Sudah tiga hari berlalu setelah kejadian itu, dan sudah selama itu pula Ashley belum juga sadarkan diri. Dan semenjak Ashley sudah dipindahkan ke ruang inap nya, Harry senantiasa terus berada di sisi Ashley. Dia tidak pernah beranjak pergi dari sisi Ashley untuk sedetik pun. Dia rela tidak masuk sekolah hanya untuk terus berada di sisi Ashley.
Harry senantiasa menggenggam dengan erat tangan Ashley, dan selalu berharap bahwa Ashley akan segera sadar. Dia sangat tidak ingin kehilangan orang yang dia sayangi untuk kedua kalinya. Sudah cukup rasa sedih, kesal, dan sakit yang dia rasakan ketika kehilangan Gemma, kakaknya setahun yang lalu. Dan dia tidak ingin merasakan hal itu lagi untuk yang kedua kalinya.
Menundukkan kepalanya, dengan tangannya yang menggenggam dengan erat tangan Ashley, Harry menghembuskan nafasnya berat.
"Ashley, aku mohon sadarlah. Aku mohon sadarlah. Aku tidak ingin kehilangan dirimu. Dan maafkan aku, gara-gara aku kau jadi seperti ini. Jadi aku mohon sadarlah, Ashley. Sadarlah demi aku dan yang lain."
Setelah mengatakan hal itu, tanpa Harry sadari ada suatu pergerakan pada kelopak mata Ashley. Dan secara perlahan pun mata Ashley mulai terbuka. Mengerjapkan matanya beberapa kali, Ashley mulai menoleh ke samping tubuhnya, dan mulai melihat Harry yang masih menundukkan kepalanya dan juga tangannya yang masih menggenggam tangan Ashley.
"Ha-Harry..."
Dan ketika mendengar namanya disebut, membuat Harry dengan cepat mendongak, dan melihat Ashley yang saat ini sudah membuka matanya, dan sedang menatapnya.
"Ashley, kau sudah sadar. Aku akan panggil dokter dan juga yang lain." Ucap Harry, yang sudah ingin bangkit dari duduknya. Tapi segera ditahan oleh Ashley.
"Tetaplah di sini...tetaplah di sisiku." Ucap Ashley, dan Harry pun tampak mengangguk.
"Aku akan terus berada di sisi mu. Terus menemanimu. Tidak akan pergi kemana-mana." Ucap Harry, yang kembali menggenggam tangan Ashley. Yang kemudian dia mengecup tangan Ashley yang berada di genggamannya itu. Dan hal itu membuat Ashley tersenyum, begitu pun dengan Harry yang terlihat balik tersenyum kearah Ashley.
**
Ashley's POV
"Ini sudah malam. Kau tidak pulang?" Tanyaku, kepada Harry yang saat ini sedang menyuapi ku dengan makanan yang disediakan rumah sakit untuk ku.
"Tidak sebelum kau menghabiskan makanan mu, dan juga sebelum aku melihat mu tertidur." Ucapnya, yang kembali menyuapi ku dengan makanan.
"Tapi ini sudah malam, Harry. Yang lain saja sudah pulang."
"Jadi kau tidak ingin aku berada di sini, hm? Tadi kau memintaku untuk tetap berada di dekatmu."
"Ti-tidak, maksudku..."
"Sudah, sekarang kau habiskan makanan mu dulu." Ucapnya, dan memberikanku suapan terakhir. Setelah itu dia memberikanku segelas air putih.
"Dan, sekarang waktunya kau istirahat." Ucapnya, dan dia membantuku untuk memposisikan tubuhku menjadi berbaring. Dan setelah itu dia sedikit menarik selimutku, dan dia juga mengelus puncak kepalaku.
Dengan senyumannya itu, aku melihat Harry yang mulai beranjak pergi dari hadapanku.
"Harry, kau mau kemana?" Ucapku, dan hal itu membuat dia menghentikan langkahnya, dan menoleh kearahku.
"Aku mau pergi keluar sebentar, karena aku tidak ingin mengganggu istiratah mu."
"Tetaplah di sini." Ucapku, dan Harry tampak tersenyum. Dan dia kembali berjalan kearahku.
"Kau ingin aku tetap berada di sini?" Tanya nya, dan aku mengangguk sebagai respon.
"Baiklah, aku akan tetap berada di sini." Ucapnya, yang kembali duduk di bangku yang ada di samping ranjang inap ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Man
FanfictionDingin adalah kata yang tepat untuk menggambarkan akan sikapnya. Dingin dan tanpa ekspresi adalah kesan pertama yang aku dapat ketika bertemu dengannya pertama kali. Dia adalah pria paling dingin yang pernah aku temui. And he is My Cool Man...