2. Trouble Head On

6.2K 155 4
                                    

Pertemuan ku dengan Abigail pertama kali terasa seperti baru kemarin, saat sebenarnya, pertemuan itu adalah 2 tahun yang lalu. Sekarang Abigail telah pindah dari asrama dan tinggal bersama Lyander. Kau ingat dia? Apa aku sudah memberi tahu kalian tentangnya? Well, Lyander adalah pria normal pertama yang mengajak ku bicara, dia datang ke kamar ku dan Abigail, ingin berbicara pada Abigail. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka, mereka terlihat saling membenci tapi disaat yang sama juga saling jatuh cinta, walaupun pada saat itu, Abigail masih memiliki pacar. Jadi sepertinya hubungannya sangat rumit.

Lalu pada suatu hari, Lyander pergi, walaupun aku tidak melihat Abigail menangis, tapi aku ada perasaan kalau.. Well, dia sebenarnya menangis di dalam.

Lalu Abigail pergi ke Afrika untuk liburan musim panas, saat ia kembali, aku tahu ada yang salah dengannya. Ternyata, dia hamil. Lalu barulah ia mulai menangis.

Saat itu sudah berbulan-bulan berlalu, perut buncitnya sudah jelas terlihat, sepertinya saat itu ia sudah 6 bulan, dia memberitahu ku kalau dia akan pergi untuk menemui seseorang. Aku tidak pernah bertanya padanya siapa ayah bayinya atau apakah ayah bayinya tahu tentang kehamilan Abigail, karena aku tahu jawaban untuk kedua pertanyaan itu, dan jelas sekali jawabannya bukan "Gary" dan "ya". Satu-satunya petunjuk ku siapa yang akan ia kunjungi adalah saat Abigail mengatakan "kakak ku bersikap menyebalkan dan tidak perasa dan keras kepala, aku harus mengatasi itu. Jangan bertindak bodoh atau kau akan berakhir seperti ku" dan aku menyimpulkannya sendiri, dia akan pergi untuk menemui ayah bayinya. Well, ku harap pria itu siap dengan kejutan besarnya.

Tapi akhirnya, Abigail mendapatkan akhir bahagianya, walaupun aku memang tidak yakin itu sudah akhirnya, Abigail masih memiliki kehidupan panjang di hadapannya. Dia mendapat bayinya dan prianya. Tapi sayang untuk ku, aku mendapatkan kamar kosong tanpa teman sekamar. Tapi walaupun begitu, aku tetap bahagia untuknya.

Dan sekarang disinilah aku, menjalani tahun kedua ku di NYU. Aku sudah mendapatkan teman sekamar baru, nama dia Victoria, dia adalah gadis cantik dengan rambut merah menyala, dia memberitahu ku kalau itu adalah rambut aslinya, dan aku tidak akan membantahnya, bukan hak ku untuk menghakiminya. Dia bukan tahun pertama, dia sama seperti ku, tahun kedua, baru saja transfer dari sebuah universitas di Boston, tapi dia tidak memberitahu ku universitas apa, dan ia tidak terlihat ingin memberitahu ku, jadi aku tidak bertanya padanya.

Victoria sangat baik pada ku, dan sangat ramah senyum, walaupun memang dia selalu pulang malam dan selalu membawa aroma rokok dan alkohol bersamanya.

Sejak Abigail pindah dan memiliki kehidupannya sendiri, aku kembali ke kebiasaan lama ku sebelum kedatangan Abigail, aku belajar, dan belajar, dan belajar, aku tidak lagi mendatangi pesta seperti yang Abigail datangi, aku tidak memiliki keberanian untuk datang sendiri tanpanya, jadilah aku gadis manis yang selalu orang tua ku harapkan saat mereka mengirim ku kemari. Walaupun memang Abigail masih menjadi teman ku, tapi dia tidak berpesta lagi, dia memiliki America sekarang, juga ia akan lulus tahun ini, aku tidak memiliki kepercayaan yang sama kepada orang lain untuk membawa ku ke sebuah pesta. Jadi sepertinya harapan ku menikmati masa-masa normal akan sedikit terhambat.

"Kau akan belajar lagi malam ini?" Victoria bertanya pada ku

"Yeah.." Aku mengangguk

"Kau selalu belajar sejak awal aku megenal mu" dia tersenyum "apa kau.. Umm.. Mau ikut dengan ku? Pergi dengan ku, maksud ku?"

"Kau terdengar seperti mengajak ku pergi kencan" canda ku ringan dan Victoria tertawa

"Tentu saja tidak, maksud ku, kau cantik dan manis dan sebagainya.." Dia memulai "tapi aku lebih memilih pria, terimakasih banyak" aku tidak bisa menahan senyum ku

The Secret Life of The Innocent Daughter (The Secret Life Series #4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang