-Shania's POV-
"Jill, ini tempatnya bener ga sih? Kenapa tempatnya kaya serem begini?" Tanya gue.Gue di depan sebuah rumah, rumah yang dari luar tampak kosong, mungkin sudah ditinggalkan selama berpuluh-puluh tahun.
"Kami akan scanning rumah, kalian tunggu di mobil". Jill, Morgan, dan twins turun dari mobil sambil membawa alat scan panas tubuh.
Setelah mereka turun suasana jadi sepi. Kesempatan bagus untuk mengajak Sky ngobrol karena dia tidak akan menghindar.
"Sky, kenapa lu selalu ngehindarin gue tiap kali gue ngajak ngomong?"
"Lu ga menyerah? Udah 2 taun lu terus-terusan nanyain hal yang sama dan gue ga pernah jawab".
"Gue gaakan nyerah. Walaupun lu nyuruh gue ngejauhin lu"
"But why? Lu ga cape, tiap kali perbuatan baik lu gue tolak?"
"Nope, not at all. Kalo gue menyerah, gue gaakan bisa mencapai tujuan gue."
"Emang apa tujuan lu?"
"Dianggap seseorang sama lu"
"Gue emang udah nganggep lu orang"
"NO!! Are you stupid or what? I mean.. uhm.. Iloveyou"
For God Sake gue barusan ngomong apa? Pipi gue udah mera. Sky cuman diem seperti sedang terkena serangan jantung.
"Gue turun dulu" gue membuka pintu mobil lalu beranjak turun tapi sebelum kaki kiri gue mendarat di tanah, gue merasa hoody jaket gue tertarik, otomatis gue membalikan muka gue untuk melihat apa yang menyangkut di hoody gue.
Ternyata Sky yang menariknya.
"Hey.. look at me" katanya.
Gue menatap matanya dengan ragu-ragu. Dia mengangkat dagu gue.
"I love you too, you know?" Katanya.
Dia menepuk-nepuk pipi gue sambil tersenyum lalu dia turun dari mobil.
Gue kembali naik ke atas mobil lalu menempelkan dahi gue yang panas ke stir mobil.
What am I dreaming
Kalo dia bakal nerima gue sebegitu mudahnya, kenapa gue nga tinggal ngomong aja 2 taun lalu.
Setelah sedikit lebih tenang gue turun dari mobil membawa Sidney.
Sky menunggu gue di depan mobil.
"So.." kata gue.
"So what??"
"What are we now?" Tipikal cewe... butuh kepastian.
"Boy Friend, Boyfriend and Girlfriend"
Dia merangkul gue sambil jalan ke arah Jill dan kawan-kawan.
Jill masih menghadap ke alat Scanning memunggungi kita.
"Di dalam ada sekitar 3 orang, satu sedang di ikat, 2 lainnya membawa senjata" kata Jill tanpa menghadap ke kita.
Jill membalikan badannya.
"Wohoaaa. What do we have here, Sky, sejak kapan kalian menjadi.. hm.. akrab seperti ini?" Tanyanya.
"Sejak kita officially dating, more like 3 minutes ago." Kata Sky santai.
"Good for you, longlast. Dulu gue sangka lu gay." kata Morgan.
"Shit".
Kita menyiapkan senjata kita lalu mengendap-ngendap masuk. Sangan bukan style gue, sayangnya disini kita disuruh untuk membawa pelaku hidup-hidup, tapi kalau terpaksa baru boleh membunuh. Kalau saja kita diperbolehkan untuk membunuh, mungkin gue akan menembaknya dari jauh lewat jendela yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
Action"Gue ga bikin ulah, gue cuman mau bikin segalanya lebih menarik" -Shania-