-Author's POV-
Hari ini adalah hari dimana keluarga Standfield akan kembali ke Indonesia, lebih tepatnya hanya 4 orang anak dari pasangan Standfied.3 orang laki-laki 1 orang perempuan berjalan dengan dikawal oleh bodyguard.
Berjalan melewati ribuan umat manusia.
"Hell, we don't need you guys" ucap gue dengan tatapan tidak suka.
"Kami harus menjaga kalian, ini adalah perintah dari madame, kita bisa dibunuh kalau kalian tidak bersama kami" balas body guard itu.
"Kalau begitu selamat tinggal" ucapku sambil berlari kencang meninggalkan mereka.
Aku belari kencang ke arah toilet, disaat aku berlari..
Bugh..
Gue tersungkur ke lantai dengan posisi seperti paus terdampar, bayangkan saja sendiri
Dan orang yang menabrak gue masih berdiri tegak di depan gue. Badannya keras banget kaya batu.
Dia mengulurkan tangannya untuk membantu gue. Karena gue penasaran siapa yang nabrak gue, gue mendongak dan mendapatkan..
STEVEN TANNER.
"Fuck steve, lu nguntit gue yah, kemana-mana pasti ketemunya lu lagi, lu lagi"
"Hidih geer banget, lu aja kali yang nguntit gue. Liat ga gue lagi mau kemana.. ke toilet cowo stupid. Dan asal lu tau, posisi jatuh lu 'anggun banget' "
Gue melihat ke arah pintu toilet dan benar saja, itu toilet cowo.
Gue hanya bisa menunduk dan menggaruk kepala gue yang ga gatel. Awkward.
"Lagian lu ngapain pake acara lari-larian segala"
"SHANIA, KAMU KEMANA AJA SIH, NGAPAIN PAKE LARI-LARIAN SEGALA!" kata kak Mark dengan ga woles.
"Nah, itu alasan kenapa gue lari" kata gue sambil nunjuk ke body guard gue.
"Bzz.. gitu doang. Lu mau ikut pesawat pribadi gue ga?" Tanya steve.
"Mauu.. " jawab gue antusias.
"Yaudah sana steve, bawa aja adik gue. Gausah pulangin sekalian" kata kak Mark yang masih kesal ke gue.
"Ih kak Mark mah gitu. Aku boleh yaahh ikut sama Steve" kata gue sambil noel-noel pipi kak Mark yang langsung dia tepis.
"Sana pergi sana"usirnya.
"Hayo Shan".
Gue berlari kearah Steve sambil membawa koper gue yang berat.
Sebelum gue berjalan jauh, gue menjulurkan lidah ke arah body guards gue.
*di pesawat*
"Holy shit. Pesawat lu keren banget." Kata gue.
Ukuran pesawat gue sama besar dengan punya Steve. Yang membedakan hanya isinya
Pesawat Steve bernuansa warna putih dan hitam elegan . Disana terdapat sofa dan kursi-kursi, bahakan di sisi kirinya terdapat single bed. Kelewat mewah . Gue merebahkan salah satu sofa putih. Mata gue yang sudah terasa berat lama-lama terpejam.
Gue bangun setelah merasa seperti ada cairan di muka gue.
"Ehanjeng.. ngapain lu nyirem muka gue!"
"Lu susah banget dibangunin, kita udah sampe di bandara bruh."
"Okay.."
*Di rumah*
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
Action"Gue ga bikin ulah, gue cuman mau bikin segalanya lebih menarik" -Shania-