Part 29

4.2K 224 10
                                    

"Khanza, ku mohon padamu. Apakah memang tidak ada lagi sedikit kesempatan Ku untuk memperbaiki segalanya? Apakah ada yang menggantikan posisiku di hidupmu? Apakah Bama berhasil membuatmu jatuh cinta pada nya? Apakah secepat itu kau melupakan cintamu padaku sedangkan aku sudah berpuluh tahun pun masih sangat mencintaimu. Berikan aku kesempatan Khanza"mohonnya sementara Khanza diam saja. Wanita itu sama sekali tidak meresponnya.

Sakti masih menunggu Khanza yang bungkam untuk beberapa saat sampai akhirnya dia memutuskan untuk membiarkan Khanza menenangkan dirinya dahulu.

"Baiklah kalau begitu. Ku harap kau memikirkan permintaanku. Aku tidak akan mengecewakan mu lagi. Aku mencintaimu Khanza. Aku pergi dulu. Tenangkan dirimu dan berbereslah. Sebentar lagi anak-anak akan pulang"ucap Sakti menatap Khanza dalam lalu berbalik menuju pintu

"Buat Raffa mencintaimu seperti Rhalin yang tidak mau kehilanganmu. Dan buktikan bahwa Kau menyayangi anak-anakku. Jika Kau berhasil melakukannya, aku akan mencoba menerimamu demi mereka. Aku memberimu waktu 15 hari. Dan satu lagi, jangan pernah bermimpi aku akan mencintaimu!"

*

"Kalau itu yang kau inginkan, maka aku sanggup. Aku tak akan menyerah dan aku akan membuktikan bahwa aku bersungguh-sungguh mencintaimu dan anak-anak. Aku tidak akan menyerah Khanza"Jawab Sakti tegas

"Aku tidak butuh omong kosong mu. Buktikan jika kau merasa pantas!"Tukas Khanza lalu meninggalkan Sakti sendirian

"Jika kau sudah selesai, silahkan tinggalkan rumahku"sambung Khanza sebelum benar-benar menghilang dibalik pintu kamarnya

*

Malam itu setelah Sakti kembali dari rumah Khanza, Ia benar-benar berpikir keras bagaimana cara meluluhkan hati Raffa yang notaben nya memiliki sifat yang sangat serupa dengan dirinya. Raffa tidak akan mudah dibujuk apalagi hanya dengan sekedar mainan. Dan oh ayolah, pasti Bama sialan itu selalu membelikannya mainan baru dan mahal -mengingat Bama juga mencintai Khanza-

Sakti mengacak rambutnya frustasi. Hal seperti ini bahkan lebih sulit dari sekedar mengembalikan kondisi perusahaan bangkrut. Hal ini bahkan jauh lebih membuat saraf-sarafnya putus. Tapi Sakti tidak akan menyerah. Ia bertekad akan membuat Raffa menerimanya. Menerima Sakti dari hatinya yang paling dalam.

Sakti kembali ke kamarnya dan mencoba beristirahat sejenak. Ia berencana besok akan kembali ke rumah Khanza dan menjemput kedua anaknya ke sekolah.

*

Pagi ini Khanza sedang menyantap sarapannya bersama kedua anaknya. Khanza selalu bangun lebih awal untuk memasakkan makanan untuk anak-anaknya karena Rhalin dan Raffa memang lebih suka masakan Khanza daripada masakan instan restoran. Terkadang Bama juga sesekali sarapan bersama ketiga orang ini jika Ia terdesak dan tidak sempat memasak.

Tiba-tiba saja acara sarapan Khanza terganggu ketika seseorang masuk dengan santainya ke ruang makan dan langsung memeluk Rhalin.

"Kau!! Apa yang kau lakukan!!! Bagaimana Kau bisa sampai disini?"Pekik Khanza tak terima sementara Raffa mendelik tajam kearah orang itu

"Good morning My Princess? tidur nyenyak semalam?"Sapanya pada Rhalin mengabaikan Khanza tadi

"Good Morning too, Papa. Tidur Ayin nyenyak karena Affa semalam cerita Princess ke Ayin yeee.."ucap Rhalin riang

"Wow bagus kalau begitu. Bagaimana denganmu Raffa? Apa kau—"ucapan Sakti terpotong

"—Aku baik"balas Raffa ketus

"Syukurlah, apa aku mengganggu?"tanya Sakti lagi

"Tentu saja tidak Papa. Harusnya tadi malam papa tidur disini, kenapa papa pergi?"tanya Rhalin sedih

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang