12. Lines To Be Crossed

1.8K 101 1
                                    

Aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Dia selalu ada di kepala ku, mengganggu ku walau dia sendiri secara fisik hadir di sisi ku. Aku terus memikirkannya, terutama waktu terpanjang yang aku lalui bersamanya kemarin, matahari terbit, kolam renang, rokok, pranking, memeluk pinggang, menggenggam tangan, semuanya terus teringat. Memang aku akui, waktu itu terbuang dengan cara yang sangat menyenangkan, aku percaya, aku tidak akan pernah lagi merasakan hal yang sama dengan yang lain. Mungkin Zac memang orang yang tepat untuk membantu ku keluar dari dunia kecil yang orang tua ku ciptakan untuk ku menetap didalamnya. Semuanya terasa lebih menyenagkan dengannya, bahkan hal kecil sekalipun seperti membeli telur untuk memenuhi janjinya menyumbangkan 3 karton telur ke homeless shelter pilihan ku terasa menyenagkan. Aku suka bergaul dengannya. Mungkin Zac tidak sepenuhnya buruk untuk ditemani.

"Kau siap untuk balapan spesial?" Zac menelpon ku 11 menit sebelum tengah malam, aku sudah tertidur, tapi deringan telepon membangunkan ku

"Balapan spesial?" Tanya ku bingung

"Ingat taruhan yang aku katakan tidak standar?" tentu saja aku ingat, tapi bukan karena itu aku mengingat kejadian hari itu, aku ingat karena saat itu, aku bisa mengubah mood seorang Zac hanya dengan pembicaraan kecil dengan ku "ada satu malam ini" ucapnya santai "ku jemput kau 10 menit lagi"

"Aku masih belum sama sekali--"

"Kalau begitu cepat bersiap-siap, munchkin, karena aku akan datang dalam waktu 10 menit" potongnya cepat

"Kau seharusnya menelpon ku lebih cepat" gerutu ku ketus

"Aku menelpon mu tepat setelah aku menutup telepon dengan koordinator balapnya" balasnya malas "cepat bersiap" lanjutnya lalu mematikan sambungan

Kapan ia akan berhenti bersikap menyebalkan kepada ku? Sungguh aku tidak mengerti apa salah ku sampai ia ingin terus membuat ku sebal. Apa sebenarnya yang ia inginkan dari ku?!

Seperti yang ia katakan, aku memiliki waktu 10 menit, tapi aku siap dalam waktu kurang dari itu dan ternyata Zac sudah menunggu. Membuat ku penasaran, apa ia selalu sampai sebelum waktu yang ia katakan?

"Kau sampai lebih cepat" ucap ku menunduk di sisi penumpang

"Lebih baik lebih cepat daripada terlambat" ucapnya tanpa melirik ku "masuklah"

"Jadi, balapan ini, apa akan mengambil waktu lama?" Tanya ku ragu setelah aku menutup pintunya

"Ya, kalau kita kalah" balasnya datar

"Yang tidak mungkin, bukan? Karena kita akan menang?" Ucap ku menyembunyikan keraguan

"Kita akan" balasnya datar, tapi sesuatu dinadanya membuat ku meragukan hal itu. Apa yang membuat balapan ini menjadi sebuah ketidakpastian di mata Zac?

15 menit berlalu. Aku tidak tahu mengapa Zac berhenti di perempatan sepi tanpa kendaraan bermotor saat lampu lalu lintas menyala hijau. Aku baru saja akan bertanya saat tiba-tiba 2 mobil melesat begitu cepat sampai aku mengira itu hanya imajinasi ku saja. Tapi itu nyata, aku tahu itu karena beberapa detik kemudian mobil lainnya melesat melewati perempatan yang sama.

"Ada berapa mobil dalam satu balapan?" Tanya ku menatap Zac takut

"5" balasnya singkat

"Di jalan seperti ini?" Tanya ku terkejut

"Kenapa, kau takut?" Untuk pertama kalinya di malam ini, Zac menatap ku

"Ya, sangat" balas ku menatapnya balik "2 sudah cukup menyeramkan, tapi 5?!"

"Kau sudah pernah ikut dalam balap 7 mobil" balasnya menatap ku aneh

"Ya, tapi itu di trek, sebuah trek yang memang dikhususkan untuk balapaan, ini jalan raya" ucap ku menujuk keluar kaca depan "apa itu alasan mu terlihat ragu bisa memenangkan balapan ini?"

The Secret Life of The Innocent Daughter (The Secret Life Series #4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang