20

1.9K 138 4
                                    

Sudah hampir satu bulan lamanya kerja sama antara Taeyang grup dan J-empire berjalan. Semua berjalan dengan lancar kecuali presdir J-empire yang selama proyek ini berlangsung tidak memunculkan batang hidungnya. Jonghoon, benar-benar harus bekerja keras untuk menangani semuanya meskipun ada Tan yang akan membantunya tapi Jonghoon merasa pertolongan Tan tak ada gunanya.

Shinhye yang sering memantau proyek mereka pun mau tidak mau harus mendiskusikan semua pada Jonghoon tentang segala hal yang akan dilakukan kedepannya, ia bahkan selama seminggu terakhir tidak pernah lagi mengirimi Yonghwa pesan, mungkin karna terlalu kesal atau bahkan terlalu kecewa pada laki-laki yang tidak pernah mau menerima telponnya bahkan membalas pesannya pun tidak. Shinhye terlalu lelah dengan pemikirannya pada Yonghwa. Dan tentu saja bukan hanya karna masalah kecewa atau kesal yang membuat Shinhye ingin melupakan Yonghwa tapi karna sebuah pengkhianatan.

flashback On
Shinhye masih terus berada dikantornya, padahal ini sudah sangat terlambat bahkan tak ada pekerjaan yang penting yang harus ia kerjakan, tapi ia benar-benar ingin sendiri. Rasanya, hidupnya benar-benar hampa tanpa ada namja menyebalkan disekitarnya. Ada apa dengan namja bodoh itu ? Pertanyaan itu selalu saja muncul dipikirannya, bahkan Jonghoon tidak mengetahui apa-apa soal atasannya itu.

Shinhye mendelik pada jam kantor yang tergantung, sudah hampir jam 11 malam namun ia bahkan belum ingin tidur atau pulang, ia hanya perlu hiburan, hiburan yang bisa membuang segala rasa kecewa dan lelahnya, tempat yang akhir-akhir ini jarang ia kunjungi karna perjanjian bodoh dengan laki-laki itu, ya~ perjanjian bodoh yang ia kira akan berjalan seperti pemikirannya tapi lagi-lagi ia mendengus kesal saat berpikir jika laki-laki itu hanya mempermainkannya. Bagaimana tidak, laki-laki itu bahkan tak ada kabar, menjauh darinya bahkan Shinhye tidak tau apa yang laki-laki bajingan itu perbuat diluar sana.

Shinhye lantas mengambil tas jinjingnya, memakai jaket kulitnya agar tubuh nya tak diserang oleh angin malam yang siap menusuk tubuhnya hingga ketulang. Ia lantas melajukan mobilnya ke kawasan Gangnam.

***

Suara nyaring memekik telinga itu terdengar sangat jelas pada pintu masuk, bau khas alkohol dan rokok beradu menjadi satu membuat baunya semakin menyesakan dada. Tempat yang benar-benar tidak berubah sama sekali sejak terakhir kali wanita itu kesini.

Shinhye berjalan dengan santai menuju salah satu meja yang kosong, tak ia hiraukan mata namja hidung belang yang bahkan dari jauh sudah melihatnya, seolah-olah ingin menerkam gadis itu tak bersisa. Shinhye tersenyum mengejak saat mata bulatnya melihat pada salah satu meja yang hanya terhalat tiga meja dari tempatnya, sangat terlihat jelas seorang laki-laki dengan tiga orang perempuan yang mengapitnya, bahkan salah satu dari wanita itu kini dengan nyamannya duduk dipangkuan pria itu memainkan bongkahan besar pantatnya diatas alat vital namja itu.

"Yya~ Park Shinhye, kenapa baru datang setelah sekian lama eoh ?" Shinhye pun mengalihkan pandangannya pada seorang bartender yang membawa kan pesanannya, Jung Ilwoo.

"Ck, aku sangat sibuk oppa" jawab nya santai dengan senyum khas yang ia berikan.

"Ah, benarkah ? Yya~ banyak orang yang mencari mu Shin-ah, semoga saja malam ini malam keberuntungan mu, aku pergi" Shinhye terkekeh kemudian mengangguk setelah Ilwoo meminta izin padanya untuk pergi.

Tak berapa lama semenjak kepergian Ilwoo, seorang namja yang sedari tadi memperhatikan Shinhye dari jauh menghampiri gadis yang menikmati gelas kedua winenya, ia benar-benar tertarik pada Shinhye bahkan ia sudah mendengar dari beberapa orang jika Shinhye bukanlah wanita biasa yang dengan mudah bisa disentuh sampai titik paling dalam. Ini merupakan tantangan untuk laki-laki itu.

My Beloved BratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang