Love this song. Mungkin emang engga nyambung sama chapternya. But whaeva!!
----------------------------Disinilah aku, kembali lagi di dalam mobil yang meraung memekakan telinga, menggenggam erat seatbelt ku, berusaha menahan rasa paranoid ku yang terus-menerus mengatakan kita akan kecelakaan. Tapi aku tahu, Zac tidak akan membiarkan itu terjadi, Victoria memberi tahu ku kalau Zac adalah pengemudi yang handal, aku percaya kata-katanya, kita tidak akan kecelakaan.
Memberanikan diri, aku membuang nafas dan membuka mata ku, mungkin lebih baik kalau aku melihat yang sebenarnya dan bukan yang hanya ada di kepala ku. Aku yakin aslinya tidak begitu menyeramkan seperti yang ku pikirkan.
"Dan ia membuka matanya" ucap Zac tertawa
"Terlalu cepat" nafas ku tersangkut di tenggorokan, ternyata yang asli sama menakutkan
"Harus kalau kita ingin menang" ucapnya santai "relax, muchkin"
"Nama ku Emily, bukan muchkin" ucap ku mengepalkan tangan ku
"Aku akan memanggil mu apapun yang aku mau, munchkin" aku melihatnya menyeringai "tidak kah aku menyuruh mu untuk relax?" Ucapnya menarik tangan ku yang mengepal
"Tangan di kemudi, Zac!" Maki ku menarik tangan ku, tapi tidak berhasil
"Aku sepenuhnya mampu mengemudi dengan satu tangan, babe" ucapnya tertawa ringan
"Lawan mu akan menyusul mu" ucap ku berusaha mengalihkan perhatiannya kembali ke jalan
"Biarkan, kita sama-sama tahu siapa yang akan menang"
"Kau memiliki terlalu banyak kepercayaan diri" sindir ku
Tapi ternyata Zac memang menyatakan yang sebenarnya, ia membiarkan lawannya menyusul, namun entah bagaimana bisa, ia kembali memimpin beberapa saat sebelum garis finish dilewati. Kita memenangkan balapannya, Zac memenangkan balapannya. Dua kali aku berkendara di mobilnya, menemaninya membalap, dua kali juga kami menang. Mungkin Zac memang sehandal itu.
"Sudah ku katakan kita akan menang" ucapnya menyeringai lebar sebelum keluar dari mobil dan menyambut kemenangannya. Perlahan, aku mengikutinya keluar, baru ku sadari ternyata cukup menantang berada di dalam mobilnya.
Aku melihat beberapa wanita setengah telanjang mulai mengerumuni Zac, tidak seperti aku cemburu, aku hanya merasa seperti barang bekas yang dilupakan setelah selesai digunakan. Mungkin ini petunjuk ku untuk meninggalkannya dengan wanita-wanita itu. Bukan urusan ku juga tetap berada di sana. Tugas ku sudah selesai.
"Aku lihat Zac sudah menemukan mainan barunya" seorang pria menghalangi jalan ku
"Maaf?" Balas ku menatapnya tak percaya. Apa ia sungguh baru saja memanggil ku mainan baru? "Aku bukan barang"
"Kau sungguh percaya itu?" Ia tertawa "sesaat kau masuk dalam mobilnya, kau hanyalah sebuah objek"
"Well, senang mengetahuinya, terima kasih untuk infonya" aku tersenyum dan berjalan menghindarinya.
Kata-kata pria itu tidak menyakitkan ku, maksud ku kenapa harus? Aku tahu posisi ku, aku tidak akan pernah berpikir aku akan menjadi lebih dari sekedar seseorang disisinya saat ia mencari mati, dan bukankah Zac juga sudah menyiratkan kalau aku hanya disana untuk menjadi sebuah arm candy baginya?
"Kau seharusnya tetap bersama ku!" Aku merasakan siku ku ditarik
"Aku tidak ingin mengganggu urusan mu" balas ku santai
"Kau ada dalam team ku, kau tidak pergi sendiri" ucapnya ketus
"Aku tidak tahu kalau aku harus selalu tetap bersama mu, Zac" balas ku menarik siku ku "maaf, okay"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Life of The Innocent Daughter (The Secret Life Series #4)
Chick-LitDi dunia ini, mempertahankan kepolosan bukanlah hal yang mudah, banyak godaan dan gangguan yang datang silih berganti. Namun, ada satu hal yang bisa membantu mempertahankannya, yaitu iman yang kuat. Hati yang teguh saja tidak cukup, karena kadang, h...