Part 28

12.3K 487 106
                                    

Raffa dan Bama sudah pergi mendahului Keluarga Sakti. Raffa diam dimobil penumpang seperti biasanya. Sama hal nya dengan Raffa, Bama sedikitpun tidak angkat bicara.

Bama menoleh kearah Raffa dan menarik napas pendek. Dia harus mengatakan sesuatu untuk memecah kesunyian ini. Biasanua tawa dan canda Rhalin yang mengisi perjalan ke sekolah setiap harinya. Tapi pagi ini Rhalin lebih memilih pergi bersama ayah kandungnya yang sedikit membuat hati Bama perih.

"Raffa, ada apa?"tanyanya. Raffa menoleh ke arah Bama sebentar lalu kembali menatap jalan

"Aku tidak apa-apa, Dad. Memangnya kenapa?"balasnya seperti tak terjadi apapun

"Kenapa dari tadi diam saja?"

"Tidak kenapa-kenapa. Apakah ada yang aneh?"tanyanya datar

"Tentu saja tidak"jawab Bama putus asa. Tak mudah mengatur emosi Raffa. Dia selalu ingin memendam sesuatu sendiri.

'Sama seperti ayahnya'

Batin Bama menyetujui hal itu tapi otaknya berontak. Selama ini dialah yang menjadi ayah bagi Rhalin dan Raffa. Dan kedatangan Sakti tak akan menggantikan posisinya semudah itu. Dia terlalu menyayangi kedua saudara kembar itu, sampai-sampai kepada ayah kandung mereka pun Ia tak ingin melepaskannya.

"Apakah aku kurang ajar, Dad?"Raffa buka suara. Bama menoleh mendapat pertanyaan seperti itu

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja tidak, Boy. Kau adalah bocah terbaik yang pernah Daddy kenal. Jangan berkata seperti itu. Kau anak yang pintar"jawab Bama jujur.

Raffa bukanlah anak nakal yang suka berkata kasar tanpa sebab seperti anak lainnya. Di usia nya yang masih kecil ini pun dia sudah mampu berpikir realistis seperti orang dewasa kebanyakan. Dan berbicara seperti tadi pagi, tentu saja membuat semua orang terkejut.

"Aku hanya tidak suka pria itu ada disini"ucapnya dingin

"Siapa yang kau maksudkan?"

"Ku rasa Kau sangat mengerti apa yang aku katakan, Daddy!"ketus Raffa

"Kenapa kau tidak menyukainya?"

"Jika kau jadi Aku, maka Kau akan melakukan hal yang sama seperti Ku. Dulu dia pergi entah kemana, aku yakin dia tidak bekerja seperti yang Mama katakan. Semua ayah temanku juga bekerja. Mereka juga keluar kota bahkan keluar negeri. Tapi tidak ada yang pergi selama hampir 5 tahun. Lalu sekarang dia datang dan ingin menjadi bagian dari kami? Ingin masuk ke hidup kami? Apakah semudah itu?"Raffa mengeluarkan semua isi hatinya

"Mungkin Daddy menganggap aku terlalu kecil untuk mengatakan ini semua, tapi Daddy juga harus tau, aku pun masih kecil untuk menerima ini semua. Rhalin memang lah kakak ku. Tapi dia tidak mengerti apapun yang terjadi. Bagaimana kesedihan Mama, kerepotan Mama mengasuh kami berdua, dia hanya seorang gadis kecil. Dan melihat kedatangan orang yang dipanggilnya Papa itu, tentu saja dia akan merasa sangat bahagia"lanjutnya

"Aku mohon kepada Daddy, aku masih anak kecil. Aku tidak akan mampu melakukan apapun. Hanya Daddy yang bisa membantuku"pintanya

"Tentu saja Boy! Apa yang bisa Daddy lakukan untukmu?"tanya Bama serius

"Jauhkan dia dari kehidupan kami"

*

Khanza menatap kepergian Raffa dan Bama yang disusul Rhalin dan Sakti.
Sebenarnya tadi Rhalin sudah mengajaknya untuk pergi bersama, tapi Khanza menolak dengan alasan dia masih ada keperluan.
Khanza sangat tidak bisa menerima keadaan yang terjadi di dalam keluarganya. Kedatangan Sakti menimbulkan perbedaan besar antara kedua anaknya, dan Khanza tidak tahu bagaimana cara mengatasinya.

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang