30

3.1K 190 17
                                    

Shin Hye mendapat telpon dari Jong Hoon yang mengatakan jika Hye Jung akan segera melahirkan. Tanpa perduli apapun, tanpa memikirkan jika akan ada Yong Hwa disana, Shin Hye langsung bergegas menuju rumah sakit. Ia harus ada disana untuk Hye Jung, karena bagaimana pun Hye Jung adalah salah satu sahabatnya.

Koridor rumah sakit begitu sangat sepi. Hanya ada beberapa perawat yang berlalu lalang hanya untuk memeriksa pasien mereka atau bahkan hanya untuk menuju toilet. Shin Hye terhenti saat matanya menangkap sosok laki-laki yang sedang duduk memangku gadis kecil yang telah tertidur. Yong Hwa bersama anaknya sedang menunggu kelahiran anak Jong Hoon dan Hye Jung.

"Shin" ucap Yong Hwa saat laki-laki itu sadar akan keberadaan Shin Hye.

"Kamu datang ?"

"Emm. Jong Hoon menelpon ku. Apa kamu sudah lama ?"

"Ya, aku sudah lama. Duduklah"

Shin Hye mengangguk, ia mengambil duduk dikursi yang sama dengan Yong Hwa namun membuat jarak yang cukup jauh.

Shin Hye meneguk salivanya kuat, ia tidak tahan melihat Yong Hwa yang terus memangku anaknya, bahkan Yong Hwa mendekap anak itu penuh sayang. Shin Hye tau sekarang, semuanya akan menjadi percuma. Tidak ada lagi yang perlu ia bicarakan, dan dalam waktu satu minggu, ia harus kembali lagi ke Paris. Melupakan cintanya melupakan perasaannya.

"Bagaimana kabar mu ?" tanya Yong Hwa, melenyapkan sepi.

"Baik"

"Kamu tidak berubah sama sekali" Yong Hwa mengarahkan pandangan pada Shin Hye yang tertunduk.

"Ya, aku tidak berubah"

"Apa kamu sudah menikah ?"

"Eh ? Belum" jawab Shin Hye kikuk.

"Baguslah" alis Shin Hye bertautan. Ia mencerna kalimat Yong Hwa dan mengartikan senyum laki-laki itu. Tapi nihil ia tidak memdapatkan jawabannya. Ia pun ingin bertanya namun urung saat mereka mendengar suara keras tangisan bayi dari dalam ruangan Hye Jung.

***

Hye Jung melenguh sakit, nafasnya mulai tercekat namun ia harus berusaha untuk anaknya. Ia berteriak keras, menjambak rambut Jong Hoon atau mencakar wajah Jong Hoon yang berada tepat didepannya.

Jong Hoon bernafas lega saat suara tangis gadis kecil terdengar menggema diruangan putih itu.

"Terimakasih. Terimakasih sayang" Jong Hoon terus mengucapkan itu, menciumi kening Hye Jung. Ia merasa begitu sangat tersanjung atas usaha istrinya. Meskipun mereka mendapatkan anak perempuan, itu tidak masalah.

Jong Hoon pun keluar, menemui Yong Hwa dan terkejut saat ia juga melihat Shin Hye berada disana. Hye Ji kini sudah terbangun dan berada digendongan Yong Hwa.

"Bagaimana Hye Jung ?" tanya Shin Hye cepat.

"Hye Jung baik dia hanya lelah. Anak kami perempuan Shin"

"Syukurlah" ucap Shin Hye. Bahkan mata gadis itu mulai berkaca. Ia yakin pasti Hye Jung sangat bahagia karena dulu mereka sering membicarakan soal rumah tangga dan anak. Dan Hye Jung sangat ingin mendapatkan anak perempuan agar bisa didandani, dan ternyata Hye Jung mendapatkannya.

"Jadi apa kita bisa masuk ?" tanya Yong Hwa.

"Tentu saja. Hye Ji-ya, ayo ikut appa" Hye Ji pun mengangguk antusias dan beralih kedekapan Jong Hoon.

"Appa. Apa adik Hye Ji cantik ?"

"Tentu saja. Dia sangat cantik seperti eomma dan Hye Ji" kata Jong Hoon membuat Hye Ji tersenyum begitu lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Beloved BratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang