Part 19

23.2K 1.1K 4
                                    

Kita bermain sampai larut malam, tidak ada satupun dari kita yang menyelesaikan permainan.

Di malam itu Debora mengecheck anak-anaknya.

Mereka tertidur di sofa dengan posisi Rey memeluk Shania. Controler-controlernya sudah berjatuhan di lantai, Xboxnya masih menyala dan makanan berserakan di lantai. Debora sama sekali tidak berniat untuk membangunkan mereka. Dia hanya tersenyum lalu mengambil sebuah selimut lalu menyelimuti anak-anak itu.

 Dia hanya tersenyum lalu mengambil sebuah selimut lalu menyelimuti anak-anak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*dia pagi hari*

Pundak gue kerasa berat banget. Anjir ini apaan? Jangan-jangan ini setan?

Bentar-bentar.. ini setan kenapa wangi banget.

Wanginya.. Rey.

Gue memberanikan diri buat natap ke belakang. Lagian ni setan badannya hangat banget.

Fvck, di belakan gue ada Rey lagi tidur. Mukanya adem banget kaya ubin masjid.

*blushed*

"ANJIR REY NGAPAIN MELUK-MELUK GUE, MODUS BANGET BANGKE" kata gue.

Yang dimarahin baru bangun lalu ngucek-ngucek mata.

"Cepet lepasin pelukan lu, berat nyet!"

"Hah? Ko lu bisa disini, lu ngapain gue semaleemm?!!"

"Ada juga lu yang ngapain gue? Lagian ini selimut dateng dari mana? ".

Gue mengganti posisi gue jadi duduk. Tanpa membuang waktu gue langsung ke meja makan.

Disana udah ada sarapan soup, gue langsung duduk. Om, tante, dan Rey juga ikut duduk di meja makan.

"Good morning everybody" sapa gue.

"Morningg'' jawab mereka.

"Aduh Pap, sekarang udah ada yang jago modus nih. Tidur aja sambil peluk-pelukan" kata Tante sambil tertawa menggoda Rey.

Sebadan gue kerasa panas. Shit.

Gue cepet-cepet beresin makan gue lalu gue pamit buat ke kamar.

*keesokan harinya*

Gue membuka pintu kamar gue. Tepat saat Rey membuka kamarnya. Gue keinget tentang kemaren.

"Goodmorning Reyy." Sapa gue.

"Morning shan, shan btw lu kan ga sekolah, di dalem ada buku-buku gue, belajar aja."

"Mana gue ngerti kalo belum dijelasin, emang gue Enstein?"

"Kaga-kaga.. otak lu ga mendukung, yaudah sini gue ajarin"

"Jahat kampret. Gue bandel-bandel gini juga pinter. Ckck, ayo belajar.''

Rey dengan sabar ngajarin gue. Dia ngomong panjang lebar tapi gue malah asik sendiri main sama Summer dan ngoprek-ngoprek isi lemarinya, ternyata setiap hari rambutnya di wax, pantes rapih.

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang