Suara helikopter yang tadi membawaku dari Jakarta kini semakin jauh dan mengecil. Aku menatap kepergian mereka dengan hati yang serba aneh.
Tanganku memegang erat sebuah senjata api laras panjang ditangan kiriku. Senjata ini aku dapatkan dari sersan komar.
Ya, nama orang yang dengan cerdas berhasil membunuh puluhan, tidak, pasti ratusan zombie itu adalah sersan Komar.
Diatas helikopter yang membawaku, ia menyerahkan sepucuk senjata api ini kepadaku.
Ia menyerahkannya mungkin karena melihat sifat keras kepalaku yang bersikeras untuk tetap pergi ke tangerang guna menyelamatkan anak dan istriku.
Saat itu dia berkata.
"Apabila kau tetap bersikeras untuk pergi kesana. Aku tak bisa memaksamu untuk pergi ketempat pengungsian. Maka dari itu, aku akan menyerahkan senjata api ini untuk kau gunakan. Mungkin akan lebih berguna apabila kau yang menggunakannya. Sebenarnya, aku bisa dihukum berat oleh atasannya bila ia tahu Aku memberikan senjata api kepada warga sipil yang tak memiliki izin menggunakan senpi. Tapi sudahlah, Aku berdoa semoga kau berhasil dengan keyakinanmu itu."
Lalu secara singkat ia mengajariku cara menggunakan senjata Laras panjang jenis semi sniper itu. Ia menjelaskan bahwa nama senjata buatan PT Pindad itu adalah senapan serbu SS2-V42.
Setelah mendengarkan secara seksama. Ia lalu mencoba kemampuanku menggunakan senjata tersebut.
Sersan komar memerintahkan agar pilot terbang tetap diketinggian yang agak rendah.
Sersan komar lalu memintaku untuk membidik seorang dead Walker yang berada dibawah sana.
Dengan perasaan tegang, aku mencobanya.
Menurut sersan komar, bahu tempat disenderkannya senjata agar dibuat serileks mungkin. Lalu diusahakan agar jangan sambil gemetar. Itu bisa mengakibatkan melesetnya peluru dari sasaran.
Aku mencobanya.
Mataku kukatakan diteropong kecil tempat membidik sasaran. Dari teropong ini, tubuh zombie itu terlihat jelas. Setelah kurasa tepat di kepalanya. Aku secara perlahan menekan pelatuk.
"Dor..!"
Sebuah sentakan lumayan keras menerpa tubuhku. Dadaku berdegup kencang. Kulihat tubuh zombie itu terkulai jatuh. Tepat sasaran. Sebuah perasaan aneh menyergap ku.
Sersan komar tertawa lebar sambil tangan kerasnya menepuk-nepuk punggungku.
"Luar biasa. Tak ku sangka ternyata kau sangat ahli dalam tembak menembak. Bagus, bagus sekali."
Aku tersenyum mendengar pujiannya.
Helikopter itu ternyata tak bisa mendarat ditempat yang aku tuju. Itu disebabkan karena banyaknya kabel-kabel listrik yang menjadi berserabutan tak tentu arahnya. Dan pilot mengkhawatirkan kondisi ini.
Jadi, aku diturunkannya diatas sebuah bangunan bekas pabrik di wilayah Akong, desa cadas.
Sersan komar sebelum pergi memberikanku dua buah refil senjata api yang kini tergenggam di tanganku.
Sebuah suara membangunkanku dari kenangan. Aku segera merunduk dan dengan perlahan mencoba mengintip kebawah.
Ternyata ada beberapa zombie yang tertarik dengan suara yang dihasilkan oleh helikopter tadi.
Kulihat jam dipergelangan tangan kiri. Jam 5 sore. Aku putuskan akan mulai bergerak setelah matahari terbenam.
Jarak rumahku yang berada di wilayah sepatan sekitar 4 KM dari tempat ku berada.
Aku lalu mencari-cari tempat untuk nanti bisa kugunakan untuk turun dari atas gedung. Sekitar 5 menit kemudian, sebuah lubang yang lumayan lebar berhasil aku temukan. Segera kuintip seluruh ruangan yang berada dibawahnya. Aman. Tak terlihat seorang zombie pun disana. Aku menarik nafas lega.
Kemudian, aku mengecek ulang barang bawaan ku. Tas ransel besar kubuka. Kuperiksa semua barang yang ada didalam. Setelah semua beres, kututup kembali. Aku memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menunggu matahari terbenam.
Kurebahkan tubuh ini diatas tumpukan kayu yang ada diatas gedung bekas pabrik tersebut. Mencoba memejamkan mata sambil memikirkan dengan matang rencana yang akan aku lakukan nanti.
"Aisyah...bunda, ayah akan segera datang menjemput kalian."
***

KAMU SEDANG MEMBACA
WABAH ZOMBIE
FantasyMengisahkan tentang terjadinya wabah zombie yang melanda indonesia. kisah tentang seorang ayah yang mencoba menyelamatkan keluarganya dan mencoba untuk survive terhadap serangan dan ancaman para zombie. akankah dia berhasil ???