Part 6

2K 122 7
                                    

"Hentikaannn !!!" Teriak TOP hyung menghentikan perdebatan antar aku dan Jiyong. Ia berlari mendekati kami berdua.

"Apa yang kau lakukan Ji ?" Tanya TOP hyung sedikit tegas. Kini ia berdiri didepanku, seakan ia menjadi tamengku.

"Ini bukan urusanmu hyung !" Bentak Jiyong seraya berusaha menyingkirkan TOP hyung.

"Kau tidak bisa seperti itu ! Kau tahu, kau sudah menyakiti hati Seungri !"

"Tapi itu bukan seperti yang kalian maksud !" Jiyong masih saja membela dirinya yang jelas-jelas bersalah.

"Seharusnya jika kau mencintai Seungri, kau bisa menjaga perasaannya, tapi apa sekarang ? Kemarin kau pulang bersama Kiko. Dan sekarang kau berduaan dengannya ? Apa kau tidak tahu apa yang ada di perasaan Seungri ?"

Aku hanya bisa menangis dan menangis melihat mereka berdua berdebat.

"Hentikan !" Teriakku didepan mereka. Tapi mereka tetap saja tidak mendengarkan apa yang aku katakan.

"Aku tahu, aku tahu apa yang sekarang ada diperasaan Seungri. Saat ini ia sangat mencintaiku. Ia cemburu karena ia menyayangiku..tapii.." Belum sempat Jiyong melanjutkan perkataannya tiba-tiba TOP hyung melayangkan sebuah pukulan yang mendarat di pipi kiri Jiyong.

Aku berusaha untuk tidak menangis, tapi sia-sia. Air mataku makin lama makin menjadi-jadi. Aku berusaha menolong Jiyong, tapi TOP hyung melarangku. Ia menarikku pergi menghindar dari hadapan Jiyong.

Kini aku hanya bisa melihatnya tergusur ke tanah dengan pipi yang berdarah. Aku tidak tega melihatnya, ingin sekali aku menghampirinya dan mengobati luka yang TOP hyung buat.

Aku hempaskan tanganku agar lepas dari cengkeraman TOP hyung.

"Hyung lepaskan aku. Aku ingin menolong Jiyong !" Dengan sekuat tenaga aku berusaha untuk melepaskan diri dari TOP hyung.

Yeah, aku berhasil lepas dari cengkeramannya. Aku lari kearah Jiyong.

"Jiyong oppa, apa kau baik-baik saja ?" Tanyaku seraya menaruh kepalanya ke pahaku.

"Gwenchana." Jawab Jiyong seraya mengulaskan sebuah senyuman. "Aku tahu,ini tidak sesakit seperti apa yang kau rasakan sekarang." Lanjutnya.

Aku diam sesaat. Aku tidak ingin membahas masalah itu sekarang.

"Lupakan sejenak masalah itu Ji. Kajja kita pulang. Akan aku obati lukamu." Aku melingkarkan salah satu tangannya di leherku untuk membantunya berjalan.

------------------------

TOP pov

Kenapa aku melakukan itu tadi ? Jelas-jelas Seungri tidak akan menyukainya. Kenapa aku malah membuat hatinya tambah sakit. Akhhh !! Aku benar-benar crazy !

Entah kenapa aku jadi menaruh perasaan kepada Seungri. Aku tidak tahu kenapa itu bisa terjadi. Dan aku tidak tahu bagaimana bisa aku mencintai Seungri. Jelas-jelas Seungri sudah mencintai Jiyong.

Selama perjalanan aku hanya melamun memikirkan Seungri yang gagal aku ajak pulang.

"Ya ! Hyung ! Sebaiknya aku saja yang menyetir, daripada aku harus bertaruh nyawa." Kata Youngbae yang membuyarkan lamunanku.

"Aniyo, gwenchana."

"Gwenchana ? Aku sangat terlihat melamun hyung, sebenarnya apa yang kau fikirkan ?"

Aku mulai berfikir kembali untuk menceritakan perasaanku kepada Youngbae. Akankah aku menceritakan ini ? Aku mulai menarik nafas panjang-panjang.

"Menurutmu, bagaimana jika aku mencintai Seungri ?" Kataku pelan seraya meminggirkan mobil.

"Mwo ?! Jinjja ?" Ekspresi Youngbae tidak meyakinkan. Aku tidak yakin dengan ekspresinya sekarang. "Tapi hyung, bagaimana bisa ? Kau tahu kan jika Jiyong dan Seungri saling mencintai ?" Lanjutnya.

Aku membuang muka ku ke arah jalanan. "Ya aku tahu, sangat tahu itu. Tapi entah kenapa aku menaruh perasaan pada Seungri." Jawabku yang terus menatap lurus jalanan.

"Apa kau yakin ? Tapi sebaiknya kau buang perasaanmu itu hyung. Apa kau akan menjadi orang ketiga dari mereka ?"

"Tidak. Aku tidak akan menjadi orang ketiga antara mereka. Aku tidak sejahat itu. Tapi aku juga tidak bisa menghilangkan perasaanku."

"Hyung, berusahalah untuk melupakan Seungri. Lupakanlah soal perasaanmu kepada Seungri. Aku tahu bagaimana perasaanmu. Karena aku juga pernah ada di posisimu. Tapi sekarang, aku berhasil melupakan cinta itu." Jelas Youngbae panjang lebar.

Aku hanya terdiam tidak mengeluarkan sepatah katapun.

---------------------------

Jiyong pov

"Mianhae Ri, aku tidak bermaksud membuat hatimu sakit." Kataku seraya menatap Seungri pekat-pekat.

"Really ?"

"Kau tidak percaya ?"

"Aniyo."

"Kemarilah." Aku menyuruhnya untuk mendekatkan telinganya.

Dengan satu gerakan cepat aku mendaratkan kecupan di pipinya. Ia hanya terdiam, tidak mengeluarkan sepatah katapun. Tubuhnya pun tidak bergeming sedikitpun.

Seungri pov

Apa yang terjadi ? Ia menciumku ? Benarkah ? Aku tidak percaya. Apa ini mimpi ?

Aku hanya bisa terdiam. Lidahku kelu, pita suaraku serasa putus. Aku tahu sekarang pipi bersemu merah.

Kepalaku terus tertunduk, agar Jiyong tidak mengetahui jika pipiku tengah merah sekarang.

"Aigo, pipimu merah." Katanya seraya mencubit pipiku.

"Appo ! Tidak !" Bantahku mengempaskan tangan Jiyong.

Jiyong hanya tersenyum-senyum, jika orang lain tahu, pasti mereka akan mengira jika Jiyong gila.

"Sudah-sudah, jika kau sudah sembuh, silahkan pergi kekamar sendiri. Aku lelah, aku akan beristirahat sekarang." Kataku seraya berdiri dan meninggalkan Jiyong yang masih terbaring di sofa ruang tengah.

Aigoo.. apa yang baru saja terjadi ? Ia benar-benar menciumku ? Akhhhh... dia memang benar-benar membuatku gila.

Ponselku bergetar pelan. Kim Lim, nama yang tertera di layar ponselku. Dengan segera aku langsung menjawab telfon yang berasal dari Kim Lim.

"Hey Kim, how are you ? Lama aku tidak berjumpa denganmu." Sapaku terlebih dahulu. Ya benar, Kim Lim adalah salah satu sahabatku sejak aku kecil.

Setiap hari kita selalu bersama-sama. Bahkan jika di sekolah, kita lebih sering di juluki couple padahal kita hanya sebatasa sahabat. Tapi semenjak ia kembali ke kampung halamannya, ia jarang menghubungiku. Mungkin karena ia sibuk.

"Hey Ri, fine. And you ?" Suaranya masih terdengar seperti dulu. Aku rasa tidak ada perubahan darinya.

"Fine. Kapan kau berkunjung ke Korea ?" Tanyaku seraya mendudukan diriku di ranjang.

"Don't know. Aku sangat sibuk akhir-akhir ini, jadi aku tidak bisa berpergian kemanapun."

"Ahh.. ya aku tahu. Bagaimana kabar eomma dan appa mu ?"

"Mereka baik-baik saja."

"Okey, aku harap kau segera berkunjung ke Korea. Eomma dan appa ku sangat merindukanmu."

"Aku akan segera kesana jika aku mempunyai waktu. Baiklah Ri, aku harus menuntup telfon sekarang, banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan sekarang. See you."

"See you. Fighting !" Kataku seraya mengepalkan tangan dan mengangkatnya.

Next..

Aduhh.. mianhae lama update. Soalnya lagi disibukan dengan tugas uang menumpuk. Part 6 agak pendekan sih dari pada sebelumnya. Makasih ya yang udah mau baca, makasih juga pujiannya. Semoga kalian tetep ngikuti ceritaku ya. Gomawo^^

All About You -Nyongtory-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang