Part 15

9.6K 462 39
                                    

*

Aku memasuki rumah setelah mendapatkan pesananku. Setelah menyajikan bubur di dalam mangkuk, aku langsung duduk di depan televisi sambil terus memakan bubur tersebut.

Tak butuh waktu lama, bubur tersebut sudah lenyap dari mangkuk itu. Aku bangkit dan bergerak memasuki dapur.

Tiba-tiba...

BRUK!!!

AWHHHH..!!

"Ashhhh Sak..Sakhitt..."

Aku menjerit tertahan. Bagaimana bisa aku sampai terjatuh. Demi Tuhan ini sungguh sakit. Kurasakan paha ku basah. Aku mencoba bangkit dan berdiri. Dan tiba-tiba ku lihat darah merembes di kaki ku. Astaga!! Ada apa ini.

Kepala ku terasa sangat pusing sekali. Tidak!! Tidak!! Aku harus kuat!! Aku harus bangkit demi anakku. Aku kembali mencoba berdiri namun hasilnya sia sia.
Ku rogoh saku celana ku dan segera mengambil ponsel ku lalu mencoba menghubungi Bama.

Beberapa detik, namun tidak di angkat. Aku mencoba lagi.. Beberapa detik, dan kembali tidak di respon

Sial!! Dimana dia..

Ku rasakan kepalaku pusing sekali. Dan tiba-tiba semua gelap. Tuhan, tolong jangan katakan ini hari terakhir ku.

*

Aku membuka mata. Semua tampak buram. Aku kembali memejamkan mata. Namun sangat tidak betah rasanya. Aku kembali membuka mata. Sedikit lebih baik. Aku melihat sekitar ku, sepi. Tiba-tiba aku tersadar akan sesuatu hal. Dimana aku? Bagaimana aku? Apakah aku masih hidup? Dan bagaimana anakku?

Aku meraba perut ku. Kenapa terasa datar. Aku berteriak histeris. Tiba-tiba seseorang membuka pintu dengan cepat

"Khanza.. Khanza ada apa?" seorang pria menghampiri ku. Dia Bama.

"Bama apa yang terjadi. Dimana anakku? Ada apa Bama? Cepat jawab!!"pekikku sambil menarik kemejanya

"Baiklah Khanza, tenanglah dulu. Semua baik baik saja"ucap Bama

"Apa nya yang baik baik saja. Aku terjatuh dirumah, perutku berdarah dan aku mencoba menghubungimu dan sialnya kau mengabaikan panggilanku. Sekarang dimana anakku Bama? Jika sesuatu terjadi pada anakku, aku akan membunuhmu!"ancamku. Dia sama sekali tak gentar dengan ucapanku bahkan dia tersenyum kepadaku.

"Kau terlalu berlebihan. Sudah ku katakan. Semuanya bai kn baik saja, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dan ku yakinkan satu hal, kau tak akan membunuhku karena akulah yang menyelamatkan dirimu dan anakmu"ucapnya bangga

"Apa maksudmu?"tanyaku

"Aku akan memberitahu setelah kau memberikan aku satu ciuman disini."tunjuknya pada pipi nya.

"Bama ku mohon. Aku sedang tidak ingin bercanda. Cepat katakan atau aku akan benar benar mencekik mu!"pekikku

"Baiklah baiklah.. Semua baik baik saja Khanza. Semuanya baik baik saja. Dia, ehm maksud ku mereka baik baik saja. Mereka sangat lucu. Aku suka"jelas Bama.

Aku mengerutkan keningku "Mereka?" tanyaku

"Ya mereka! Jadi kau belum tahu? Oh astaga Khanza Demi Tuhan jangan katakan padaku jika kau tidak pernah melakukan USG janinmu!"pekiknya. Aku hanya tersenyum kecut.

"Sungguh aku sangat lega mendengarnya Bama. Aku sangat senang sekali. Bisakah aku bertemu dengan mereka?"tanyaku

"Tentu saja bisa. Kita akan menemui mereka sebentar lagi. Sekarang istirahatlah dahulu"ucapnya. Aku hanya tersenyum dan mencoba memejamkan mata.

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang