Part 10

1.7K 94 4
                                    

"Ini kopinya." Kata pak supir seraya menyerahkan kopi hangat yang dibelinya. Dengan segera aku langsung mengambilnya dan menyuruh Jiyong untuk meminum kopi itu.

"Minumlah." Perintahku. Pelan-pelan Jiyong meminum kopi itu. Tubuhnya sangat dingin, lebih dingin dari es batu. Apa yang baru saja ia lakukan ? Apa ia gila ?

"Apa yang kau lakukan ? Apa kau gila ? Kau bisa membunuh dirimu sendiri tadi !"

"Aku melakukan itu karena aku mencintaimu.. Aku ingin kau kembali bersamaku. Melewati hari-hari bersama.. Apa kau mau ?" Tanyanya seraya mendudukan dirinya di sampingku. Untuk sesaat aku terdiam.

"Tapi.. aku tahu Ji, jika sekarang kau sudah membuka hatimu untuk Kiko. Dan aku yakin kau sudah membuang cintamu padaku." Jawabku lirih. Aku tidak ingin menangis lagi sekarang. Cukup sudah aku membuang air mataku sia-sia.

"Mianhae.. mianhae Ri jika saat itu aku membentakmu. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan diriku. Dan aku juga tidak suka jika seseorang lancang menjawab telfonku."

"Oke baiklah.. memang itu salahku. Aku juga tahu jika itu bukanlah hak ku. Tapi saat itu, aku benar-benar tidak ingin kau berhubungan lagi dengan Kiko. Dan ternyata keinginanku tidak bisa aku wujudkan. Karena ternyata kau masih mencintai Kiko. Dan apa dayaku yang memang bukan siapa-siapamu ?"

Jiyong berusaha untuk menghadapkan tubuhku di hadapannya. Kepalaku masih tertunduk. Aku tidak berani menatapnya sekarang. Aku takut jika ia tahu jika mataku tengah berkaca-kaca sekarang.

"Tataplah mataku." Pinta Jiyong seraya meraih tanganku. Sunggug aku merasakan tangannya sangat dingin. Aku belum pernah merasakan tangannya sedingin ini. Akhirnya pelan-pelan aku menatapnya.

Tatapannya membuatku merasa nyaman. Tatapannya seperti layaknya ia ingin membaca semua pikiranku. Begitu banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan, tapi tidak bisa untuk ditanyakan.

"Yakinlah Ri, aku hanya mencintaimu. Sangat mencintaimu. Aku rela melakukan apa saja hanya untukmu. Jadi tolong kembalilah bersamaku. Aku berjanji akan melupakan Kiko. Aku akan melupakan masa lalu yang benar-benar membunuhku. Dan aku berjanji akan membuka lembaran baru bersamamu. Aku yakin kau juga mencintaiku. Jadi tolong, jangan lawan perasaanmu. Biarkan perasaanmu berbicara. Kembalilah kepadaku Ri, aku mohon..." Jelasnya panjang lebar. Air mataku pelan-pelan mulai menetes. Sudah sekian kalinya air mataku keluar karena dirinya.

Sekarang apa yang harus aku lakukan ? Apa aku harus kembali kepada Jiyong ? Apa aku akan membuat kesalahan yang kedua kalinya ? Tapi jika boleh jujur, aku masih sangat mencintainya. Sangat amat.

'Tapi Ji, bagaimana bisa aku kembali kepadamu saat wanita yang pernah mencintaimu kembali lagi kepadamu ? Apa aku harus rela jika dia terus ada di dekatmu ? Aku belum siap jika suatu saat nanti saat aku sudah menaruh hatiku padamu, lantas kau pergi bersama perempuan itu."

"Itu tidak akan terjadi Ri. Aku sungguh mencintaimu. Aku benar-benar gila saat kau pergi. Dan selama itu pula aku tidak pernah menyentuh makananku sedikitpun. Hingga dokter yang menanganiku."

"Maksudmu sakit ?" Kini raut wajahku berubah menjadi khawatir. Jiyong diam dan hanya mengangguk pelan. "Ji, aku tahu jika kau tidak bisa hidup tanpaku. Tapi kau sendiri yang menyuruhku pergi dari kehidupanmu. Jadi mengapa kau tidak menyenangkan hatimu tapi malah membuat mu tersakiti ?" Lanjutku.

"Aku tidak menyuruhmu untuk pergi dari kehidupanku. Aku hanya marah saat itu. Dan kau yang memutuskan untuk pergi dari dorm. Saat itu memang aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi setelah kau pergi, aku baru merasakannya. Aku merasakan seperti diriku tidak terawat. Tidak ada lagi penyemangat hidupku sejak saat itu. Bahkan jika aku diundang di acara televisi, aku tidak menunjukan semangatku kepada VIP (sebutan Fans Bigbang)." Aku terdiam sesaat. Tidak tahu lagi apa yang aku harus katakan.

Kini aku benar-benar dibuat pusing oleh Jiyong. Pusing antara memilih untuk tetap bersamanya atau memilih untuk tidak bersamanya ? Tapi aku tidak ingin jika Jiyong sakit. Aku ingin Jiyong sehat seperti dulu.

"Please Ri,comeback with me." Lanjutnya.

Aku hanya mengangguk. Untuk saat ini, aku berusaha untuk menerima Jiyong kembali. Tapi jika suatu saat nanti ia mengulanginya lagi, aku tidak akan kembali ke kehidupannya sampai kapanpun.

Dengan satu gerakan cepat Jiyong menarikku dan menjatuhkanku kedalam pelukannya. Aku terdiam di pelukannya. Merasakan hangatnya tubuhku di dalam pelukannya. Walaupun tubuhnya sendiri terasa amat dingin.

"Saranghaeyo Ri." Pelan-pelan air mataku menetes. Aku tidak bisa jika harus membendung air mataku yang sudah di kelopak mata.

-----------------------------
3 hari kemudian...

Aku memutuskan untuk kembali ke dorm. Aku tidak ingin jika Jiyong menyiksa dirinya sendiri. Walaupun aku memang belum bisa, tapi aku harus.

Mobil Jiyong berhenti di parkiran dorm. Terlihat TOP hyung tengah berada di teras. Ia melamun tidak jelas. Untuk saat ini, aku tidak ingin menyakiti Jiyong lagi. Sudah cukup.

"Ayo." Ajak Jiyong. Jiyong keluar terlebih dahulu. Ia berjalan ke bagasi mobil untuk mengambil koperku. Aku pun menyusulnya keluar.

TOP hyung langsung berdiri dan memperlihatkan ekspresi bingungnya. Ya aku yakin seyakin yakinnya jika TOP hyung tengah bingung bagaimana bisa aku bersama Jiyong lagi setelah kejadian itu. Tidak beberapa lama kemudian, Youngbae dan Daesung hyung pun keluar.

"Maknae-ah...." teriak Daesung hyung seraya berlari kearahku. Aku berusaha tersenyum lebar. Aku juga senang bisa bertemu dengan mereka lagi setelah beberapa hari tidak bertemu. Aku benar-benar merindukan mereka.

Youngbae dan Daesung hyung memelukku. Aku pun membalas pelukan mereka. Kita layaknya 3 sahabat yang tidak pernah bertemu beberapa tahun.

"Aku sangat merindukanmu Ri." Kata Youngbae seraya mempererat pelukannya.

"Nado hyung." Sungguh aku sangat merindukan mereka.

"Biarkan Seungri masuk dulu. Ia pasti sangat lelah." Kata Jiyong. Youngbae dan Daesung hyung pun melepas pelukannya. Kini aku berjalan menuju ruang tengah.

Aku sempat berpapasan dengan TOPA hyung. "Welcome back." Kata TOP hyung seraya tersenyum kepadaku.

"Gomawoyo hyung." Jawabku. Aku pun kembali berjalan ke ruang tengah.

Suasana dorm tidak berubah, masih saja seperti dulu. Hanya sedikit yang berbeda. Rasa canggung diantara aku dan TOP hyung, begitu juga antara Jiyong dengan TOP hyung. Untuk sekarang, aku tidak ingin membahas itu lagi. Aku lelah untuk menangis.

"Kau akan tetap tidur bersama ku Ri." Kata Jiyong hyung. Aku pun menoleh kearahnya.

"Aigo hyung.. apa kau tidak bosan ? Aku saja bosan." Jawabku agak memperlihatkan nada bosanku.

"Oh jadi kau bosan ? Benarkah ?" Goda Jiyong. Omo.. laki-laki ini benar-benar manja. Lihatlah kelakuannya. Walaupun sudah berumur hampir 30 tahun, tapi kelakuan Jiyong masih seperti layaknya anak dibawah umur 5 tahun.

"Baiklah Ri, kalau begitu, aku masuk dulu. Jika kau lelah, silahkan istirahat. Aku sangat lelah." Kata Jiyong. Ia berjalan membawa koperku kedalam kamar kami.

Ku rebahkan tubuhku di sofa yang super empuk. Aku hanya mengganti-ganti channel yang tidak tahu apa yang harus aku lihat. Karena acara hari ini tidak begitu bagus. Kadang aku bosan di dorm.

Next..

Hellow~ author comeback^^ happy 10 parts guys~ lama ga sih menurut kalian nunggunya ? Kalok lama mian ya, soalnya juga lagi banyak tugas. Ditambah kemaren ada acara sekolah. Jadi jarang deh..hehe tapi untuk part 11 dan seterusnya, author usahain bakal update cepet kok. Votmen ya jangan lupa^^ thank u~ *kiss kiss*

WARN : TYPO

All About You -Nyongtory-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang