*peringatan : akan ada adegan 18+*
Sudah hampir 1 jam kami berdua mengobrol. Senang rasanya bertemu kembali dengan manusia. Seperti sudah kenal lama, kami mengobrol dengan akrab.
Winny ternyata berasal dari medan. Dia masih terdaftar disebuah universitas dikota medan. Dia sudah 5 hari berada dijakarta. Awalnya hanya ingin bertemu dengan keluarga sepupunya dijakarta. Tapi 2 hari yang lalu, sepupunya itu mengenalkannya dengan temannya yang bernama joni. Dan joni ternyata seorang fotografer majalah dewasa dijakarta.
Joni yang tertarik menawarkan pekerjaan sebagai modelnya. Nantinya, foto-foto winny akan ia kirimkan ke redaktur majalah.
Dan, ya. Winny sekarang sudah berada dirumahnya untuk proses foto. Akan tetapi, siapa sangka akan ada bencana wabah zombie menimpa jakarta.
Joni, pergi meninggalkannya begitu saja. Sedangkan winny yang saat itu tengah berganti pakaian lingerie memilih lari masuk kedalam kamar dan menguncinya.
Itulah kisah mengapa winny sampai berada dirumah ini.
Aku mendengarkannya dengan seksama.
"Jadi, apa rencana kamu sekarang, win ?" tanyaku setelah ia bercerita.
"Aku juga bingung. Aku tidak tahu tentang kota jakarta. Jadi, mungkin untuk saat ini aku akan ikut saja denganmu." jawabnya.
Aku sejenak terdiam. Lalu aku berkata, "kalau memang kau sudah memutuskan begitu. Kita harus mempersiapkan semuanya. Pertama-tama, kau harus berganti pakaian. Tidak mungkin kita berlari keluar dengan kau berpakaian seperti itu."
Winny seolah baru sadar akan keadaan dirinya. Ia lalu mengangguk. "Tapi, pakaianku berada dikamar yang terletak dilantai satu. Disini tidak ada pakaian ganti."
Aku berdiri dan mencoba mengintip keluar jendela. Semua masih sama. Para zombie brengsek itu tetap konsisten bergerak dan berdiri dijalanan.
Segera ku tutup tirainya. Disampingku ada sebuah tas plastik. Aku segera membukanya dan mengambil isinya. Ternyata sebuah celana dalam wanita dengan warna loreng.
Sekilas aku melirik kearah winny. Dan ia juga ternyata melihat apa yang sedang aku pegang. Wajahnya memerah. Aku juga merasa jengah. Segera ku masukan benda cantik itu kedalam tas lagi.
Aku tiba-tiba merasa kamar ini panas. Jantungku berdebar-debar. Aku jadi salah tingkah. Entah perasaan apa yang kini kurasakan.
Untuk melepaskan ketegangan yang sedang kurasakan, aku berjalan kemeja yang berisi makanan dan minuman. Aku segera membuka sebuah botol minuman dan kuserahkan kepada winny. Winnypun menerima dan segera meminumnya.
Aku sendiri juga segera membuka 1 botol dan mulai meminumnya.
"Akh..." lega rasanya setelah meminum minuman ini. Tapi, kok agak pahit dan aneh rasanya. Ah, biarlah. Yang penting sekarang ini, aku bisa melepaskan ketegangan yang tadi sempat kurasakan gara-gara benda tadi.
Aku melangkah dan kembali duduk disofa.
Kulihat winnypun mulai tersenyum kembali. Akupun tertawa. Merasa lucu akan kejadian tadi.
Kuletakan botol yang aku pegang dilantai. Kembali aku menatap winny. Dan kembali perasaan berdebar menyergapku. Tapi, kini aku tidak merasa grogi atau salah tingkah. Melainkan menikmati perasaan ini.
"Win." aku memanggilnya lembut.
"Hemm...apa ?" tanyanya dengan lirih.
"Kamu cantik sekali."
Ia tersenyum. Senyum yang cantik sekali dan manis. Aku berdiri melangkah mendekatinya. Winny menunduk. Malu.
Aku semakin gemas. Setelah berhadapan dengannya. Aku bisa melihat dengan jelas kulitnya yang putih bersih. Aku mengulurkan tangan kananku. Kuraih dagunya dan kuangkat.
Sekarang, dengan jelas aku bisa melihat kecantikan wajahnya yang mendekati kesempurnaan. Matanya menatapku dengan sayu.
Kurundukan wajahku kewajahnya. Ia tampak memejamkan kedua matanya.
Bibirku menyentuh lembut bibir mungilnya. Kami berciuman. Tangannya bergerak merangkul kepinggangku. Kulumat bibir mungilnya dengan perlahan. Lidahku mencoba memasuki mulutnya. Dan berhasil. Lidah kami saling melilit. Air liur kami mulai menetes. Terdengar suara ber-kecipak keluar dari mulut kami yang masih asyik saling bertukar air liur.
Kini, tanganku mulai bergerak. Tangan nakal ini mulai meluncur menyentuh leher jenjangnya. Lalu turun kepundak dan menyingkirkan tali pengikat lingerie yang winny kenakan.
Sudut mataku melihat sebuah gundukan berbentuk bulan dengan warna merah muda diujungnya. Kususupkan tangan kananku.
Lembut, kenyal, dan hangat. Kucoba meremas pelan, sungguh nikmat sekali. Winny terdengar mendesis diantara ciuman kami.
Kudorong tubuhnya agar tiduran dikasur. Aku berdiri. Segera kubuka jaket dan kaos yang kupakai. Juga celana jeans panjang. Kini hanya dengan mengenakan cd, aku kembali mencumbu winny.
Kucium leher jenjangnya. Kujilati leher indah itu tanpa ada yang terlewatkan. Winny menggelinjang nikmat. Puas bermain diarea leher, kini lidahku mulai turun kebawah.
Kedua tanganku menarik kebawah lingerie yang winny kenakan sampai sebatas pusar. Disebelah dalam ternyata ia tidak memakai apapun. Dan sebuah pemandangan indah terpampang jelas dikedua mataku.
Kutatap pemandangan indah nan eksotis ini. Laku aku menatap winny, meminta persetujuannya.
Winny mengedipkan matanya.
Dan, dengan nafas yang memburu segera kusergap dua bukit berbentuk bulat menantang itu. Kuremas dan kuhisap sepuasnya. Winny hanya mengerang dan menjambak-jambak perlahan rambutku.
Kugigit perlahan bulatan kecil berwarna merah muda itu. Lalu kuhisap. Begitu terus berulang kali. Kiri dan kanan. Tak lupa, tangan kananku juga mulai bergerak lebih kebawah dan berhenti diantara kedua paha mulusnya.
Kurasakan ada cairan yang membuat wilayah itu agak basah. Setelah jari-jariku bermain sebentar. Aku lalu memasukan jariku perlahan namun pasti. Makin mudah karena basah.
Kini tubuh winny sepenuhnya berada dibawah kendaliku. Winny terus mendesah dan mengerang, hingga tak berapa lama. Tubuhnya tiba-tiba mengejang dan berteriak kecil. Ia lalu menggigit pundakku pelan. Nafasnya memburu. Mukanya merah dan terlihat lemas.
Aku berdiri, lalu melepaskan kain terakhir yang aku pakai. Kulepaskan lingerie winny sehingga ia kini polos. Sama sepertiku.
Sku mulai menindih winny. Kucium bibirnya. Ia membalas ciumanku. Dan, kusentakan tubuh bagian bawahku.
"Akhhh..." winny mendesah.
Untuk sesaat aku mendiamkan tubuhku. Lalu aku mulai bergerak perlahan. Winnypun mulai mengikuti iramaku.
Tubuh kami bersatu. Keringat yang bercucuran tak kamu hiraukan. Dosa-dosa tak terpikirkan. Saat ini, aku dan winny hanya ingin sampai dipuncak kenikmatan duniawi.
Suara erangan winny ku balas dengan desahan.
Lalu, aku merasakan akan sesuatu yang mendesak ingin keluar. Semakin kupercepat gerakanku. Dan,
"Aakh.." kenikmatan itu akhirnya tercapai.
Tubuhku ambruk diatas tubuh winny. Aku menatap matanya. Kami tersenyum. Kukecup kening dan matanya.
"Terima kasih." ucapku pelan. Winny mengangguk.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
WABAH ZOMBIE
FantasíaMengisahkan tentang terjadinya wabah zombie yang melanda indonesia. kisah tentang seorang ayah yang mencoba menyelamatkan keluarganya dan mencoba untuk survive terhadap serangan dan ancaman para zombie. akankah dia berhasil ???