Ambar dan mira, kedua gadis yang masih berseragam sekolah menengah atas itu ternyata sangat cerewet.
Pertanyaan mereka silih berganti berdatangan. Membuatku harus melayani mereka dengan sabar. Padahal aku ingin beristirahat sejenak. Tapi tak enak rasanya mengacuhkan orang yang telah menolongku.
Setelah saling mengenal dan mengisahkan kisah kami masing-masing. Aku jadi tahu, bahwa yang tadi menolongku dengan menggunakan senjata adalah ambar. Dia ternyata anak seorang perwira TNI yang sering diajak pergi berburu. Jadi wajar bila ia mampu menggunakan senjata itu.
Lalu mira. Gadis ini adalah teman ambar yang tadinya hanya bertamu dirumahnya. Tapi, akibat dari wabah zombie, ia ikut terjebak dirumah ini.
Kedua orang tua ambar pada saat kejadian tak ada dirumah.
Lalu, saat wabah itu mulai menyebar, ambar dengan cerdik langsung mengunci rumahnya. Sehingga ia aman bersama mira didalam rumah ini.
Aku juga menceritakan kisahku dari awal dan tujuanku pulang ke tangerang. Yaitu untuk menyelamatkan kedua orang yang aku sayangi.
Kami terdiam sejenak. Ambar dan mira terduduk diatas kasur dengan masih mengenakan seragam sekolah ketatnya. Aku sendiri berdiri bersandar di dinding kamar. Sesekali aku melihat situasi diluar.
Semua masih sama. Kegelapan malam, ditambah derasnya hujan dan petir masih setia menggantung di langit. Lalu, kini mungkin ada ratusan zombie brengsek berkumpul dibawah sana. Diam tak bergerak. Sabar menunggu para mangsanya keluar.
Aku mendesah didalam hati.
Pandangan mataku kembali menyapu seluruh isi kamar. Dan kembali terpaku pada dua sosok tubuh indah yang terbalut dalam ketatnya seragam sekolah.
Aku jadi teringat dengan indahnya kenangan ku bersama winny.
Dan kini, perasaan itu kembali menyelimuti tubuhku. Terasa ada yang mengeras dibawah sana.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Berusaha mengenyahkan pikiran kotor di kepalaku.
Mira, gadis berambut pirang itu lalu bertanya, "kenapa, kak ? Pusing kepalanya ?"
Aku tersenyum. " Enggak, gak papa kok. Mungkin cuma haus saja."
"Oh ya ampun. Sampai lupa gue gak nawarin minuman." kata ambar.
Lalu dengan cepat, ia mengambilkan sebotol minuman kepadaku.
Aku menerimanya. Dan dengan cepat kuteguk isi botol itu. Tak sempat kulihat merek atau gambarnya.
Aku agak meringis setelah hampir separo botol itu aku minum. Rasanya agak aneh. Pahit-pahit gimana gitu.
Tapi minuman itu membuat badanku terasa hangat. Menyingkirkan rasa dingin yang tadi menyergap ku.
Aku lalu meletakan botol itu kemeja.
"Ambar, dimana kamar mandinya ? Aku ingin bersihkan badanku. Rasanya lengket semua kulit tubuh ini." Tanyaku pada pemilik rumah.
Ambar menunjukan letak kamar mandi yang berada disamping kamarnya.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian dengan pakaian yang aku bawa didalam ransel. Aku kembali hendak masuk kedalam kamar. Tapi aku menyempatkan diri untuk memeriksa keadaan dilantai satu rumah.
Gelap sekali.
Aku lalu beranjak dan mengetuk kamar. Mira membukakan pintu. Aku lalu masuk.
"Dilantai satu gelap sekali. Apa kau telah memastikan bahwa tak ada zombie yang memasuki rumahmu ?" tanyaku.
Ambar menggeleng.

KAMU SEDANG MEMBACA
WABAH ZOMBIE
FantasíaMengisahkan tentang terjadinya wabah zombie yang melanda indonesia. kisah tentang seorang ayah yang mencoba menyelamatkan keluarganya dan mencoba untuk survive terhadap serangan dan ancaman para zombie. akankah dia berhasil ???