6 bulan berlalu, gue dan Steve resmi berpacaran, gue bukan tipe orang yang mudah suka sama orang. Steve adalah pacar gue yang pertama, semoga dia juga yang terakhir. Awalnya gue selalu benci sama dia gara-gara dia suka gangguin gue. Lama kelamaan gue merasa sepi kalau dia tidak masuk sekolah . 5 bulan yang lalu dia menyatakan perasaannya ke gue di sebuah restoran elite dan gue menerimanya.
Gue juga semakin dekat dengan geng gue, Ganza, terutama dengan Troy dan Matthew. Awalnya Steve terkejut saat mengetahui kalau gue masuk ke geng itu tetapi dia tidak melarang gue sama sekali dan membiarkan gue tetap menjadi anggota di geng itu.
Sekarang gue sedang berada di tempat favorit gue. Base camp Ganza. Disini ada Troy dan Matthew yang sedang bermain
Xbox di sebelah gue. Di taman belakang ada Rick, si freak berwajah seperti model-model Calvin Klein. Dia adalah anak yang pendiam, anak jalanan, dan pecandu obat-obatan terlarang tetapi dia tidak pernah membiarkan gue menengguk vodka, merokok, ataupun mencoba racun-racun yang biasa dia makan walaupun hanya sebutir. Dia selalu memakai pakaian serba hitam dan dia mengenal banyak mafia-mafia kelas kakap.Di ruangan lain, kebanyakan anak-anak berlatih bela diri dan bermain skate board. Tapi tidak sedikit juga jumlah anak-anak yang sedang menghirup rokok dan menyuntikan zat-zat kimia ke dalam tubuhnya. Ada beberapa juga yang sedang berkeliling kota dengan menggunakan motor ducatinya. Tak jarang acara mengendara motor keliling kota tersebut berakhir dengan bentok antar geng. Ganza memiliki beberapa geng rival diantaranya ada ada BSB (back street boys), the tiger, dan DB (drunken boys) yang menurut gue lebih cocok dinamai dengan kata Demam berdarah.. namanya terlalu norak. Mereka sering membuat kerusuhan di kota.
"GUYS, GENG BSB MENANTANG KITA UNTUK MELAWAN MEREKA. MEREKA MENGANCAM AKAN MENYERANG BASE CAMP 2 DAN MENCELAKAKAN MANUEL JIKA KITA TIDAK DATANG. MANUEL DITAWAN MEREKA SAAT DIA SEDANG BERKELILING KOTA." Teriak Daniel panik saat dia baru saja memasuki base camp.
"Fuck" umpat Matthew.
"No... Manuel" kata gue.
Dia salah satu teman terbaik gue disini, cuman dia yang bisa nenangin gue kalo gue lagi marah besar.
Gue berlari menuju kamar yang berada di base camp itu. Mengikatkan dan perban pada dada gue untuk membuatnya terlihat rata. Tujuannya untuk terlihat seperti laki-laki karena gue tau Ganza bakal diremehkan oleh BSB kalau mereka mengetahui bahwa Ganza melibatkan seseorang perempuan dalam pertarungan.
Gue memakai masker hitam beserta wig dan Topi untuk menutupi rambut sebahu gue.Gue berlari pertama menuju garasi. Gue berlari sangat cepat sebelum anggota-anggota yang lain menghentikan gue dan tidak memperbolehkan gue ikut dalam pertarungan ini. Gue mengambil ducati matte-black gue lalu melajukan motor gue ke base camp BSB
Mereka semua berlari mengikuti gue menuju garasi dan mengambil motor mereka masing-masing.
*setibanya di base camp BSB*
Gue melihat Manuel yang diikat di kursi, keadaannya masih baik-baik saja walaupun dia mendapat sebuah luka lebam di pipinya. Sepertinya itu bekas tamparan, matanya ditutup oleh sehelai kain hitam. Seperti orang yang mau di eksekusi saja--
"Hahaha, akhirnya Geng Ganza yang lemah itu datang juga, wait. Mereka hanya menerjunkan 1 orang? Mana teman-temanmu idiot?"
"Haha, jangan ngeremehin gue keparat" kata gue sambil berjalan mendekati Manuel yang terikat, tepat sebelum gue selesai membuka ikatan Manuel, tubuh gue ditarik ke belakang oleh 2 pasang lengan kekar. 1 orang yang memegang bahu kiri gue hampir nonjok gue tapi gue dengan cepat melepaskan tangan gue yang dia cengkram dan menonjok hidungnya sampai mimisan. Darah hangatnya muncrat ke tangan gue. Sekatang gue terlihat seperti seorang psikopat.
10 orang mau menyerangku secara bersamaan tetapi gue mengambil sebuah pipa di dekat Manuel dan mulah menghajar mereka satu-satu tanpa sisa.
Melawan para junior sama sekali tidak menyulitkan gue. Bahkan gue menghabisi mereka seperti ibu-ibu memukuli kucing yang telah mencuri ikan.
Anak-anak geng yang tidak terima temannya gue habisi mulai mulai maju secara bersama-sama untuk menghajar gue. Gue terkena beberapa pukulan dan tendangan.
Tendangan demi tendangan gue lontarkan. Beberapa berhasil gue jatuhkan tapi sisanya masih berdiri sambil berusaha memukul gue. Gue yang kelelahan mulai mengendorkan pertahanan gue dan gue jatuh ke belakang. Gue berusaha untuk bangun lagi tapi seorang laki-laki menendang dada gue lalu gue kembali jatuh dan terbatuk-batuk mengeluarkan darah. Gue mengeluarkan darah bercampur ludah dari mulut gue lalu kembali bangkit dengan cepat. Gue mengantarkan sebuah bogeman ke muka orang yang telah menendang gue. Gue yang saat itu sudah semakin melemah terjatuh dan hampir tidak sadarkan diri. Hantaman dan tendangan terus mengenai anggota tubuh gue.
Sebelum gue jatuh pingsan, teman-teman gue datang dan menghabisi geng BSB dalam 15 menit.
Gue bengkit berdiri mendekati ketua geng tersebut lalu menghajar dia habis-habisan. Dia tidak sempat melawan. Dia mengambil sebuah pistol yang gue yakin dia dapatkan dari pasar ilegal. Timah panas menembus perut bagian bawah gue. Setelah menembak gue dia terjatuh dan sudah tampak lemah, dia menjatuhkan pistolnya , gue menekankan ibu jari gue ke luka akibat timah panas tersebut lalu mengeluarkannya dengan tangan kosong, panas, sangat panas, tetapi harus dikeluarkan sebelum membuat area sekitarnya infeksi.
Gue memaksakan kaki gue untuk tetap berdiri walaupun gue tidak kuat. Gue membuka masker dan wig gue lalu memberikannya senyuman meremehkan.
"Orang yang lu bilang idiot masih bertahan hidup dan berhasil menghancurkan harga diri BSB. Dan ya .. 1 orang PEREMPUAN melawan berpuluh-puluh anggota BSB.. dan dia berhasil" kata gue sambil meludahkan ludah yang masih berasa amis karena bercampur dengan darah ke samping tubuh ketua geng BSB yang tergeletak di lantai.
Setelah beberapa saat.. tubuh gue jatuh ke lantai dingin dan kesadaran gue pun hilang.
*1 minggu kemudian*
Gue bangun dari tidur gue yang sangat lama.. gue langsung mengetahui dimana gue sekarang.
Rumah sakit.
Selang infus masih menempel di tangan gue. Gue melihat sekeliling dan gue mendapatkan Manuel, Matt, Troy dan Trey yang sedang tertidur pulas di sofa. Gue bangun dan menarik paksa jarum infus yang terpasang di tangan gue. Gue mendekat ke arah mereka mereka lalu berteriak di telingnya.
"Bangun bodoh" kata gue.
"Anjir.. setan" kata Manuel yang kaget.
"Bidadari dibilang setan, sialan lu"
"Eh udah bangun, gimana tidurnya ? Enak??" Kata Matt dengan nada menyindir.
"Kaga gue belum bangun, masih tidur... ya udah bangun lah goblok, kalo masih tidur gue gaakan ngomong."
"Dasar cewe keras kepala. 1 minggu lalu lu hampir mati dan sekarang lu udah bisa bercanda. Keterlaluan lu"
"Gue cewe strong, pistol doang mah.. cihh. Ga kerasa".
"Kalo ga kerasa gamungkin lu koma.. bodoh".
"Ya emang ga kerasa lah, orang udahnya langsung pingsan, orang pingsan mah gabisa ngerasain sakitnya, tiba-tiba bangun udah enakan".
"Sinting, mati aja lo" kata Manuel.
"Ehh inget.. lu utang nyawa sama guee"
"Iyaa.. iya.. makasih. Tapi kenapa datengnya harus sendiri coba."
"biar gereget". Kata gue acuh tak acuh..
________________________________
Yass. Update lagi..Ceritanya jadi berantem-beranteman mulu nih.
Part berikutnya bakal ada yang lebih rame daripada cuman berantem-beranteman.
Btw gw lagi kesel sama Stevenya . Dia bahkan ga ngejenguk pas Shania di Rumah sakit.
Dia jadi cuek banget padahal pacaran aja belum lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
Action"Gue ga bikin ulah, gue cuman mau bikin segalanya lebih menarik" -Shania-