25

1.9K 147 13
                                    

Apartemen kecil dengan cat putih itu terlihat begitu sunyi. Terlihat tak ada kegiatan seseorang pun didalamnya. Laki-laki dengan piama putihnya itu hanya terlihat duduk malas tanpa berniat melakukan sesuatu hal yang berguna untuk menyambut sang mentari pagi. Wajah tirusnya hanya memperlihatkan guratan sesal, kecewa, bahkan marah. Menyesali segala perbuatannya dulu yang hanya bermain-main dengan kekayaan yang pada akhirnya kekayaan itu meninggalkannya dan membuatnya tak bisa melakukan apapun untuk kebutuhan wanita yang begitu ia cintai. Dan ia begitu kecewa dengan sikap wanita yang begitu ia percaya selama ini, ia mengira semuanya akan berjalan dengan baik apalagi setelah ada janin yang tertanam dirahim wanita itu, tapi sekarang ia bahkan tidak yakin apakah benar janin itu adalah anaknya atau bukan.

"Tan, kau disini ? aku mencarimu" panggil Eunsang lembut pada calon suaminya yang masih betah duduk pada sofa tamu.

Eunsang menatap tak mengerti kearah Tan saat laki-laki itu tiba-tiba melepaskan kalungan tangannya pada leher Tan. Seperti orang lain, seperti bukan Tan menurut Eunsang, namun gadis itu tetap memperlihatkan senyumnya pada Tan saat mereka bertemu pandang.

"Aku ingin mandi, hari ini ada rapat penting" ucapnya datar.

"Eoh, aku akan memasakan sesuatu untuk mu"

"Tidak perlu, aku akan makan dikantor nanti" Eunsang mengangguk pelan, menatap sendu punggung Tan yang kini mulai menghilang dibalik pintu kamar. Ada apa dengan kekasihnya ? Apa Tan marah ? tapi apa salahnya ? Pikir Eunsang hingga membuatnya terasa pusing.

***

Jonghoon keluar dari ruangan Yonghwa dengan penuh heran. Ia merasa Yonghwa sahabatnya itu sudah mulai menjadi rada sedikit terlalu gila diluar dari apapun masalah laki-laki itu seharusnya Yonghwa tidak melakukan itu hanya untuk bersenang-senang.

"Aish, Yonghwa bodoh" dumelnya.

"Jonghoon-ah" Jonghoon terperangah kaget, saat suara lembut yang ia kenal itu memanggil namanya.

"Mampus kau Choi Jonghoon" ucapnya dalam hati.

"Shinhye-ya" sapanya gugup.

"Ada apa dengan mu ?"

"Ng....gwenchana Shin. Ah, ada apa kau kesini ? apa ingin membahas pekerjaan ?"

"Aniyo. Aku ada perlu dengan Yonghwa" jawab Shinhye cepat.

"Oh. Eh ? Yonghwa ?"

"Emm, Yonghwa ada bukan ?" Shinhye berjalan cepat menuju ruangan Yonghwa. Ia terhenti saat Jonghoon menghalangi jalannya.

"Maaf Shin, tapi Yonghwa tidak bisa diganggu sekarang"

"Aku hanya sebentar" Shinhye menepis tangan Jonghoon yang merentang.

Dengan langkah cepat Shinhye menuju ruangan dengan pintu coklat yang bertulisakan Presdir Jung yang ia tau itu adalah ruangan pria yang ingin ia temui. Tanpa banyak pikir Shinhye langsung masuk tanpa permisi.

"Yonghwa !!!"

"Mati kau Jonghoonnie !!!" pekiknya dalam hati.

***

Suara serak penuh dengan nafsu itu memenuhi ruangan coklat itu. Bahkan terdengar suara decitan kecil dari kaki sofa yang berjalan karena aktivitas yang dilakukan oleh sang pemilik ruangan.

My Beloved BratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang