Apa yang ia katakan, benar terjadi. Zac mengatakan aku akan ada di kursi kanannya malam ini, dan itu lah yang terjadi. Entah bagaimana, Zac berhasil menghubungi Lyander dan memanggil kakak Abigail yang ditemani oleh suaminya untuk mengambil alih America dari ku, aku tidak bisa beragumen apapun, dia tantenya America, dan siapa lah aku? Hanya seorang teman dari ibunya. Jadi ya, itulah ceritanya bagaimana aku bisa sampai kembali duduk di sisinya
"Apa yang sebenarnya harus aku lakukan di sini, Zac?" Tanya ku malas
"Tidak ada, kau hanya harus duduk dan terlihat manis" balasnya mengangkat bahu "bisa kau mengemudi, Emily?" Tanyanya menatap ku
"Tidak, aku tidak bisa mengemudi, Zac" balas ku datar
"Besok kau akan belajar" ucapnya singkat
"Siapa kau mengatur-atur ku?" Ucap ku menoleh padanya dengan cepat
"Kau akan berterima kasih pada ku nanti" balasnya "kau sudah siap, muchkin? Karena kita akan segera memulai"
"Apa aku pernah terlihat siap?" Balas ku menahan panik
"Tidak pernah" balasnya sebelum meluncur melewati garis start
Balapan kali ini berbeda dengan yang biasanya, kemarin-kemarin venue yang dipakai adalah jalan raya yang ditutup, sekarang, kita ada di trek balap, rasanya sangat profesional membalap ditempat ini, dan Zac terlihat sangat familiar dengan trek ini, mungkinkah ia sudah sering juga membalap di sini? Aku juga merasa lebih aman berada disini dari pada di tempat biasanya. Tunggu, apakah ini sebuah balapan resmi? Sepertinya begitu melihat lawan yang lainnya yang terlihat resmi. Bagaimana tepatnya Zac bisa mendapatkan giliran seperti ini? Apa dia diam-diam seorang pembalap profesional?
"Hey, munchkin" panggilnya "mari buat perjanjian"
"Bagaimana kalau kau fokus mengemudi saja?" Balas ku menatapnya
"Bagaimana kalau setiap aku memenangkan balapan, aku mendapatkan satu hari sekolah mu?" Tanyanya tak memperdulikan respon ku
"Aku tidak mengerti" balas ku mengernyit, walau aku tahu ia tidak bisa melihatnya
"Kau menolak mendampingi ku di hari sekolah" balasnya singkat
"Tidak, hari sekolah hanya untuk belajar" balas ku menggeleng
"Kita harus buat situasi saling menang, munchkin" balasnya tertawa. Okay, kepalanya jelas sekali sudah tidak fokus ke balapan ini
"Fokus mengemudi, Zac, aku belum ingin mati" ucap ku
"Aku akan sesaat kau setuju" balasnya
"Itu bukan situasi saling menang, Zac" ucap ku menggeleng "hanya kau yang menang disana, aku tidak mendapat apapun dari perjanjian itu"
"Tidak kah kau mengerti? Bersama ku di dalam mobil saat aku membalap adalah sebuah hak istimewa" ucapnya sombong
"Kau tidak seistimewa itu. Kau masih manusia, belum Tuhan" balas ku keberatan
"Kau tidak ingin satu mobil dengan Tuhan, Emily, kerena itu berarti kau sudah mati"
"Itu tidak benar, Tuhan selalu bersama kita semua dimana pun kita berada, dan kita belum mati" balas ku meluruskan
"Kau ingin aku kembali fokus apa tidak?" Tanyanya
"Ya, satu hari sekolah, sekarang kembali lah fokus!" ucap ku panik. Kenapa? Karena ia tidak menatap jalanan, ia menatap ku, tentu saja aku akan panik! Siapa yang tidak saat mobil melaju dengan kecepatan seperti ini?
"Sekarang aku pasti akan memenangkan balapan ini" ucapnya mempercepat mobilnya, kalau itu bahkan masih mungkin.
Saat akhirnya kita berhenti, setelah Zac sekali lagi memenangkan balapan, aku yakin wajah ku sudah kehilangan semua darah yang mengalir, aku terlihat sepucat mayat. Kalau ini terus-terusan terjadi, aku yakin aku akan mati muda. Ini tidak baik untuk jantung ku, sangat tidak baik! Aku ingin berhenti, mengakhiri perjanjian apapun yang ada dengan Zac. Ini bukan hidup ku, aku tidak datang kemari untuk hal seperti ini, yang aku inginkan hanya bebas dari dunia kecil ku. Mungkin lain kali, aku harus lebih berhati-hati dengan apa yang aku harapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Life of The Innocent Daughter (The Secret Life Series #4)
ChickLitDi dunia ini, mempertahankan kepolosan bukanlah hal yang mudah, banyak godaan dan gangguan yang datang silih berganti. Namun, ada satu hal yang bisa membantu mempertahankannya, yaitu iman yang kuat. Hati yang teguh saja tidak cukup, karena kadang, h...