Wabah zombie 4

2.1K 106 3
                                    

Putus asa !

Ya. Perasaan ini muncul begitu saja tanpa bisa dicegah.

Kakiku terasa susah untuk kugerakan. Padahal otak ini telah menyuruhnya untuk bergerak. Bergerak kemana saja. Tapi nihil.

Yang bisa kulakukan hanyalah menatap wajah-wajah menyeramkan di dekatku. Dan wajah-wajah itu kini semakin dekat dan semakin dekat saja.

Bau amis darah dan aroma busuk terasa menyengat ketika seorang zombie bergerak hendak menyentuh bahu kiriku.

Aku hanya bisa pasrah menunggu. Kenangan dan ingatan akan kedua orang yang sangat penting bagiku terbayang jelas di pelupuk mata.

Aku mendesah didalam hati, "aisyah.. bunda, maaf."

Kupejamkan mataku. Menunggu tubuh ini disantap oleh makhluk-makhluk keparat itu.

Tapi tiba-tiba, kembali suara yang dahulu pernah menyelamatkan nyawaku dan Winny terdengar.

"Dor..!"

Lalu sekali lagi, dan lagi.

"Dor..dor..dor !"

Segera kubuka mata ini.

Beberapa zombie tampak telah terjatuh. Beberapa dari mereka gerakannya terhenti sesaat. Tetapi kemudian mereka yang tersisa kembali hendak memangsaku.

Namun, kesempatan yang walau hanya sesaat segera kugunakan dengan cepat.

Sadar bahwa bahaya memang telah mengancam. Aku tak ragu-ragu lagi menggunakan senjata SS-2 ku. Kutekan pelatuk itu. Peluru berhamburan keluar dari moncongnya.

"Dor..dor..dor..dor !"

Setelah berhasil menyapu bersih zombie-zombie sialan yang berada di depanku. Aku langsung berlari kearah suara tembakan penyelamatku berasal.

Dari asal suara, tembakan itu keluar dari arah berlawanan. Jadi aku memutuskan berlari kembali keluar rumah itu dan langsung berlari lurus menyusuri tepian perumahan itu.

Beberapa zombie yang berada didepanku berhasil aku lewati. Tapi ada juga yang harus aku terjang atau kebelah batok kepalanya dengan samurai.

Tapi yang paling membantuku adalah orang yang menyelamatkanku dari kematian tadi seolah membingbingku kearahnya dengan cara menembak zombie-zombie didepanku.

Sebuah rumah bertingkat dua kini jelas didepanku.

Dari kamar yang terletak dilantai dua, sebuah cahaya temaram keluar.

"Pasti dari kamar itu asal dari tembakan. Aku harus kesana." Kataku dalam hati sambil terus berlari.

Begitu sampai dihalaman depan rumah bertingkat itu. Mataku melotot melihat begitu banyaknya jumlah zombie-zombie disana.

Mungkin puluhan jumlahnya. Mereka tampak mengerumuni sekeliling rumah itu.

Sebuah jendela tiba-tiba terbuka dari arah kamar yang bercahaya itu. Lalu sebuah kepala dengan rambut panjang menyusul keluar.

"Heeei...! Cepat kau cari cara agar bisa masuk kemari. Aku akan bantu sebisaku..!" teriaknya. Ternyata pemilik suara itu seorang perempuan !

Aku tak menjawab. Tapi mata ini langsung jelalatan mencari-cari cara agar bisa selamat.

Zombie-zombie yang berada dibelakang ku mulai mendekat. Juga beberapa zombie yang berada di halaman rumah bertingkat itu juga kini mulai bergerak mendekatiku.

"Tak mungkin aku bisa masuk dengan cara menerobos kerumunan makhluk celaka itu. Peluruku tak mencukupi. Juga pasti akan membutuhkan banyak tenaga. Sialaaaan. Bagaimana ini. Ayo deddy.... berpikir."

WABAH  ZOMBIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang