Part 7

1.8K 119 13
                                    

Jiyong pov

Akhhh.. apa yang harus aku lakukan untuk membuatnya pergi lagi dari hadapanku ? Untuk selamany !! Aku benar-benar di buat gila karena kedatangannya kembali. Mengapa ia melakukan itu setelah aku mengenal Seungri ? Orang yang sangat aku cintai. Arrkkhh.. aku benar-benar gila sekarang.

Aku memutuskan untuk pergi ke kamar dan beristirahat. Saat ini, aku benar-benar lelah.

Saat aku membuka pintu, aku melihat Seungri yang tersenyum menyambut kedatanganku. Aku hanya membalas senyumannya dengan senyuman tipis. Dan seketika ekspresinya berubah menjadi muram. Ia mengerutkan kedua bibirnya. Omg.. kini ia benar-benar terlihat imut.

"Ya ! Kenapa wajahmu seperti itu ?" Jawabku seraya mendudukan diriku di dekatnya. Ia tida menjawab, malah membuang mukanya dariku.

"Seungri-ya,, ada apa denganmu ?" Tanya ku sekali lagi.

"Aniyo."

"Kau ini.." aku mulai mencubit pipinya yang sedari tadi dikembangkan.

"Appo !!" Jawabnya lagi seraya memukulku.

"Ya !"

Saat kami tengah asyik berduaan, tiba-tiba ponselku bergetar pelan. Aku meliriknya. Tidak ada nama yang tertera. Siapa lagi ini ? Kenapa banyak sekali orang yang menerorku ?

"Nugu ?" Tanya Seungri sedikit mengintip.

"I don't know. No name." Jawabku seraya memperlihatkan ponselku dihadapannya.

"Sini, biar aku saja yang angkat." Dengan sekejap Seungri langsung merampas ponsel yang tadinya berada di genggamanku.

"Aniyo !!" Aku kembali merampas ponselku. Dengan segera aku langsung menekan tombol hijau di ponselku.

"Yeoboseyo ?"

"Yeoboseyo. Jiyong-ah !! Apa kau sibuk sekarang ?"

Suara ini lagi. Mengapa ia selalu menghantui kehidupanku. Aku terdiam sesaat. Aku tahu jika Seungri kini menatapku dengan bingung karena tingkahku yang aneh.

"Yeoboseyo ?" Tiba-tiba Seungri merampas ponselku kembali. "Tolong jangan ganggu Jiyong. Kau sudah bukan siapa-siapanya lagi."

--------------------------

Seungri pov

Aku tahu suara ini. Ini suara perempuan itu. Dengan segera aku langsung merampas ponsel milik Jiyong.

"Yeoboseyo ? Tolong jangan ganggu Jiyong. Kau sudah bukan siapa-siapanya lagi."

Jiyong kembali merampas ponselnya, "Ya ! Apa yang kau lakukan ?! Kenapa kau sangat lancang. Kau mengatakan kepadanya jika ia bukan siapa-siapaku, dan kau, kau siapaku ?!" Tiba-tiba Jiyong meluapkan semua kemarahannya kepadaku.

Aku membeku. Tubuhku serasa mati. Tidak mampu untum bergerak sedikitpun. 'Kau siapaku ?' Kata-kata itu seperti membuatku mati. Urat ku serasa putus. Aku tidak percaya jika Jiyong seperti itu. Dan ia tega mengatakan itu kepadaku. Apa maksud dari semua ini ? Aku memang bukan siapa-siapanya. Ya aku tahu itu. Mungkin ini memang salahku. Aku terlalu menekan Jiyong. Padahal ia bukan siapa-siapaku. Ia hanyalah orang yang pernah mencintaiku, tapi kali ini cintanya telah hilang.

Aku berusaha untuk menahan air mataku agar tidak tumpah di hadapan laki-laki sialan ini. Dengan segerap Jiyong berdiri dan pergi meninggalkanku. Sampai sekarang aku masih membeku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Pelan-pelan air mataku keluar.

Mianhae Ji..

Aku berjalan menghampiri koper yang ada di bawah kolong tempat tidur. Kali ini keputusanku telah bulat. Aku akan pergi dari dorm ini, aku tidak akan kembali lagi. Walaupun aku sangat ingin melakukan ini sejak kemarin-kemarin, tapi aku menahannya karena Jiyong. Tapi, tapi kenapa ia sekarang seperti ini ? Aku tahu jika ia kembali membuka hatinya untuk Kiko, dan menghilangkan cintanya untukku.

Semua baju yang aku bawa ke dorm ku masukan ke koper putih yang tidak terlalu besar tapi muat untuk semua pakaianku.

"Ri !!" Teriak seseorang dari luar kamar. Aku tahu jika itu adalah TOP hyung. Aku tidak ingin ia melihatku menangis. Apa yang aku lakukan sekarang ?

"Masuklah hyung !" Kataku seraya menyeka air mata yang sedari tadi menetes.

TOP hyung, terdiam sesaat setelah mengetahui aku tengah memasukan beberapa bajuku ke koper.

"Mau kemana kau sekarang Ri ? Dan ada apa denganmu ? Mengapa kau menangis ?" Tanta TOP hyung yang menatapku dengan penuh kebingungan.

"Aku akan meninggalkan dorm ini hyung, aku tidak akan tinggal bersama kalian lagi. Tapi jika kalian membutuhkanku, kalian bisa menghubungiku." Jawabku berusaha tersenyum.

"Kenapa ? Apa ada masalah ?"

"Ya hyung. Adikku sakit, aku harus menjaganya." Bohong, sangat berbohong. Aku tidak ingin membohongi TOP hyung, tapi ini yang harus aku lakukan agar aku bisa pergi dari dorm ini dan aku bisa melupakan semua luka ini. Aku hanya ingin tidak melihat Jiyong kembali dihadapanku.

"Jjinja ?" Aku hanya mengangguk. "Baiklah jika begitu, biarkan aku mengantarmu." Lanjutnya.

Dengan cepat aku langsung menggeleng. "Tidak perlu hyung, aku bisa naik bus."

TOP hyung hanya menarik nafas panjang-panjang.

Aku berjalan keluar kamar setelah tersenyum sesaat kepada TOP hyung. Aku lihat Jiyong tengah berada di sofa. Aku tidak mempedulikannya.

"Ya ! Maknae-ah ! Mau kemana kau ?" Tanya Youngbae hyung yang tengah berada di dekat sofa. Jiyong pun ikut mengarahkan pandangannya kearahku.

"Aku akan pulang hyung." Jawabku singkat seraya tersenyum tipis.

"Mwo ?!" Daesung dan Youngbae hyung kaget dengan apa yang aku katakan. "Kenapa ?" Lanjut Daesung hyung.

"Adikku sakit. Dan aku harus menjaganya."
"Apa kau akan kembali kesini ?"

"Entah." Jawabanku kali ini sangat tidak meyakinkan.

Youngbae dan Daesung hyung menghampiriku lalu memelukku. Aku tidak tega dengan mereka. Aku sangat menyayangi kalian semua. Tapi aku harus pergi untuk menghindari luka yang akan di buat laki-laki itu untuk kedua kalinya.

Ku lirik Jiyong yang hanya melamun tidak jelas. Setelah sekiranya cukup untuk perpisahan. Aku pamit dan mulai berjalan keluar dari dorm. Terlihat Jiyong tidak bergeming dari tempatnya. Aku tersenyum kepasa TOP,Daesung dan Youngbae hyung dan mereka membalas senyumanku.

Aku menarik nafas panjang-panjang untuk memberanikan diri memutar daun pintu. Belum sempat aku meraih daun pintu, tiba-tiba seseorang menarikku dan memelukku dari belakang. Seketika mataku melebar dan hanya bisa diam seperti patung. Aku benar-benar tidak tahu siapa yang tengah memelukku sekarang.

"Tolong kembalilah." Suara ini.. TOP hyung. Apa yang kau lakukan ? Kau tahu ? Kau sudah melukai hati Jiyong.

Dengan segera aku langsung berusaha untuk melepaskan diri dari TOP hyung. Air mataku mulai turun. "Tolong lepaskan hyung." Kataku pelan seperti bisikan.

Akhirnya TOP hyung melepaskanku. Ku lirik Jiyong yang menatap TOP hyung dengan tatapan sinis. Aku tidak peduli itu. Aku bukan siapa-siapanya, jadi untuk apa aku mempedulikannya.

Aku berjalan keluar dorm dengan gontai. Kesedihan yang sedari tadi aku tumpahkan dengan air mata, sampai sekarang pun masih belum bisa hilang. Aku masih memikirkan apa yang dikatakan Jiyong.

Tuhan, buatlah aku amnesia akan hal ini. Aku tidak ingin membuang air mataku sia-sia.

Next...

Part 7 finish^^ maaf ya kalok updatenya lama, soalnya lagi ga ada ide..hehe jangan lupa votes ya^^ kirim komentar juga. Komentar pedes atau baik, aku terima kok^^ next time lanjut part 8 ya^^

WARN : TYPO

All About You -Nyongtory-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang