy yang jemput Ayin?"tanya Rhalin polos yang menyebabkan perang emosi didalam hati kedua pria ini

"Baiklah, nanti pulang sekolah Daddy menjemput kalian. Kalau begitu Daddy pergi dulu. See you again My Girl. Love you"Sakti mencium kening Rhalin lalu meninggalkan rumah itu

"Tunggu Daddy, Aku ingin pergi bersama Daddy"

Seorang anak laki-laki dengan ransel dipunggungnya berlari mengejar Bama

"Tapi Raffa, hari ini kan kalian diantar oleh Papa Sakti. Nanti Daddy yang akan menjemput ketika pulang"jelas Bama

Khanza yang melihat perkutatan orang-orang terdekatnya hanya mampu diam dan tidak bergerak sedikitpun. Bagaikan patung yang hidup di dunia nyata.

"Tapi aku ingin pergi bersama Daddy, atau aku tidak akan sekolah hari ini"tentang Raffa

"Raffa, hari ini Papa yang akan mengantar kalian. Sama seperti kemarin, Papa juga yang akan menjemput kalian dan tanpa penolakan!"tegas Sakti

"Tapi Aku tidak ingin pergi denganmu, Tuan Sakti. Kau tidak berhak mengatur apalagi memerintahku. Kau pikir siapa dirimu. Kau hanyalah orang baru yang datang dan ingin merebut semua duniaku. Aku tidak menyukaimu!"bentaknya

"Raffa, kau masih sangat kecil dan sudah berani berkata seperti itu. Aku ini ayahmu! Siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu?"

"Kau tidak perlu tau siapa yang mengajariku. Apa pedulimu? Kenapa kau harus datang ke hidup ku?"pekiknya

"Aku tidak ingin berbicara apapun denganmu!"lanjutnya lalu menarik Bama meninggalkan ruangan itu

Khanza, Sakti, dan Rhalin hanya dapat diam sambil menatap kepergian Raffa bersama Bama.
Hati Raffa sangat keras. Tak tersentuh dan seperti es beku yang sulit dicairkan. Sama seperti Sakti.

"Papa, jangan sedih. Affa cuma lagi kesal kok. Ayo kita pergi Pa, Ma"Rhalin mencoba memecah keheningan

"Papa ga papa kok. Ayo kita berangkat"jawab sambil memaksakan sebuah senyuman

"Ayo Mama?"ajak Rhalin

"Kalian duluan saja. Mama masih ada keperluan di kamar. Nanti Mama akan memesan taksi. Take care, sweetheart. Have a nice day"ucap Khanza cepat lalu meninggalkan Sakti dan Rhalin sambil menyeka air matanya.

"Ayo sayang.."Sakti menggendong Rhalin menuju mobil lalu meninggalkan rumah itu

Bersambung..

Maap yaww baru update. Soalnya kemarin ada satu dan dua hal hihiw.
Agak lupa sih dengan alur cerita ini. Tapi coba membangun alur dengan stok imajinasi yang ada. Semoga kesannya ga terlalu maksain yah guys wkwk.

Vomment jangan lupa.
-Love Reader(s)

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang