File I

3K 156 6
                                    

Terdengar suara yang Cukup keras. Suara itu berasal dari arah winny. Suara handphone.

Handphone itu berada didalam tas tangan yang ia bawa.

Winny menatapku. Aku mengangguk. Segera winny melihat layar HPnya. Raut wajahnya berubah.

"Ada apa win ?"

"Ini dari pamanku yang dimedan." jawabnya. Ia lalu menjawab telepon dari pamannya itu.

Aku tidak ingin berdiri menunggu winny selesai berbicara. Kutinggalkan dia, sementara aku memilih kembali mencari-cari benda yang bisa kugunakan sebagai senjata. Tak mungkin rasanya aku hanya mengandalkan tongkat ini terus-menerus.

Saat aku akan kedapur, aku melihat dibawah tangga kelantai 2 ada sebuah pintu. "Perasaan tadi aku tidak melihat keberadaan pintu itu." kataku dalam hati. Tapi aku lalu berpikir, aku tidak melihatnya karena posisinya yang memang berada dibawah tangga. Jadi agak tersembunyi.

Aku segera menuju pintu tersebut. Dibagian atasnya terdapat kalimat, DANGER /bahaya.

Harap-harap cemas aku membuka pintu ini.

"Klek." terkunci. Pintu ini rupanya dikunci. Tak akan sempat bila aku mencoba mencari anak kuncinya. Akhirnya aku memutuskan untuk membuka paksa pintu ini.

Aku mencari kain yang agak tebal. Setelah dapat aku lalu melilitkan kain tersebut ketongkatku. Ini supaya suara keras benturan akan diredam oleh kain ini. Lalu...

"Dug..dug..dug.." aku mengayunkan tongkatku dengan keras. Dan pintu itu berhasil aku buka paksa.

Aku lalu masuk. Gelap. Kucoba mencari saklar lampu didinding. Ketemu. Aku segera menekannya.

Setelah keadaan menjadi terang. Aku mencoba mencari-cari. Tidak ada apa-apa. Tapi aku tak putus asa. Kubuka lemari panjang disana. Kembali terkunci. Lalu dengan paksa kubuka. Dan...

Didalam lemari terdapat 5 pasang samurai (katana). sewaktu kubuka, kelima samurai itu terlihat dirawat dengan baik. Aku mengambil 3 pedang samurai. Aku kembali mencari benda lainnya. Kutemukan beberapa benda yang kuanggap berguna.

Saat aku kembali. Winny juga baru saja mematikan teleponnya.

"Wow. Banyak juga senjata yang kamu temukan." kata winny. Aku tersenyum.

Didepan kami, kini terdapat berbagai macam benda, yaitu 3 samurai, 1 belati, 1 gulungan tali sepanjang 20 m yang tbuat dari baja tipis hingga kuat, lalu ada senter, dan 1 korek api gas merek tokai yg besar.

"Kau bisa memainkan senjata itu ?" kataku sambil menunjuk pedang samurai.

Agak ragu winny mengangguk. Aku menghela nafas.

"Sini aku ajari." kataku.

Dulu, sewaktu pelatihan dasar security. Aku diajari berbagai macam senjata. Tapi, untuk pedang memang tidak. Namun, aku mencoba menggabungkan cara memainkan tongkat dan pisau belati untuk menggunakan pedang ini.

Hampir 1 jam aku melatih winny. Dan winny ternyata cukup pandai menyerap pelajaran dariku. Aku cukup puas dengannya.

Sambil istirahat, aku bertanya tentang telepon dari pamannya tadi. Winny lalu menjelaskan secara detail.

Menurut pamannya, wabah zombie ini telah menyebar diwilayah jabodetabek. Lalu untuk menangkal penyebaran wabah ini, pemerintah indonesia telah memagar betis wilayah jabodetabek. Dan warga yang selamat telah dipindahkan kekota bandung. Dan untuk mencari warga dijabodetabek yang masih selamat, disarankan agar segera mencari gedung yang tinggi dan stand by diatas atapnya. Karena akan diselamatkan menggunakan helikopter.

"Jadi para penduduk yang selamat sekarang telah diungsikan kebandung?" tanyaku.

"Iya, pamanku adalah seorang perwira dikepolisian. Dia telah memprioritaskan aku. Aku disuruhnya untuk mencari gedung terdekat yang tinggi dan helikopter bisa mendarat."

"Gedung tinggi. Yang dekat lalu helikopter bisa turun." aku mengulang perkataan winny. "Aku berada diperumahan pondok indah. Jadi, gedung yang bisa aku gunakan bersama winny adalah..."

Pondok indah mall !




***

WABAH  ZOMBIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang