17

1.8K 161 5
                                    

Desahan itu semakin terdengar berat, seolah sang pemilik raga sedang mengalami depresi yang sangat mengganggunya. Yeoja itu terlihat duduk sendiri, menatap kosong pada objek didepannya. Dia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi taman, mendongakan kepalanya kemudian menutup matanya, membiarkan hembusan angin menerpa rambut panjangnya hingga menutupi mukanya yang bercahaya terkena pancaran sang mentari sore.

Ia benar-benar telihat sangat patah hati, terlihat kuat namun rapuh didalamnya, 'aku bahkan telah mencintainya seumur hidupku' bagaikan playlist lagu yang sering didengarnya, ucapan namja itu terus mendengung masuk kedalam gendang telinganya.

"Ah~ ini gila" teriaknya, mengusap wajahnya kasar membuat rambut panjang nya ikut lusuh karna pergerakan kasarnya.

Rasanya bagai disambar petir disiang bolong, ketika ucapan namja itu terus terdengar dan berputar dikepalanya, membuat kepalanya pening karna sekarang bahkan ia harus menahan tangisnya yang hampir pecah. Kyaa~ dia sudah dewasa benar-benar tidak pantas jika menangis dikeramaian, apalagi jika penyebabnya karna patah hati, dia sendiri pun tahu dengan pasti jika hubungan mereka hanya sebatas teman dan rekan kerja. Tapi tunggu, bukankah siang ini bahkan laki-laki itu menawarkan suatu pernikahan pada nya ? Aish~ apa dia benar-benar seorang laki-laki pembual yang hanya suka mempermainkan perasaan yeoja ? Ini gila, dihari yang bersamaan laki-laki itu membuatnya terbang keawan namun disaat itu juga menjatuhkannya kedasar jurang terdalam. Bagaimana mana mungkin seorang gadis sepertinya bisa masuk kedalam perangkap murahan ini ? Dia bahkan telah berkencan dengan banyak pria berbelang tapi tidak pernah tertipu seperti ini, napeun namja !!!

"Ah~ Shinhye pabboya, jeongmal pabbo" teriaknya, memukul-mukul kasar tempurung kepalanya.

Ia menghentikan pergerakannya, menatap tajam pada rangkaian bunga yang sedari tadi terdiam manis disamping tempat duduknya.
"Dan seharusnya kau itu menjadi milik ku, kenapa kau akan diberikan pada orang lain eoh ?" ungkapnya pada rangkaian bunga yang masih terus diam tak bergeming. Oh~ ayolah Park Shinhye-ssi, itu hanya rangkaian bunga yang sama sekali tidak akan pernah merasakan kesakitan mu, apa pantas seorang Presiden Direktur melakukan hal bodoh seperti itu eoh ?

"Ada apa dengan mu ?"

Shinhye tergagap saat bola matanya menemukan sosok namja yang terus menatapnya pekat, meminta jawaban atas pertanyaannya.
"Ah~ itu, tadi itu.... Haha~ bukan apa-apa"

"Geure. Cah~ minumlah !!!" memberikan satu cup ice americano yang ia beli diseberang jalan, kemudian mengambil tempat disamping Shinhye.

"Kenapa lama sekali ?"

Namja itu menoleh, mendekatkan jaraknya, membuat Shinhye sedikit memundurkan kepalanya
"Apa kau merindukan ku ?"

"Ck, percaya diri" Shinhye mendorong dada Yonghwa kemudian meminum ice americano yang berada digenggamannya.

Hening... tak ada satu pun yang berani mengeluarkan suaranya, hanya terdengar helaan nafas panjang dari keduanya, mungkin karna terlalu bosan, entahlah.

"Shinhye-ya" Shinhye hanya menoleh tanpa mengeluarkan kata apapun.

"Boleh menanyakan sesuatu ?" tanya Yonghwa, yang kemudian mendapatkan anggukan ringan dari Shinhye.

"Kenapa kau bisa menjadi seorang 'wanita malam' ?" tanya Yonghwa ragu.

Shinhye mengambil nafas panjang, menghembuskannya perlahan kemudian tersemyum begitu manis, entah ia harus bagaimana menjelaskan semua pada Yonghwa, ini terlalu cepat untuk Yonghwa menanyakan sesuatu yang pribadi padanya. Namun Shinhye tau, cepat atau lambat dalam hubungan apa pun mereka, Yonghwa pasti akan mengetahui semua yang terjadi padanya. Dan mungkin sekarang sudah waktunya untuk Shinhye berbagi sedikit hal tentang kehidupannya yang bahkan orang tua satu-satunya pun tak mengetahui kehidupan liarnya.

My Beloved BratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang