🌟🎇🎆HAPPY NEW YEAR!!🎆🎇🌟
🙏🏼Let go of the hatred and forgive.🤝
👩🏻🏫New year, new page.👨🏻🏫
🙎🏻Only those who is undeserving holding onto grudges.🙎🏻♂️
🙅🏻Don't let the past ruin the future.🙅🏻♂️
💁🏻So, on that point, may 2018 be better & more amazing than the previous years!💁🏻♂️
----------------------------------------------------------------------------------------------------Aku tahu ia menahan diri saat dengan ku. Aku bisa melihatnya di matanya, kadang aku melihat penyesalan di sana, tapi seperti selalu, ia menyangkalnya, mengatakan kalau ia bahagia, atau itu hanya imajinasi dan keparanoidan ku, atau alasan lainnya. Aku tidak mempercayainya. Tidak mungkin ia bisa puas dengan ku saja, karena aku tahu, aku membosankan, aku terlalu alim, aku tidak berpesta, aku tidak minum, aku tidak melakukan semua hal yang seharusnya para mahasiswa dan warga dengan umur dewasa lakukan. Satu-satunya hal yang di luar diri ku yang aku lakukan hanya saat aku mendampinginya membalap, selain itu, yang aku lakukan hanya tinggal di asrama, mendatangi kelas, keluar ke gereja, dan atau belanja kebutuhan. Hanya itu. Aku membosankan, bagaimana pun Zac menyangkalnya. Mungkin kalimat itu benar, love do makes people blind.
Aku tidak lagi mempertanyakan tentang "cinta"nya lagi, bukan hanya sekali dua kali seseorang mendatangi ku dan mengatakan kalau Zac memiliki tatapan "itu" di matanya saat menatap ku, tapi sayangnya, tidak ada yang mengatakan hal yang sebaliknya untuk menjadi pertimbangan. Jadi sekarang, aku mempercayainya. Walaupun saat ini belum ada yang mengatakan aku menatapnya dengan cara yang sama, well, mungkin dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk tatapan ku menjadi matang dan ditunjukkan.
"Jadi kau mendengarkan nasihat ku, huh?" Aku mulai berpikir aku mulai tidak menyukai Lyander
"Mengapa kau sering sekali muncul akhir-akhir ini? Bukankah kau memiliki perusahaan untuk dijalankan di England?" Ucap ku malas
"Uh, pernah mendengar yang namanya remote access dan virtual office?" Balasnya menatap ku sok "aku tidak harus secara fisik ada disana, dan aku bosnya, aku memiliki banyak kaki tangan yang bisa ku percayakan" lanjutnya santai
"Apa yang kau lakukan di kamar ku Lynader?" Ucap ku bersedekap sambil menatapnya yang sudah mendudukkan diri di kasur Vic
"Reminiscing" balasnya melirik ku "ini dulu kamar ku juga, ingat?" Ia tersenyum "where I met the love of my life" lanjutnya menghela nafas "apa kau tahu aku masih ingat saat pertama aku melihatnya?" Ia merebahkan diri di kasur Vic seperti itu adalah kasurnya, yang tidak benar karena sebelum Vic itu adalah kasur milik Abigail.
"Yeah, aku penasaran, Abigail mengatakan kau jarang di kamar" ucap ku sedikit tidak menyambung, tapi biarlah
"Aku melihatnya di lapangan, saat pameran aktivitas, dia tidak melihat ku sampai di kamar, mengejutkan ku sampai ke inti, aku memiliki teman sekamar wanita, dan wanita yang sama yang ku lihat di lapangan. Aku kemungkinan sudah jatuh cinta padanya detik itu juga" ucapnya menatap langit-langit kamar
"Sangat romantis" balas ku sarkastis
"So, mari kembali kepada diri mu, bagaimana kehidupan cinta mu dengan Zac?" Ucapnya membangunkan diri dan duduk menatap ku
"Biasanya, itu adalah pembicaraan yang dibicarakan dengan wanita, seperti, wanita mu" aku tidak tahu siapa Abigail bagi Lyander mereka lebih dari hanya berpacaran, tapi mereka tidak menikah
"Well, sepertinya kewanitaan dia mulai menulari ku" balasnya bangga
"Kapan kau akan menikahinya?" Tanya ku
"Oh, sekarang kau mengalihkan topik" balasnya menggeleng
"Jawab pertanyaan ku dengan jawaban yang layak dan aku akan menjawab pertanyaan mu" balas ku menawar
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Life of The Innocent Daughter (The Secret Life Series #4)
ChickLitDi dunia ini, mempertahankan kepolosan bukanlah hal yang mudah, banyak godaan dan gangguan yang datang silih berganti. Namun, ada satu hal yang bisa membantu mempertahankannya, yaitu iman yang kuat. Hati yang teguh saja tidak cukup, karena kadang, h...