#7

3.5K 359 8
                                    

"Apa yang kau bawa itu?" Tanya Emily, seraya melihat kearah paper bag yang aku letakkan di atas meja.

Dan saat ini lebih tepatnya, kami sudah berada di dalam kelas.

"Hmm...ini, jas milik Harry." Ucapku, dan Emily menatapku dengan cukup terkejut.

"Bagaimana bisa jas nya itu ada padamu? Apa jangan-jangan...."

"Jangan berpikiran yang aneh-aneh. Dia yang memakaikannya pada ku pada saat di rumah Grace waktu itu. Dan aku lupa mengembalikan kepadanya."

"Ohya, waktu itu kenapa kau tidak kembali lagi setelah dari toilet? Aku sudah mencarimu kemana-mana."

"Dia tidak memberitahumu, kalau aku pulang duluan?"

"Dia? Siapa? Kau pulang dengan siapa memangnya?" Tanya Emily, dan saat ini dia menatapku dengan cukup bingung.

"Pria itu..."

"Ashley, kau pulang dengan siapa?"

"Harry."

"Oh, oleh sebab itu jas miliknya ada padamu?"

"Ya. Ini semua juga karena Cassidy. Jika dia tidak menarik tanganku, dan tidak ingin menamparku lagi, mungkin aku tidak akan pulang duluan, dan jas milik Harry juga tidak akan ada padaku."

"Wait, wait, Cassidy ingin menamparmu lagi?" Ucapnya, dan aku hanya mengangguk.

"Dan Harry kembali muncul, sehingga Cassidy tidak jadi untuk menamparmu?" Dan aku kembali mengangguk kearahnya.

"Apa ini suatu kebetulan, atau apa? Atau mungkin kalian memang berjodoh?" Ucapnya, dan tampak ekspresinya saat ini seperti sedang berpikir.

"Jangan bicara yang tidak-tidak, Emily."

"Tidak, masalahnya Harry selalu muncul ketika Cassidy ingin melakukan sesuatu kepadamu. Yang pada akhirnya, Cassidy tidak jadi untuk melakukannya kepadamu."

"Itu hanya kebetulan saja, Emily."

"Apa iya itu suatu kebetulan?"

"Sudahlah, untuk apa kau malah jadi memikirkan hal yang kurang penting seperti itu."

"Itu penting untukku, karena itu akan menentukan hubungan mu dengan Harry nantinya."

"Hubungan ku dengan Harry nantinya?"

"Ya, kelanjutan hubungan mu dengan Harry." Ucapnya, dan hal itu membuatku sedikit terkekeh.

"Ok, whatever. Aku tidak mau memikirkannya lagi." Ucapku, dan memilih untuk memainkan ponselku, untuk menunggu jam masuk tiba.

**

Keluar dari kelas, aku dan Emily mulai berjalan menuju kafetaria. Dan saat ini tampak Emily masih memikirkan sesuatu. Sepertinya dia masih memikirkan soal hal yang tadi.

"Kau masih memikirkan soal yang tadi, eh?" Ucapku, dan Emily tidak menjawabku. Dan hal itu membuatku menghela nafas.

"Ohya, aku tau." Ucapnya secara tiba-tiba, dan hal itu sedikit membuatku terlonjak kaget.

"Emily..."

"Hehe...sorry. Aku sudah tau itu suatu kebetulan atau bukan...." ucapnya, dan terdiam sesaat.

"Dan jawabannya, itu bukan merupakan suatu yang kebetulan. Aku rasa Harry terus mengawasimu. Karena dia pasti selalu datang di waktu yang tepat." Mendengarnya membuatku sedikit terkekeh.

"Mengawasiku? Memangnya dia orang suruhan yang dibayar untuk selalu mengawasi gerak-gerikku?"

"Bisa jadi." Ucapnya, dan aku kembali sedikit terkekeh.

My Cool ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang