Jujur. Sesaat setelah Zac mengajak ku kencan kemarin. Aku langsung mencari referensi kencan di internet, dan menurut ku, apa yang aku temukan sama sekali tidak menggambarkan apa yang terjadi saat ini. Dalam referensi kencan yang ku temukan, aku membaca kalau kencan biasanya dilakukan di tempat romantis seperti restoran dengan lilin di meja, atau kalau tidak itu, kencan bisa juga dilakukan di tempat lain seperti mall, arcade, bioskop, atau festival. Bentuk kencan juga bermacam-macam, bisa hanya berjalan-jalan, makan, bahkan piknik.
Kencan dengan Zac, jelas berbeda dari yang ku temukan dalam referensi ku.
Tahukah kau kemana ia membawa ku? Jawabannya adalah sebuah shooting range, dengan pistol asli, peluru asli, dan targetnya. Aku sungguh tidak tahu kenapa ia membawa ku kemari, tapi satu hal yang aku yakin, aku bisa mengalahkannya kalau ia menyarankan duel.
Sedikit cerita untuk latar belakang, ayah ku adalah member club olahraga yang salah satu olahraganya merupakan bidang ini, dan ayah ku selalu mengijinkan ku ikut dengannya saat aku memintanya, tanpa sepengetahuan ibu ku tentu saja, ia akan gila kalau sampai ia tahu aku seorang gadis bermain di dunia pria. Ayah ku mengajarkan ku bagaimana cara menembak, dia mengatakan kalau seorang gadis pun juga harus tahu bagaimana cara melindungi dirinya. Tapi hanya sejauh itulah aku bisa keluar dari dunia kecil ku.
"Ku tebak kau sudah familiar dengan tempat seperti ini" ucapnya bersandar di sisi ku
"Tidak" aku harus berbohong, aku tahu bagaimana pria selalu ingin dominansi atas segalanya, Lyander mengajarkan ku dari sikapnya
"Entah kenapa, aku tidak mempercayai mu" ucapnya tertawa kecil "tapi demi kencan ini, aku akan berpura-pura mempercayai mu dan mengajarkan mu tentang ini dan itunya" aku tidak menjawabnya, hanya menantinya untuk memulai penjelasannya, yang jujur saja, cukup detail dan ahli dalam gerakannya "sekarang, ini bagian yang sedikit rumit" dia mengambil tangan ku dan menaruh pistol yang dipegangnya, mengeratkan tangannya menggenggam tangan ku yang menggenggam pistol "kau harus berhati-hati, slide ini bisa melukai tangan mu saat kau menembak, jadi berhati-hatilah" lalu ia melanjutkan dengan petunjuk lainnya "kau mengerti?"
"Itu penjelasan yang sangat panjang" ucap ku tertawa malu, karena aku lebih fokus kepada fakta kalau saat ini Zac sangat dekat dengan ku daripada penjelasannya "tapi sepertinya aku mengerti" lanjut ku mengangguk
"Sekarang kita akan pindah ke bagian menembaknya" dia berpindah ke belakang ku, memasangkan earmuffs di telinga ku tetapi membiarkan sebelah telinga terbuka "badan tegap" dia menyentuh punggung ku "luruskan lengan mu, tapi jangan kaku" ia menyentuh lengan ku "tarik nafas" ucapnya di telinga ku "arahkan" dengan jaraknya saat ini, aku tidak yakin aku bisa mengarahkan dengan tepat, bahkan dengan bantuan tangannya sekali pun "perlahan, tarik pemicunya" kali ini, setelah ia memasangkan earmuffs ku dengan sempurna, ia melepaskan ku sepenuhnya. Peluru melesat mengenai bahu target "tidak begitu buruk" ucapnya terkulim earmuffs ku
"Pertama kalinya" balas ku mengangkat bahu, Zac tidak komentar apapun dan hanya tertawa, mengambil pistolnya dan mulai menembak. Tidak buruk, aku mendengar ayah ku berkata dalam kepala ku. Mungkin ayah ku akan menyukai Zac.
"Coba lagi" ucap Zac menujuk pistol ku "kali ini, tunjukkan kemampuan mu yang sebenarnya" lanjutnya menatap ku mengetahui
Aku tidak akan memberikannya kepuasan itu dengan berpura-pura meleset "aku tidak baik dengan mengarahkan" ucap ku menggeleng setelahnya
"Ayolah, aku tidak sedikit pun mempercayai hal itu" balasnya bersikeras "ganti magazine dan lakukan lagi" lanjutnya tapi menghentikan ku di tengah proses "dengan benar kali ini, please?"
Well, dia mengatakan please...
"Sudah ku tebak kau berpura-pura!" Ucapnya tertawa semangat sambil menujuk ku "aku tidak percaya kalau kau mengatakan kau tidak pernah memegang pistol sebelumnya" lanjutnya tersenyum "aku juga cukup yakin ayah mu memiliki koleksi" bagian itu bisa dibilang cukup benar...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Life of The Innocent Daughter (The Secret Life Series #4)
ChickLitDi dunia ini, mempertahankan kepolosan bukanlah hal yang mudah, banyak godaan dan gangguan yang datang silih berganti. Namun, ada satu hal yang bisa membantu mempertahankannya, yaitu iman yang kuat. Hati yang teguh saja tidak cukup, karena kadang, h...