"Ashley, bisa kau ke sini sebentar? Ibu ingin bicara denganmu." Mendengar suara Ibu yang terdengar dari arah dapur, aku pun segera bangkit dari duduk ku di sofa, dan segera berjalan menuju dapur.
"Ada apa bu?"
"Duduk lah." Dan aku pun mendudukkan diriku di bangku meja makan yang ada di hadapannya.
"Apa yang ingin Ibu bicarakan denganku?" Ucapku, dan Ibu sedikit tersenyum kearahku.
"Hmm...begini....kau mau pindah ke Inggris?" Mendengar ucapan Ibu membuatku mengernyitkan dahi.
"Ibu memintaku untuk pindah ke sana? Tapi untuk apa?"
"Ibu tau kau sangat ingin sekolah di sana, dan kau pasti juga sangat merindukan Ayahmu, bukan? Jadi, untuk itu Ibu meminta mu untuk pindah ke sana, dan tinggal bersama Ayahmu."
Ya, Ayah tinggal di Inggris, tepatnya di London. Sementara aku dan Ibu tinggal di LA. Kenapa begitu? Karena Ayah dan Ibu ku memutuskan untuk berpisah ketika umurku 11 tahun. Dan jadilah saat ini kami hidup berpisah.
"Kenapa Ibu memintaku untuk pindah ke sana? Memang, sekolah di London adalah impianku. Tapi, kenapa secara tiba-tiba Ibu memintaku untuk pindah?" Ucapku, dan Ibu tampak terdiam.
"Ini demi kabikanmu, Ashley." Mendengarnya membuatku sedikit mengernyitkan dahiku.
"Demi kebaikanku, maksud Ibu?" Ucapku, dan Ibu tampak sedikit menghela nafasnya.
"Ibu tidak ingin menyusahkanmu, Ashley. Dan Ibu memintamu untuk pindah ke sana, agar kau bisa bersekolah dengan baik."
"Aku sudah bersekolah dengan baik, Ibu. Dan Ibu tidak menyusahkanku sama sekali." Ucapku, dan Ibu tampak kembali terdiam.
"Dan jika aku pindah nanti, bagaimana dengan Ibu nanti? Siapa yang akan mengurus Ibu jika kondisi Ibu kembali drop?" Lanjutku, dan Ibu tampak menggenggam sebelah tanganku.
"Kau tidak perlu khawatir. Kondisi Ibu akan baik-baik saja, dan masih ada bibi Melisa yang akan menjaga Ibu di sini." Aku terdiam sesaat, seraya terus memandang Ibu.
Ya, bisa menimba ilmu di Inggris, atau lebih tepatnya di London adalah impianku sejak dulu. Dengan pindah ke sana, sudah pasti aku bisa mewujudkan impianku itu. Tapi dengan meninggalkan Ibu yang kondisinya sedang sakit seperti ini, lebih baik aku mengubur dalam-dalam impianku itu.
"Ashley?" Ucap Ibu, yang membuatku kembali tersadar dari lamunan sesaatku.
"Hmm...aku rasa aku akan memikirkannya terlebih dahulu." Ucapku, dan Ibu tampak tersenyum simpul dengan sedikit mengangguk.
**
Berjalan menyusuri koridor sekolah, dengan pikiranku yang masih saja memikirkan soal permintaan Ibu kemarin.
Apa aku harus pindah?
"Hey!" Seseorang menepuk bahuku, yang membuatku sedikit terlonjak kaget.
"Shannon...kau membuatku jantungan." Ucapku seraya mengusap dadaku.
"Salah sendiri, kenapa melamun...sedang ada masalah, eh?" Tanya Shannon, dan aku mengangguk.
"Tell me, what's your problem?"
"Yakin kau ingin tau? Dan tidak akan terkejut setelah aku memberitahukannya kepadamu?" Ucapku, dan tampak Shannon mengangguk dengan cepat. Dan aku sedikit menghela nafasku.
"Ibu ku memintaku untuk pindah ke Inggris."
"Wait, what?! Can you repeat again?" Ucap Shannon, yang saat ini ekspresinya mulai berubah.
"Ibu ku memintaku untuk pindah ke Inggris, dan tinggal dengan Ayahku di sana."
"Are you serious? Inggris? Amerika dengan Inggris, kenapa harus sejauh itu?" Ucap Shannon, dan aku kembali menghela nafasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Man
FanfictionDingin adalah kata yang tepat untuk menggambarkan akan sikapnya. Dingin dan tanpa ekspresi adalah kesan pertama yang aku dapat ketika bertemu dengannya pertama kali. Dia adalah pria paling dingin yang pernah aku temui. And he is My Cool Man...