Part 9 - Aku (selalu) Sakit

11.6K 455 63
                                    


"Namaku Revaldy. Siapa namamu?"tanyanya mengulurkan tangannya

"Khanza Aurynamorra"sahutku menjabat uluran tangannya

"Well, nona..."ucapannya terpotong

"Khanza"sahutku

"Nona Khanza, kau bisa memanggilku Bama. Jangan terlalu formal"ucap pria yang bernama Bama tersebut

"Ya Bama. Salam kenal"ucapku sambil tersenyum

"Semoga kita bisa menjadi teman baik"ucapnya. Aku hanya mengangguk

"Oh iya aku harus pergi.. Ini kartu namaku. Kau harus menghubungiku nantinya. Sampai jumpa"Bama meninggalkanku setelah memberikan kartu namanya. Aku menyimpannya dalam tas ku karena tak ingin kak Sakti tahu lalu kami akan bertengkar lagi.
Setelah ku rasa cukup lama disini, aku kembali ke tempat kak Sakti.
Namun sebelumnya aku mampir ke toilet sebentar untuk mencuci muka.

Sampai aku di toilet aku melihat seorang pria tengah mencumbui wanita muda yang sepertinya ku kenal siapa.
Aku menatap mereka lama lalu sang wanita menoleh ke arahku dan melepaskan pagutan mereka

"Oh hai Khanza.. Kau disini juga?"sapanya

"Ay.. Ayse?"tanyaku

"Ya, ini aku"ucap wanita yang ternyata Ayse dan pria yang mencumbuinya berbalik badan. Aku kaget melihat sang pria

"Untuk apa kau kesini?"tanya sang pria tajam kepadaku

"Kak Sakti?"ucapku lirih. Ternyata suamiku disini, bercumbu mesra dengan kekasihnya disaat perasaanku berkecamuk telah mengkhianatinya karena perkenalanku dengan Bama barusan. Aku menghapus air mataku dan bersiap meninggalkan mereka disini.

"Berhenti disitu! Jangan berlagak seolah-olah ini hal yang baru untukmu. Jangan bersikap berlebihan"perintah kak Sakti. Aku menghentikan langkahku dan menatapnya lagi

"Kita pulang! Sayang, aku kembali dulu. Besok kita bertemu lagi"ucapnya kepada Ayse dan melumat bibir wanita itu sebentar. Aku memalingkan muka melihat kejadian menjijikkan itu

"Ayo!"

*

"Sudahlah! Jangan terlalu membesar-besarkan"ucapnya datar

"Membesar-besarkan katamu? Kau bilang aku membesar-besarkan disaat suamiku mencumbu wanita lain? Apakah itu tergolong membesar-besarkan?"tanyaku emosi

"Lalu bagaimana denganmu yang seenaknya berkenalan dengan pria kaya pengusaha Deza corp. Itu? Tidakkah kau tahu betapa malunya aku ketika mendengar pertanyaan dari petinggi-petinggi perusahaan?"tanyanya

"Aku hanya berkenalan karena tak sengaja bertemu dengannya!"jelasku

"Sudahlah aku tak peduli. Itu juga bukan urusanku. Lagian kita sudah membuat perjanjian bahwa kita tak saling terikat diluar sana. Sudahlah"jawabnya meninggalkanku ke kamar



*

Aku terbangun saat deringan ponsel memekakkan telingaku.
Aku menatap ponsel dan melihat nomor tak dikenal memanggilku. Aku mengabaikan panggilan itu. Mungkin hanya orang iseng. Aku meletakkan kembali ponsel. Tak beberapa lama kemudian aku mendengar ponsel kembali berdering, begitu terus selanjutnya. Akhirnya aku menjawab panggilan itu.

"Hallo.."

"Hai, kau masing mengingatku?"

"Siapa?"

"Aku Bama.. Bisa bertemu?"

"Bama? Kapan?"

"Siang ini, nanti aku kirimkan alamatnya"

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang