"KHANZA"
Aku membalikkan badan saat ku rasakan seseorang memanggil namaku dan menyentuh pundakku.
"Nenek?"
Tidak. Itu bukan aku yang berbicara.
"Nenek bagaimana nenek bisa sampai disini? Dan untuk apa nenek kemari?"
"Tadi nenek ada janji menemui seseorang dan nenek melihat kalian ada disini. Kenapa kau bisa bersama Khanza, Bama?"
"Dia adalah temanku, nek. Yang sering aku ceritakan kepada nenek"
"Nenek?"
Kali ini aku menatap wanita itu. Wanita yang beberapa hari lalu bertemu denganku dikedai bubur."Kau masih mengingatku rupanya, sayang"ucapnya membelai rambutku.
Refleks aku langsung memeluknya. Entah kenapa rasanya sangat nyaman berada dipelukan wanita ini."Tentu saja aku mengingat nenek. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan orang sebaik nenek"jawabku
"Sudahlah. Apa kabarmu? Bukankah kemarin kau sedang mengandung? Apakah kau sudah melahirkan?"tanya nya. Aku mengangguk mengiyakan.
"Benar nek. Aku baru melahirkan 3 hari ini"jawabku
"Lalu bagaimana kau bisa berada disini? Pasti Bama yang membawa mu kesini, bukan? Tadi dia mengatakan bahwa dia ingin bertemu dengan seseorang dan aku benar-benar tidak menyangka bahwa itu dirimu, sayang"jelas nenek
"Jadi? Bama adalah cucu nenek?"tanyaku memastikan
"Ya, benar. Bama adalah cucu ku. Cucuku yang paling nakal!"jelasnya. Aku hanya terkekeh mendengarnya
"Ah sudahlah nek. Lebih baik nenek pulang. Bukankah tadi nenek bilang kalau tante akan kembali hari ini? Jadi sekarang lebih baik nenek pulang. Ayo aku antar nenek ke mobil"Bama menarik tangan neneknya itu ke mobil
"Hei tunggu, masih banyak yang ingin ku katakan"kata nenek dari kejauhan
"Kau bisa bercerita di lain waktu nek. Tapi tidak sekarang"Bama benar-benar membawa nenek ke mobil. Aku dan Zee hanya tertawa melihatnya.
*
Setelah Bama kembali dan kami berbicara cukup lama, akhirnya kami mengakhiri pertemuan kami. Saat ini aku dan Zee tengah berjalan di atas trotoar meskipun tadi Bama sudah sangat memaksa untuk mengantarkan kami. Namun aku dan Zee menolaknya karena masih ada beberapa barang yang harus kami cari dan juga apartemen Zee berada tak jauh dari sini.
"Khanza, apa kau tidak lelah? Kau baru saja melahirkan dan sekarang kau harus bergerak banyak"
Zee menatapku khawatir"Oh ayolah Zee, aku hanya melahirkan. Bukan baru terbangun dari kematian. Ku rasa kau terlalu berlebihan"jawabku sambil tersenyum geli
"Apa yang kau katakan. Seandainya benar kau baru terbangun dari kematian, aku bersumpah aku tak akan mau menemanimu sekarang!"geramnya. Aku hanya terkikik mendengarnya
"Lalu setelah ini kita akan kemana? Semuanya sudah lengkap bukan?"tanyaku sambil mengangkat kantong belanjaan kami. Sebenarnya tak terlalu banyak. Hanya makanan ringan dan beberapa minuman kaleng serta popok untuk Rhalin dan Raffa
"Benar. Lebih baik sekarang kita kembali sebelum Raffa menangis karena merindukan tante cantiknya ini"ucapnya sambil sedikit mengibaskan rambut panjangnya itu
"Kau terlalu percaya diri, Zeyaca"desisku dan kami kembali melanjutkan perjalanan.
Kami berjalan sambil berbincang ringan dan sesekali tertawa.
Namun tiba-tiba ku rasakan tanganku ditarik dari belakang. Tubuhku terasa berputar dan belanjaan yang tadi ku pegang terjatuh kebawah.
Badanku sedikit limbung sehingga aku menabrak seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Main Hati
RomanceSakti Putra Greedy. Seorang pilot yang menyukai sepak bola, Diusianya yang ke-27 tahun harus menikah dengan Areyna Khanza Aurynamorra, gadis cantik berusia 21 tahun, seorang pramugari yang menyukai hujan, yang tak lain dan tak bukan adalah adiknya s...