Sorry for any typo and happy reading :)
------
Duduk sendirian di ruang tamu, aku hanya terdiam, dengan pandangan lurus kearah tv. Walaupun pandanganku mengarah kearah tv, tapi pikiranku tidak fokus dengan apa yang aku tonton. Pikiranku saat ini mengarah pada jawaban apa yang akan aku berikan kepada Harry, soal pertanyaanya waktu itu.Aku hanya merasa tidak enak jika membiarkan Harry menunggu lama soal jawabanku. Apa lagi mengingat soal kejadian kemarin, membuatku semakin merasa tidak enak jika membiarkan Harry menunggu lama. Tapi, aku juga masih bingung dengan jawaban apa yang akan aku berikan kepadanya, dan juga soal perasaanku yang sebenarnya kepadanya.
Memang, berada di dekatnya memberikan kenyamanan tersendiri pada diriku. Apa lagi dengan perubahan sikapnya akhir-akhir ini. Perubahan sikapnya yang berubah manis itu, membuatku merasa semakin nyaman berada di dekatnya, dan aku menyukai akan perubahan sikapnya itu.
Apa rasa nyaman yang aku rasakan ketika berada di dekatnya, bisa membuktika kalau aku menyukainya?
"Hahh...kenapa aku jadi bingung dengan perasaanku sendiri?" Aku pun mulai menyandarkan kepalaku pada sandaran sofa, dan dengan kedua tanganku yang menutupi wajahku.
"Hey!" Suara Emily yang mengagetkan ku dari belakang, membuatku sedikit terlonjak kaget. Dan hal itu membuat Emily tertawa.
"Bisakah kau tidak usah mengagetkanku?" Ucapku, dengan nada sedikit kesal kepadanya. Yang saat ini masih tertawa, dan dia mulai duduk di sebelahku.
"Sorry." Ucapnya, yang perlahan tawanya itu mulai mereda.
"Ohya, Ayah dan Ibu kemana?" Tanya Emily kepadaku, seraya menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Kau lupa, mereka berdua ada acara makan malam dengan salah satu teman Ayah."
"Oh iya, aku lupa." Ucapnya, seraya sedikit menggaruk tengkuknya itu.
"Aku bosan."
"Aku tidak."
"Oh, bagaimana kalau kita pergi ke pesta yang diadakan oleh Cassidy." Ucapnya, yang mulai duduk menghadapku.
"Kau bilang kemarin tidak ingin datang."
"Tapi aku bosan, Ashley. Daripada kita hanya berdiam diri di rumah, lebih baik kita ke sana, bagaimana?"
"Tapi kemarin kau dengar sendiri kan, Harry bilang apa?"
"Tapi kan, itu Harry yang bilang."
"Ya, tapi aku juga tidak mau ke sana, bagaimana?"
"Oh, ayolah Ashley, temani aku. Kau tidak mungkin membiarkanku pergi ke sana sendirian, bukan?" Ucapnya, dengan nada sedikit memohon.
"Lagi pula, jika kita ke sana, kita naik apa? Mobil kan sedang dibawa Ayah."
"Kita naik taksi, apa susahnya? Ya, Ashley, ya, temani aku ya, ya, ya, ya...." ucapnya, dengan sedikit mengguncang bahuku. Dan hal itu membuatku memutar mataku, karena tingkahnya ini.
"Ok, ok."
"Jadi?"
"Ya, aku mau menemani mu."
"Benarkah? Aaaa...kau adalah saudara tiri terbaikku. I love you." Ucapnya, yang kemudian mencium pipiku.
"Ew...Emily." ucapku, seraya menyeka pipiku yang tadi dicium olehnya. Dan Emily terlihat tampak menyengir kearahku.
"Ya sudah, sekarang kita bersiap. Ayo." Dan Emily pun mulai menarik tubuhku menuju tangga.
**
Aku tidak habis pikir bagaimana reaksi Harry, jika tau aku datang ke sini. Yang pasti dia akan langsung memintaku untuk pergi dari tempat ini, atau mungkin dia sendiri yang akan datang menjemputku, dan langsung membawaku pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Man
FanfictionDingin adalah kata yang tepat untuk menggambarkan akan sikapnya. Dingin dan tanpa ekspresi adalah kesan pertama yang aku dapat ketika bertemu dengannya pertama kali. Dia adalah pria paling dingin yang pernah aku temui. And he is My Cool Man...