Part 18

22.5K 1.1K 7
                                    

Hari ini gue bangun di pagi hari dengan keadaan yang cukup kacau. Rambut yang terikat satu sama lain, mata yang merah, muka yang sangat datar.
Semalem gue terlalu banyan mikirin keluarga gue dan teman-teman gue. Adakah yang benar-benar peduli atas kehilangan gue? Mungkin tidak ada. Mungkin mereka merasa malu punya anak yang terlibat geng kriminal.

Gue bergegas mandi lalu menggunakan baju santai gue.
Baju putih polos tipis dan celana pendek denim.

Gue turun ke lantai satu dimana tante Debora (momnya Rey), Rey, dan om Austin berada.

"Good morning om, tante, Rey !!" Sapa gue saat bertemu mereka.

"Morning !" kata om dan tante serempak.

Rey?? Jangan harap mendapat balasan dari Rey.

Sejak gue pacaran sama Steve. Sifat Rey berubah jauh, dia selalu menganggap gue gaada. Mungkin dia menolong gue kemaren juga karena iba.

"Sini Shani sarapan dulu" kata tante Debby.

"Mau apa?? Salmon sama mash potato?" Tanya om Aust.

"Apa aja om" kata gue dengam cengiran khas gue.

Gue melihat ke Rey. Dia makan dalam diam. Ngelirik gue aja engga. Bahkan mungkin kacang polong di piringnya dia anggap lebih menarik dari pada gue. Berasa jadi seonggok sampah :"))

Gue melihelihat setiap inci wajahnya. Bulu matanya sangat tebal dan mata coklat tuanya berkilau dan satu lagi. Jaw linenya, gue kelepek-kelepek liatnya. Dia menggunakan seragam sekolah Skyhigh yang belum di kancingkan dan lengannya dilipat.

"Shania yah... Pagi-pagi udah senyum-senyum sendiri liat Rey. Kalo suka bilang aja. Tante restuin koq, mau tunangan besok juga boleh, tapi sekarang makan dulu itu nanti salmonnya keburu dingin".

Cesss.. muka gue kerasa kaya melepuh sekarang.

"Eh engga tante.. ga lagi liatin Rey kok. Lagi liatin itu tante ada gajah terbang luar, ehemmm.. Shania makan dulu yah tant, om, Rey" kata gue lalu tersenyum awkward.

Gue makan sambil manyun gara-gara ketawan abis ngeliatin Rey.

Rey berangkat ke sekolah.

Gue duduk di sofa sambil nonton TV. Tiba-tiba tante dateng terus duduk sebelah gue.

"Haiii lagi tante, tante mau nonton? Ini remotenya tan" kata gue.

"Engga kok"

Terjadi keheningan selama beberapa saat.

"Shania suka sama Rey yah?" Tanya tante tiba-tiba.

Air-air mana air. Badan gue udah panas kea setan abis dibacain doa.

Ya.. ga.. ya.. ga..

Gue aja bingung gue suka sama dia ato engga. Kayanya sih engga.

"Engga kok tan, emang kenapa tan?"

"Mata kamu ga bisa boong loh. Lagian Rey juga suka sama kamu"

Gue menutup mata gue pake tangan

"Sekarang masih keliatan ga tante? Lagian Rey juga jutek banget ga kaya dulu, dia pasti benci banget sama Shania."

Tante membuka tangan gue yang menutupi mata gue.

"Duh ini anak.. Rey sebenernya suka sama kamu cuman dia ga mau deket-deket lagi sama kamu abisnya kamu udah punya pacar."

"Ralat tant, mantan pacar. Shania diselingkuhin. " kata gue sambil garuk-garuk kepala.

"Serius Shan? berati Rey masih memiliki harapan hidup?"

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang