*
Aku membanting pintu kamarku dan menguncinya. Aku duduk dipojokan kamar sambil menangis kembali.
Aku tak menyangka jika ayah akan melakukan hal seperti itu. Apa maksudnya dengan menikahkan aku dengan kakak? Aku ini anaknya tapi kenapa dia tega melakukan hal ini kepadaku?Aku menghapus setiap butir air mataku yang terjatuh, rasanya lebih sakit daripada ayah mengatakan bahwa aku bukan anak kandungnya.
Aku ini anak mereka, tapi kenapa dia menyuruhku menikah dengan anak kandungnya?-
Author POV.
"Kenapa kau mengatakannya sekarang, Erik? Kau tahu hal ini sangat berat untuk Khanza dan kau menyuruhnya menikah, dengan kakak nya sendiri!"Kyeza menggerutu diruangan keluarga sambil menatap Erik tajam
"Khanza itu anakku. Aku sangat menyayangi nya. Aku melakukan hal ini karena aku tidak ingin kehilangannya. Aku tidak bisa jika harus kehilangan dirinya. Kau tahu, keluarga Ammour sudah mengetahui bahwa Fahrezi mempunyai seorang putri dan mereka pasti akan mencarinya. Jika mereka menemukan Khanza, maka aku yakin mereka akan mengambil Khanza dari kita. Hanya ini cara satu satunya untuk aku mempertahankan anakku!"ucap Erik tegas
"Tapi kita bisa menunggu sampai Khanza tenang.."balas Kyeza. Erik menggeleng tegas
"Jika kita bisa melakukannya dengan cepat, Kenapa harus menunggu? Lebih cepat lebih baik!"Erik menegaskan kembali. Kyeza hanya menatap iba kearah Erik namun dihiraukan oleh Erik.
"Sebegitu pentingnya 'kah Khanza untuk ayah sampai-sampai ayah mengorbankan aku?"Sakti angkat bicara. Erik menatap putranya tajam
"Apa maksudmu?"Erik mengerutkan keningnya
"Sepenting apakah Khanza untuk ayah? Bahkan ayah mengambil keputusan tanpa bertanya kepadaku dulu. Ayah tidak tahu 'kan apakah aku setuju atau tidak? Ayah tidak pernah mengerti aku!"Emosi Sakti meluap saat matanya tak sengaja melirik daun pintu kamar Khanza.
"Jaga ucapanmu Sakti!"Tegas Erik
"Ayah hanya mementingkan apa yang menurut ayah baik tanpa peduli perasaan kami. Sudah sekian lama ayah selalu mengambil keputusan tanpa meminta pendapat. Ayah terlalu otoriter disini! Aku bukan anak kecil yang bisa ayah kelabui dengan iming-iming mainan baru. Aku ini anak ayah, ANAK KANDUNG AYAH! Bukan dia!"teriak Sakti meluapkan amarahnya.
Mata Erik menggelap. Tangannya terkepal menahan emosiPLAK!!
"Anak kurang ajar!!"Satu tamparan keras mendarat dipipi kanan Sakti. Sakti memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan sang ayah.
Kyeza hanya menahan diri melihat apa yang dilakukan ayah dan anak itu. Sakti memang benar, tapi dia tidak berhak berkata seperti itu kepada ayahnya"Kau anak ayah, Khanza juga anak ayah. Kalian berdua ayah besarkan dengan susah payah, ayah bimbing dan ayah sayangi kalian berdua. Menurutmu mungkin ayah tidak adil, tapi kau tak tahu apa yang ayah pendam dalam hati. Ayah menyayangimu lebih dari apapun, begitu juga Khanza. Ayah tidak pernah membeda-bedakan kalian. Tapi disini Khanza adalah anak perempuan ayah, dia harus ayah istimewakan karena dia seorang gadis. Tak seperti dirimu, kau itu seorang lelaki. Kau akan memimpin keluarga nanti. Kau harus bijaksana dan mandiri. Jika ayah memanjakan mu, maka kau akan bergantung kepada ayah. Ayah bertindak bukan berarti ayah tak peduli, tapi karena ayah sangat peduli. Ayah tak ingin kau merasakan disakiti nantinya!"jelas ayahnya. Sakti hanya tertegun mendengar penuturan sang ayah. Dia sadar dia memang sudah kelewatan, namun salahkan dia egois tentang apa yang harus menjadi miliknya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Main Hati
RomanceSakti Putra Greedy. Seorang pilot yang menyukai sepak bola, Diusianya yang ke-27 tahun harus menikah dengan Areyna Khanza Aurynamorra, gadis cantik berusia 21 tahun, seorang pramugari yang menyukai hujan, yang tak lain dan tak bukan adalah adiknya s...