Part 12 - Hamil

12.6K 539 27
                                    

Hallo semuanya, kembali lagi bersama aku di MAIN HATI. Maaf udah lama ga update lagi hihhi.

Baiklah, tanpa memperpanjang sapaan lagi, marilah kita masuk pada cerita sensasional ini.






Khanza POV.




Aku bangkit dari tidurku ketiia sang surya sudah mulai menampakkan diri, aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling kamar dan melohat kak Sakti terbaring pulas dengan memeluk gulingnya.

Sepertinya dia benar-benar lelah, karena semalam dia pulang terlalu larut dan aku sudah tidur pastinya.

Setelah selesai mandi aku pun meuju ke dapur untuk memasakkan sarapan untuk kak Sakti. Seperti yang telah aku tekadkan sebelumnya, aku akan nelaksanakan tugasku sebagai seorang isri dan tidak akan lagi membantah apa yang kak Sakti katakan.

Aku harus bisa melupakan kak Sakti karena pernikahan ini tak akan selamanya terjadi. Akan ada masanya Kak Sakti kembali pada kekasihnya dan meninggalkan ku. Aku yakin itu akan terjadi.

Seetelah semuanya selesai aku nenata masakanku di atas meja makan dan mengambil tas selempangku. aku menuliskan note kecil dan meletakkannya di samping piring makn kak Sakti.


Aku pergi keluar sebentar dan kembali selepas Zuhur. Sarapan dan rumah sudah aku siapkan.

-Khanza

Setelah meletakkan note itu diatas meja aku berjalan menuju garasi dan mengambil mobilku lalu memutarnya.

Aku menjalankan mobilku sampai ke pelataran Rumah Sakit Kasih Bunda, Rumah Sakit langganan keluargaku yang kebetulan adalah milik sahabat papa.

Aku meemasuki rumah sakit itu dan menyusuri tiap lorongnya dan sampai ke sebuah ruangan.

Aku membaca Plang ruangan itu yang bertuliskan Spesialis Kandungan. Seketika aku menengang. Aku gugup memandang pintu ber cat putih itu. Entah kenapa aku ingin saja memeriksakan diri di ruangan ini. Aku memasuki ruangan tersebut dan langsung di sambut kak Ericha, dokter kandungan sekaligus kakak kelas ku semasa SMA.

"Selamat pagi, nyonya Greedy. Ada apa pagi-pagi berkunjung ke divisi ku? Ada yang perlu aku bantu?"Sapanya secara formal dan diselingi tawa. Aku hanya tersenyum menanggapi nya. Aku tak tau apa yang harus aku katakan. Kak Ericha tersenyum melihatku. Sepertinya dia merasakan kebingunganku saat ini.

"Berbaringlah Khanza, aku akan memeriksamu"ucapnya lembut. Aku pun mengikuti perintahnya dan segera berbaring.

Kak Ericha mengambil beberapa alat yang tak aku ketahui apa dan fungsinya bagaimana. Dia langsung memeriksa ku dengan alat-alat tersebut.

Setelaah beberapa saat dia menyuruhku bangkit lalu mengikutinya.

"Apa yang terjadi denganku, kak?"tanyaku ingin tau

Kak Ericha tersenyum sebelum menjawab pertanyaanku

"Dia sudah bertumbuh di rahimmu, usia kandunganmmu menginjak 5 Minggu"jelas Kak Ericha

Aku menatapnya tak percaya, secera refleks tanganku memegang perurku yang masih rata.. Jadi disini tumbuh anakku dan Kak Sakti. Aku bersumpah tiada kebahagiaan lain dihidupku selain mengetahui kehadirannya

Tumbuhlah dengan kuat sayang, Mama mencintaimu.

"Kau harus menjaga kesehatanmu, Khanza. Kau tidak boleh kelelahan, terlalu stress dan banyak pikiran. Usahakan kondisimu se baik mungkin. Karena di awal kehamilan kondisinya masih rentan. Dan jangan lupa makan makanan yang mempunyai asupan gizi yang tinggi. Ini aku tuliskan resep obat anti mual yang harus kau tebus di apotik"ucapnya memberikan aku secarik kertas

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang