Omg, I've been literally so busy with everything, I actually forgot to continue writing. I am sooooo sorry! I have so many things to do, that I literally drowning in assignments. This is the most time I had in weeks.
-------------------------------------Zac
Pada awalnya, setiap kali aku membawanya bersama ku di dalam mobil dan membalap, ia selalu memejamkan matanya dengan rapat, tidak berani membukanya sampai kita selesai, dan aku tidak bisa mengelak kalau hal itu terlihat manis. Tapi setelah beberapa kali, ia mulai berani dan membuka matanya. Dari hanya beberapa menit terakhir, sampai seluruhnya dengan mata terbuka.
Pada awalnya, setiap kali aku membawanya membalap bersama ku, dia selalu bersikap malu-malu, tidak pernah berani bicara, selalu diam saat kita ditempat umum, aku pikir itu unik. Tapi setelah beberapa kali, ia mulai bersikap sosial, berbicara kiri kanan, kadang membuat ku cemburu dengan banyak pria yang ia ajak bicara. Dia membuat lebih banyak teman dibandingkan dengan ku, dia membuat teman-teman ku lebih dekat dengannya daripada dengan ku.
Pada awalnya, aku mengira ia berbeda, tapi ternyata ia sama. Dia tidak memiliki hati yang kuat, dia terpengaruh, tapi aku masih tetap terjebak memiliki perasaan untuknya. Sayangnya, itu tidak bertahan lama. Dia diambil dari ku sebelum aku siap melepaskannya.
Lalu aku bertemu dengannya, membuat ku merasa dihukum atas kesalahan ku sebelumnya. Aku bertemu Emily, dan ia sama persis seperti dirinya sebelum ia beradaptasi dengan dunia ku, tetapi, dia berbeda dalam caranya, dan aku bersyukur atas hal itu. Mungkin aku masih memiliki harapan.
Dia sangat keras kepala, kadang kekerasan kepalanya itu membuat ku takut aku akan berakhir merusaknya, karena aku menyukai dirinya seperti dirinya saat ini, aku tidak ingin ia berubah, tetapi, saat batu bertemu batu, salah satunya pasti akan kalah.
☄☄
Aku tahu ia takut setiap saat aku memacu mobil. Aku ingin memberitahunya kalau semuanya akan lebih baik saat ia membuka matanya, tetapi untuk sebuah alasan, aku tidak bisa melakukan itu. Aku menyukai bagaimana wajahnya mengernyit setiap saat mobil menukik sedikit terlalu tajam di tikungan, apalagi saat kita membalap di trek arena yang memang dikhususkan untuk membalap.
Balapan malam ini bukanlah hanya sebuah balapan biasa. Aku butuh Emily untuk mendampingi ku, karena untuk sebuah alasan, memiliki dia di sisi ku memberi ku sebuah kepercayaan diri yang lebih tinggi, dan saat ini, aku sungguh membutuhkan kepercayaan diri ku. Karena malam ini, ada pencari bakat yang akan datang untuk menonton balapan ini, mereka akan menilai dan melakukan apa yang mereka lakukan untuk mencari bakat yang terkubur. Dan setelah semua yang aku lakukan untuk bisa menjadi salah satu anggota yang dilihat, aku tidak akan menyia-nyiakannya dengan kalah. Tapi aku terlalu tinggi hati untuk memberitahunya alasan ku sebenarnya.
Sejujurnya, aku suka dengan perasaan ku setiap ia ada di dekat ku. Tapi aku tidak tahu bagaimana cara untuk mengungkapkan hal itu, yang aku tahu hanya bagaimana cara menjebaknya. Aku bisa menggunakan ketakutannya untuk menjebaknya. Jadi itulah apa yang ku lakukan tepatnya, aku menggunakan ketakutannya untuk kepentingan ku. Apa aku merasa sedikit bersalah? Ya, jelas sekali.
Jadi aku memenangkan balapan dan aku juga memenangkan satu hari pasti dengannya.
Sekarang, aku harus menemukan cara lain untuk membuatnya kesal. Karena hanya dengan cara itulah aku tahu bagaimana aku bisa menghadapi dirinya.
☄☄
Bagian paling menyenangakan dalam hari ku adalah mengajarinya mengemudi dan membuatnya kesal di saat yang sama. Dia memiliki respon yang sangat disayangkan kalau dilewatkan. Aku tahu bagaimana ia akan merespon saat aku mengatakan aku akan mengajarinya dengan cara yang unik, aku sudah menunggu sejak pagi untuk melihat responnya. Dan yang ku dapatkan saat terealisasi, sangat patut untuk ditunggu. Wajahnya terkejut, dan ia terlihat sangat terpaksa saat akhirnya ia menyerah.
Sayangnya, aku menyesali keputusan ku untuk menjahilinya seperti ini, karena saat ini, saat ia berada di pangkuan ku, selalu bergerak-gerak kecil, kau tahu bagaimana selanjutnya. Aku sudah memperingatinya, tapi ia masih terus bandel, now, I have a fucking boner! Demi Tuhan.. Ini keputusan yang buruk. Sangat-sangat buruk, aku akan jelas sekali mandi air dingin setelah ini.
Aku tidak benar-benar menyesali keputusan ku. Berada di dekatnya terasa luar biasa, aku menemukan diri ku menyeringai tanpa sebab setelah aku mengantarkannya kembali ke asrama. Mungkin aku diam-diam sudah mulai merasakan sesuatu untuknya. Dia gadis yang luar biasa, bukan sebuah pertanyaan lagi kalau aku merasakan sesuatu setelah beberapa waktu ku habiskan bersamanya, bahkan kalau pada akhirnya semuanya tidak berakhir seperti yang ku rencanakan.
Tapi malam ku berubah buruk saat seseorang mencari masalah dengan ku dengan mengatakan sesuatu yang buruk dan tidak benar tentang Emily. Sesuatu dalam diri ku merespon sebelum aku bahkan menyadarinya. Mungkin aku memang merasakan sesuatu untuknya, dan tidak hanya sesuatu yang biasa, tetapi sesautu yang kuat, tapi aku tahu ini bukan cinta. Aku tahu bagaimana cinta terasa, aku sudah merasakannya, sebelumnya, dan sungguh membunuh saat cinta itu dirampas dari ku.
☄☄
Aku merasa bersalah bersikap kasar padanya. Aku tidak menyadari hal itu sampai aku menemukan diri ku berada di aspal. Dia mendorong ku. Seorang Emily, yang jarang sekali marah, mendorong ku. Aku menuduh ketidakhadiarannya di sisi ku membuat ku gagal mendapatkan posisi pertama, yang sesungguhnya memang karenanya kegagalan itu terjadi. Aku teralih, aku memikirkannya, memikirkan apa yang mungkin terjadi pada keluarganya sampai ia harus pulang mendadak. Dan sebelum aku kembali ke balapan yang sedang terjadi, aku melihat lawan ku melewati garis finish sepersekian detik sebelum ku. Jadi ya, aku memang menyalahkannya. Tapi aku tidak berpikir ia akan semarah ini pada ku. Mungkin sesautu yang buruk memang sedang terjadi di keluarga sempurnanya itu, dan mungkin aku memang terdengar seperti bajingan saat aku menyuruhnya untuk menentukan pilihannya, tapi seseorang harus mengatakan hal itu padanya.
Sesaat aku menemukan fakta kalau Emily datang dari keluarga yang sangat religius, aku tahu kalau aku memang sedang dihukum. Dari semua orang di dunia ini, aku harus bertemu dengan Emily yang datang dari keluarga seperti miliknya. Tidak seperti aku ada masalah dengan orang religius atau agama itu sendiri, percayalah, aku tidak memiliki masalah sama sekali, aku netral. Masalah ku adalah mereka membuat ku bingung dibanyak hal, dan mereka sangat banyak aturan dan larangan agama.
Perjalanan pulang diisi dengan kesunyian yang menyayat. Aku tidak bisa menahannya lagi saat kita sampai di depan asramanya. Aku harus berbicara padanya, aku harus meminta maaf padanya.
Sesaat tangan ku menyentuh tangannya, aku merasa harus mengontrol diri ku sendiri. Ini bukan pertama kalinya aku menggenggam tangannya, tapi ini adalah pertama kalinya aku menggenggam tangannya setelah aku menerima kemungkinan yang ada. Aku ingin terus menggenggam tangannya, tapi aku harus membiarkannya kembali ke asramanya, ini sudah malam, dia butuh istirahatnya. Aku bersyukur ia telah meluangkan waktunya untuk ku. Kenapa tidak ku tunjukkan saja hal itu dan bukan malah menyalahkannya?
Fucking shit! This is so fucking fucked up!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Life of The Innocent Daughter (The Secret Life Series #4)
ChickLitDi dunia ini, mempertahankan kepolosan bukanlah hal yang mudah, banyak godaan dan gangguan yang datang silih berganti. Namun, ada satu hal yang bisa membantu mempertahankannya, yaitu iman yang kuat. Hati yang teguh saja tidak cukup, karena kadang, h...