File B

5K 287 11
                                    

Aku dan hendro akhirnya menyadari bila ibu yang tadi siang masuk dan bertransaksi dikantor sekarang telah berubah menjadi zombie.

Zombie wanita itu tampak berusaha membuka pintu dalam yang menghalangi kami dengannya. Kami berdua hanya bisa terdiam menyaksikan hal yang diluar nalar ini. Untung ada pembatas yang memisahkan kami dengannya. Yakni sebuah kaca besar yang memanjang. Baiknya kami bisa melihat gerakannya, tapi, ia juga bisa melihat kami.

Kisah yang biasa kami lihat difilm-film horor tentang mayat hidup kini secara nyata ada diharapan kami. Bahkan kini ia hendak memangsa kami.

Agak lama kami terdiam. Aku melihat zombie itu juga tidak lagi berusaha membuka pintu. Tapi hanya tetap terdiam namun kedua matanya tetap memandang kearah kami.

" mas, kayanya zombie itu mulai tenang deh." bisikku.

Hendro hanya mengangguk dengan mata tetap nyalang memandang kearah zombie.

Aku mulai berpikir bagaimana caranya agar bisa keluar dari sini. Aku mulai merasa gelisah. Apakah keadaan keluargaku disana aman atau bagaimana.

Aku meraba pinggangku, disana ada tongkat security yang biasa aku bawa kemana-mana. Aku menggenggam erat dan meloloskannya dengan pelan. Aku memandangi tongkat itu sambil berpikir-pikir.

Kini aku memiliki sebuah ide.

" mas, aku akan membuka pintu itu."

Hendro kaget mendengarkan ucapanku. " kamu gila ded. Kita bisa mati. Zombie itu bisa memakan kita berdua." katanya.

Aku menggeleng. "Tenang aja mas. Aku punya ide bagus buat keluar dari sini."

Hendro terdiam sejenak. Lalu ia berkata, " gimana caranya ?"

" jadi gini, kamu alihkan perhatian zombie itu. Nanti, aku pelan-pelan akan mendekati pintu. Kalau kamu merasa zombie itu sudah teralihkan perhatiannya, kamu kasih aku kode. Nanti aku akan langsung membuka pintu ini dan akan langsung menghajarnya dengan ini." kataku sambil menunjukan tongkat yang aku pegang.

Hendro mengangguk. Ia lalu berjalan mendekati kaca, zombie itu melihat gerakan hendro segera bereaksi. Ia mencakar-cakar kaca itu sambil bersuara seram.

Aku segera bergerak perlahan menuju pintu. Dan menunggu kode yang diberikan hendro.

Agak lama aku menunggu, dan kode itu akhirnya aku dapatkan. Dengan perlahan sekali, aku membuka pintu. Aku kini melihat zombie itu tengah teralihkan perhatiannya kepada hendro.

Dengan berjalan setengah merunduk aku bejalan kebelakang zombie itu. Dan disaat aku hendak memukulnya dengan tongkatku, tiba-tiba saja zombie itu berbalik kearahku. Maka aku dengan berteriak segera menghajar kepala zombie itu sampai kepalanya rengkah.

Aku terdiam memandangi tubuh zombie itu, yang kini sudah "mati".

Kemudian, aku dan hendra segera beranjak keluar dari kantor. Kini aku sadar, Sadar akan perasaan aneh yang tadi sempat aku rasakan.

" brummm..."

Aku menoleh. Ku lihat hendro telah menyalakan sepeda motornya.

" mau kemana?" tanyaku sambil menghampirinya. Dia tidak menjawab. Dan langsung menggeber sepeda motornya. Sial pikirku. Setelah apa yang telah aku perbuat untuk bisa keluar bersamanya, kini seenaknya saja dia pergi.

Sekarang aku sendiri. Aku bingung harus berbuat apa. Aku menoleh kearah TV yang masih menyala.

Disana aku melihat hal yang sangat mengejutkan!

Dalam acara berita itu, tampak presenter pembawa acara itu tengah meliput dari sebuah helikopter yang tengah mengudara. Presenter itu mengabarkan bahwa saat ini, dikota jakarta, tengah terjadi kekacauan yang menyebabkan kerusakan dimana-mana.

Lalu, kamera menyorot ke bawah. Kini, aku dapat melihat bagaimana kekacauan itu terjadi. Dimana-mana tampak asap mengepul. Mobil dan semua kendaraan tempak berhenti dan bunyi suara klakson kendaraan terdengar saling bersahutan. Dan, kini aku melihat banyak manusia yang berlari tak tentu arah. Dibelakang mereka tampak serombongan zombie dengan terhuyung-huyung melangkah dan mendekati mereka.

Orang-orang itu tampak berlarian tak tentu arah sambil menjerit tak karuan. Saling senggol, saling bertabrakan dan saling dorong dan saling mendahului guna selamat dari para zombie. Tapi akibatnya fatal. Karena berlari tak tentu arah, mereka jadi tak bisa bergerak ketempat yang aman. Dan ini membuat para zombie itu dengan gampang menangkap dan menggigit mereka.

Merinding aku menyaksikannya. Kini, aku semakin khawatir. Bukan khawatir akan keadaanku, tetapi khawatir akan keluargaku disana.

Saat ini, aku harus segera memikirkan sebuah cara agar aku bisa keluar dari tempat ini.

***

WABAH  ZOMBIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang