Part 4

33.7K 1.7K 26
                                    

-Author's POV-
3 hari mos telah Shania jalani dengan lancar tanpa gangguan sedikitpun, kecuali saat Shania dihukum karena tidak membawa peralatan untuk kegiatan MOS. Hukumannya tidaklah mudah, dia disuruh untuk mencabut 3 helai rambut kaka kelasnya yang menurutnya tampan. Tanpa membutuhkan waktu yang lama, Shania telah berhasil mengambil rambut-rambut kaka kelasnya itu. Sebenarnya Shania tidak melihat rambut siapakah yang dia ambil, dia hanya asal mengambil rambut cowo yang berada di sekitarnya. Shania tidak hanya mengambil 3 helai tapi 20 helai. Tadinya dia tidak bermaksud mengambil sebanyak itu, tapi karena kaka kelasnya tidak mau memberikan rambutnya maka dia terpaksa menjambaknya dan tercabutlah 20 helai rambut kaka kelas itu dan dengan bangganya dia berikan ke kaka kelas yang menghukumnya. Semua orang yang melihat tindakannya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya yang pusing akibat melihat kelakuan anak yang satu ini.

-Rey's POV-
Dasar cewe freak, dua hari kemarin dia nendang 'itu' gue, hari ini dia ngejambak rambut gue, maunya apa sih tuh anak?

Ah males banget mikirin anak itu.

Liat aja nanti gue bakal bales dendam.

Tiba-tiba saat gue lagi jalan di koridor, gue mendengar suara teriakan-teriakan yang berasal dari kantin, gue pun segera berlari kearah kantin karena menurut feeling gue ada yang ga beres.

Di kantin, gue melihan banyak murid-murid seperti sedang mengerubungi sesuatu. Saat gue menerobos lautan manusia itu untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, gue terkejut melihat apa yang ada di depan mata gue. 5 orang anak-anak ekstra kulikuler bela diri wushu tergoler lemah di lantai. Anak-anak wushu Skyhigh sudah terkenal dengan kehebatan mereka dalam bidang bela diri, mereka sering memenangkan berlombaan, namun kenapa mereka semua tampak tak berdaya sekarang? Ada yang mimisan, ada yang jidatnya mememar, bahkan ada yang sudah berdarah-darah. Siapa yang melakukannya? Yang membuat gue lebih terkejut adalah di tengahnya gue melihat ada seorang perempuan dengan penampilan yang sudah jauh dari kata rapih namun tidak terluka sedikitpun. Perempuan itu tidak lain adalah si gadis freak itu.

"Siapa yang melakukan ini semua?" Tanya gue dengan nada setengah berteriak.

Semua anak-anak disini terdiam seperti tidal berani menjawab.

"Gue" kata si cewe freak dengan santainya.

Sebenernya gue ga percaya kalo dia melakukan ini semua, maksud gw.. tidak mungkin seorang perempuan bisa mengalahkan 5 anak wushu sekaligus. Tapi karena dia sendiri yang mengakuinya, gue terpaksa untuk percaya

"Lu ikut gue" ucap gue. sebagai anggota osis yang baik , gue harus memberi hukuman untuk anak-anak yang membuat onar.

Dia berjalan dengan santainya sambil mengikuti gue ke ruang BK. Di ruang BK kami langsung disambut oleh guru BK yang cerewrtnya minta ampun. Bu Ros. Gue menjelaskan apa yang gue lihat ke Bu Ros, Bu Ros pun sempat kaget dengan perbuatan cewe ini.

-Shania's POV-
Gue dibawa ke BK sama si cowo yang sok-sok berkuasa itu, kalo kata kakak gue nama dia itu Rey tapi gue ga peduli. Gue juga udah terlalu biasa ngadepin guru BK,ya gue santai aja

Rey ngejelasin apa yang gue lakuin ke guru BK itu, tapi sebenernya apa yang dia lihat ga sepenuhnya benar. Yang dia jelaskan ke Bu Ros seakan-akan membuat gue jadi terlihat sangat-amat bersalah.

"Bu, sebenernya saya ga mau ngajak ribut mereka, merekanya aja yang nyari ribut sama si nerd, pake malakin uang jajannya si nerd lagi, mereka ga nyari lawan yang sebanding sama mereka, sebenernya saya kasian sama si nerd yang mau-maunya diambil uang jajannya,yaudah saya marahin anak-anak wushu songong itu, tapi mereka malah mau mukul saya, yaudah saya tangkis terus saya pukulin mereka semua, kalo yang tadi kepalanya berdarah sih saya minta maaf Bu, tadi saya ngejedotin kepala dia ke temboknya terlalu kenceng, abisnya dia nendang kaki saya sampe memar, saya ga terima, saya emosi jadi saya jedotin deh ke tembok" jelas gue sambil menunjukan lambang *peace* dengan jari telunjuk dan jari tengah gue, HEHEHE..

Ibu Ros pun menggelengkan kepalanya sedangkan si osis sialan yang duduk sebelah gue itu tercengang. HAHA. Mukan kaya orang stupid.

"Tapi mau gimana juga kamu seharusnya ga mukulin temen kamu, kan kasian mereka mukanya jadi lebam-lebam begitu." Kata Bu Ros

"Mereka bukan temen saya bu, kenal aja kaga." Balas gue dengan nada nyolot.

"Huh.. memang benar kata kakak kamu, kamu memang keras kepala. Sekarang kamu bantuin obatin orang yang tadi kamu bikin babak belur sana. Rey, ibu minta tolong yah sama kamu, tolong kamu bantuin Shania obatin anak-anak tadi di UKS, terus hukuman yang harus Shania dan anak-anak wushu itu terima adalah bersihin cabutin rumput di lapangan sepak bola, sama nyuci bus sekolah yah Rey." Ucap Bu Ros

"ANJENGGG BA-" teriak gue di depan bu Ros.

Rey langsung melotot ngeliatin gue dengan tatapan 'seriously lu ngomong begitu di depan guru'

... buset gue keceplosan...

...mati gue...

"SHANIA! BARUSAN KAMU BILANG APA?" Teriak Bu Ros

"Uhm engga bu, itu anjing depan sekolah baru belajar terbang" ucap gua sambil berjalan setengah berlari ke arah pintu keluar.

Untung gue cepet keluarnya,kalo engga bisa-bisa keburu diceramahin lagi gue.

Gue berjalan di koridor yang sepi karena sebenarnya sekarang semua anak seharusnya ada di dalam kelas.

Dari tadi gue ngerasa lagi di liatin, pas gue liat ke kiri, bener aja si osis songong itu lagi ngeliatin gue.

"Apa lu liat-liat? Seneng lu mau ngehukum gue?" Tanya gue sinis.

"Kaga" jawabnya pendek.

"Irit banget ngomongnya" kata gue sebel.

"Terus gue harus ngomong apalagi" tanyanya

"Gatau" balas gue

" BTW tadi lu gimana bisa ngadepin anak-anak wushu itu??" Tanya Rey lagi.

"Jadi.. gue itu dari dulu paling seneng yang namanya berantem. Tadi mereka berantemnya pake emosi, sebenernya kalo orang berantem itu gaboleh pake emosi, emosi malah bakal jadi kelemahan buat diri sendiri, jadi tadi ngelawan mereka ga susah-susah banget. Tadi si anak wushu yang botak itu nyebelin banget gila, sok-sokan nantangin gue, udah kalah malu kan, terus yang pake sepatunya nike itu blablabla...."
Gue pun bercerita ke Rey panjang lebar selama perjalanan kami ke UKS.

Di UKS gue sama Rey ngobatin anak-anak yang babak belur gara-gara berantem sama gue

Setelah gue ngobatin anak-anak monyet di UKS, gue pergi ke lapangan bareng Rey..

"Woi, lu potongin nih rumput." Kata Rey sambil ngelempar sebuah gunting kuku ke gue..

"What the fuck, masa pake gunting kuku?" Ucap gue dengan nada protes

"iyah, sana cepet" kata dia.

Gue ga terima, siapa dia nyuruh-nyuruh gue. Gue gatakut sama dia

Gue ngelempar gunting kuku yang tadi Rey kasih ke gue,terus gue ludahin lalu gue pun melangkahkan kaki menjauh dari lapang tapi tiba-tiba tangam gue di cekal.

"WTF. Lepasih tangan gue, gue gamau motongin rumput , gue gamau bersihin bus sekolah, dah gue gamau dipegang-pegang sama lu !" Ucap gue.

Gue pun menarik tangan dia yang mencekal tangan gue. Lalu gue gigit, dia pun melepaskan cekalannya dari tangan gue, dan gue pun lari menjauh dari lapangan sekuat tenaga.. hahahaha....

_________________________________
Hellooo readers! Gimana cerita gue?? Apakah ada perkembangan? Tambah rame atau gimanaa?? Soal yang ceritanya shania berantem sama anak-anak wushu itu based on true story tapi ga selebay itu juga sihh, ga sampe ada yang berdarah kaya di cerita,, bagian ngejedotin kepala orang ke tembok juga beneran wkwk.. tapi bedanya dulu yang kena bukan kepala tapi idung, jadi temen gue itu mimisan.. BTW cerita ini kebanyakan based on my PAST yah, sekarang gue udah ga sebandel dulu wkwkwk
.
.
Dede' tolong jangan dicontoh adegan berbahayanya hehe

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang