Part 24

8.1K 410 25
                                    

-

"Aku tidak akan mengganggumu, tapi katakan satu hal.."

"..Dimana anak-anakku.."


PLAK

Sebuah tamparan keras mendarat sempurna di wajah pria yang ada di depan Khanza itu. Sakti Putra Greedy. Pemimpin perushaan ANCA Company. Pria yang selama 4 tahun ini menghilang bak ditelan bumi lalu tiba-tiba menampilkan dirinya tanpa berdosa.

"Anak-anak? Kau bilang anak-anak? Maaf ku ingatkan satu hal lagi, KAU. TIDAK. MEMILIKI. HUBUNGAN. APAPUN. DENGAN. ANAK-ANAKKU."Khanza menekankan setiap kalimat yang diucapkannya. Sementara Sakti hanya tertegun mendengar ucapan -mantan- istrinya itu.
Sakti mundur beberapa langkah dari Khanza, memberi ruang antara mereka. Pria itu masih terdiam seperti seluruh kata yang tadi bercokol dikepalanya hilang entah kemana.

1 detik..

2 detik..

3 detik..


"Maaf.."

Entah darimana datangnya kalimat itu, Sakti benar-benar tidak sadar. Bibirnya secara spontar berkata demikian.

"Maafkan aku. Aku benar-benar menyesali semuanya. Jika waktu bisa diputar kembali, Aku lebih memilih mati daripada harus kehilangan mereka. Maafkan aku.."ucapnya penuh sesal. Khanza tidak menggubris ucapan Sakti. Ia tidak akan terjebak dalam tipu muslihat pria itu lagi.

"Untuk apa Kau datang kemari? Apa tujuanmu sebenarnya? Jangan harap dengan drama sedihmu itu aku akan membiarkan Kau menemui anak-anakku. Jangan pernah bermimpi meski kau bersujud dibawah kaki ku!"tegas Khanza yang masih dikuasai emosi

"Aku tahu aku salah. Aku sangat bersalah karena telah menyakitimu--"

"Bukan masalah yang besar bagiku jika kau menyakitiku, tapi Aku tidak akan pernah lupa kau menolak anakku dengan sadar. Aku tidak akan pernah melupakannya"Khanza memotong ucapan Sakti

"Khanza aku mohon jangan mempersulit keadaan.. Aku hanya ingin bertemu dengan anak-anakku walaupun hanya sebentar. Khanza mereka juga darah dagingku. Aku mohon"

Khanza tetap diam.

"Kau tahu, aku sudah mencoba menepati janjiku padamu dulu. Aku tidak akan mengganggumu lagi. Kau tau bahkan aku mengambil perjalanan bisnis luar negeri agar kau bisa tenang tanpa gangguanku. Tapi kau juga harus tau, dalam 4 tahun terakhir ini, tak sekalipun bayangan mu luput dari pikiranku. Aku tidak bisa jauh dari kalian, Khanza. Aku sudah mencoba segala hal tapi hasilnya tetap sia-sia.. Aku ingin bersama anak-anakku.." 

Ya, itu benar. Sakti sudah berusaha sekuat tenaga menghilangkan Khanza dari benaknya, tapi semua sia-sia. Seakan Tuhan tidak menghargai usahanya. Dan akhirnya Sakti menyerah. Dia benar-benar tidak bisa jauh dari anak-anaknya. Memang dia bersalah, dia melakukan kesalahan yang besar kepada Khanza. Namun salahkah dia jika ingin memperbaiki segalanya?

"Kau tahu selama kepergianmu hidupku sudah damai. Aku bahagia disini bersama anak-anakku. Dan mereka sama sekali tidak membutuhkanmu. Mereka tidak mengenalmu. Percuma saja kalau Kau ingin bertemu dengan mereka. Tak sekalipun mereka mengingatmu. Jadi buang saja harapanmu jauh-jauh. Anak-anakku tidak mengharapkanmu"Khanza berbicara tegas. Baru kali ini Khanza melafalkan kebohongan besar secara lancar. Khanza menatap sorot terkejut dari mata Sakti namun pria itu mencoba menguasai emosinya kembali

"Jangan coba-coba menipu ku Khanza Greedy. Kau pikir kau bisa membohongiku? Bahkan tanpa sepengetahuanmu, aku tahu apa yang terjadi selama 4 tahun ini. Mulai dari Rhalin yang setiap pagi dan malam menanyakan kemana papanya, Raffa yang ingin bermain layangan bersama papanya, keinginan mereka merayakan ulang tahun bersama papanya, kau pikir aku tidak tahu? Aku tahu itu semua. Aku tahu disaat kau sendiri tidak menyadarinya. Kau pikir kau bisa membodohiku? Dan sialnya kau mencoba menggantikan posisiku dengan selingkuhan bangsat mu itu! Ingat Khanza, aku memang salah pernah menolak anak-anakku dulu, tapi satu yang harus kau ingat, aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menggantikan posisiku sebagai ayah Rhalin dan Raffa. Jika kau berani menentangku, maka akan aku pastikan kau tidak akan pernah bertemu dengan mereka lagi"ucap Sakti meluapkan emosinya. Khanza terdiam. Bibirnya bergetar. Dia sangat tahu bagaimana sifat dan tabiat Sakti. Dan dia yakiin ancaman Sakti kali ini bukanlah main-main.

"Aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku, Khanza. Nikmati waktumu"ucapnya lalu meninggalkan Khanza sendiri.

Khanza mencoba menguasai pikirannya kembali. Akal sehatnya bekerja cepat. Dia harus menjemput Rhalin dan Raffa sekarang juga. Ternyata diam-diam pria itu memantau aktivitas mereka selama ini. Dan otomatis fia pasti tahu dimana Rhalin dan Raffa berada.
Khanza meraih tas tangannya dan berlari meninggalkan ruangan.


-

"Pak, bisa lebih cepat"

Khanza saat ini sedang duduk disebuah taksi yang akan mengantarkannya ke Taman Kanak-Kanak Rhalin dan Raffa. Ini semua karena tadi dia berangkat dengan Bama. Kalau saja Bama tidak memaksanya ikut, maka Khanza akan sampai lebih cepat dengan mobilnya.

"Sebentar nyonya, jalanan masih macet. Sedikit lagi juga kelar"ucap sopir taksi yang dibalas anggukan gusar dari Khanza

Taksi yang mulai melewati kemacetan itupun perlahan-lahan berjalan stabil dan lebih cepat. Khanza dapat sedikit lega namun tak mengurangi rasa khawatirnya saat ini. 

"Pak stop disini"Ucap Khanza saat mebaca Plang yang bertuliskan Taman Kanak-Kanak Pelita Hati. Khanza mengeluarkan uang limapuluh ribuan dan memberikannya kepada sopir taksi itu.

"Makasi Pak, kembaliannya untuk Bapak saja"Khanza keluar dari taksi dan berjalan cepat memasuki Taman Kanak-Kanak itu..

Baru beberapa langkah Khanza berjalan, tubuhnya dibuat membeku melihat apa yang ada didepan matanya saat ini..

Secepat itukah?

"Mamaaaaa!!!"


-

Bersambung..


Author lagi rajin wkwk.. Btw, ayuklah kunjungi Story aku yang judulnya "Aku Jatuh Cinta!" Disana sepi bet kayak di kuburan -_-

Oyaa, aku mau ngomong nih, mungkin satu minggu kedepan aku bakal ngilang lagi..



Ettt jangan ngamuk dulu dongg *KayakAdaAjaYangPeduliHiks* Itu semua gegara aku harus UTS, Anying bgt kan udah kelas 3 masih UTS segala, yaaa mau gimana lagi, daku hanya bisa pasrah menerima cobaan ini. Doain yah gengs wkwkwss

Jangan lupa Vomment.. Love Reader(s) :*

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang