Sorry for any typo and happy reading :)
------
"Harry, kapan aku bisa pulang?" Tanyaku kepada Harry, yang saat ini sedang mengupaskanku buah apel."Aku belum tau. Dokter belum memberitahukan kapan kau bisa pulang. Mungkin, seminggu lagi baru kau bisa pulang." Ucapnya, yang kemudian menyuapiku dengan sepotong buah apel. Aku pun mulai membuka mulutku, dan memakannya.
"Kenapa lama sekali? Tidak bisakah hari ini, atau mungkin besok aku bisa pulang?"
"Itu sudah keputusan dokter, Ashley. Lagi pula luka mu itu masih belum sepenuhnya pulih."
"Coba tidak ada keputusan dari dokter, jadi aku bisa pulang sesuka hatiku, dan bisa segera keluar dari tempat paling membosankan ini." Ucapku, dan Harry kembali menyuapiku buah apel.
"Memangnya kenapa kau sangat ingin keluar dari tempat ini, hm?" Tanya nya, seraya menatapku, dan dia berhenti sesaat dari aktivitasnya.
"Karena aku sudah merasa sangat bosan, dan aku ingin segera bertemu dengan Ibuku."
"Dengan Sarah atau dengan Ibu kandungmu?"
"Tentu saja dengan Ibu kandungku. Tapi aku juga ingin bertemu dengan Sarah. Tapi aku lebih ingin bertemu dengan Ibu kandungku."
"Tapikan, Ibu kandungmu tinggal di LA. Yang berarti kau harus menggunakan pesawat untuk bertemu dengan dia."
"Ya memang. Oleh karena itu, setelah aku diperbolehkan pulang nanti, aku akan segera ke sana."
"Ke LA maksudmu?"
"Ya, kemana lagi."
"Kenapa terburu-buru sekali?"
"Aku sudah terlalu merindukan Ibuku. Apa lagi aku belum tau akan kondisinya saat ini."
"Tapi kau akan kembali lagi ke London, bukan?"
"Hmm...tergantung." ucapku, dan Harry tampak terus menatapku sambil terdiam. Dan wajahnya juga tampak mulai menjadi lesu.
"Aku pastikan...aku akan kembali." Ucapku, dan Harry tampak sedikit menyunggingkan senyum.
Dia pun kembali memotong buah apel yang ada di tangannya, kemudian kembali menyuapiku.
**
"Harry..." ucapku, kepada Harry yang sejak tadi duduk di samping ranjang inapku. Dan pandangannya terus mengarah kearahku.
"Hmm?"
Aku berpikir sesaat sebelum aku kembali berbicara.
"Hmmm...jadi, apa yang sebenarnya terjadi pada Gemma?" Tanyaku, dengan nada sedikit pelan. Dan Harry tampak terdiam sesaat.
"Baiklah, aku akan menceritakannya kepadamu..." ucapnya, yang kemudian dia tampak menghela nafasnya itu.
"Setahun yang lalu, aku, Gemma, dan kedua orang tua ku, memutuskan untuk pindah dari Holmes Chapel ke London. Karena kami pindah, sekolah kami pun juga pindah. Kami disekolahkan, di sekolah dimana kau dan aku bersekolah sekarang ini. Awal kami masuk sekolah memang biasa-biasa saja. Tapi setelah beberapa bulan berlalu, aku mengetahui Gemma sedang dekat dengan seorang pria. Dan pria itu adalah...Sam. Awalnya aku biasa saja melihat dia dekat dengan Sam. Tapi setelah aku mengetahui sifat aslinya yang buruk dari beberapa temanku, aku mulai memperingati Gemma untuk segera menjauhinya. Tapi Gemma malah tidak mau mendengarkanku. Dan sikap Gemma lama-kelamaan juga mulai berubah. Dia jadi lebih sering pulang malam, dan dia jadi tidak mau menurut lagi dengan perkataan kedua orang tua ku. Dan setelah itu, pada saat di sekolah, aku melihat Gemma sedang bersama dengan Sam, berdiri berdua di salah satu loker. Dan mereka terlihat sedang meributkan sesuatu. Atau lebih tepatnya, Sam terlihat sedang memaksa Gemma, dan Gemma terlihat berusaha keras untuk menolak. Dan tak lama aku melihat Gemma mulai pergi dari hadapan Sam, dan Sam kelihatan sedikit frustasi dengan menendang pintu loker yang ada di hadapannya itu. Beberapa hari setelah kejadian yang aku lihat itu, secara tiba-tiba Gemma menghilang. Sebelum dia menghilang, dia izin kepada Mom untuk pergi ke suatu tempat. Tapi setelah dia pergi, Gemma tak kunjung Kembali. Kedua orang tua ku pun langsung melapor ke polisi untuk mencari keberadaan Gemma. Begitu pun denganku yang terus berusaha untuk mencarinya. Sementara di sekolah, Sam juga tidak pernah terlihat. Dan aku mencurigai bahwa dia yang melakukannya. Aku dan teman-temanku pun berusaha untuk mencari keberdaannya. Dan pada akhirnya kami menemukan keberadaannya. Tapi sayangnya kami terlambat. Pada saat kami mendatangi tempatnya untuk menyergapnya, Sam sudah pergi entah kemana, dan...aku melihat Gemma yang sudah tidak bernyawa, dengan sebuah luka tusuk dibagian perut, dan juga beberapa lebam di wajahnya....dan beberapa minggu setelah kejadian itu, Sam kembali terlihat muncul di sekolah. Dan bersikap seolah tidak ada yang terjadi. " kemudian Harry terdiam sesaat seraya menatapku dengan pandangannya yang mulai melesu, dan juga terlihat adanya rasa kesal di sana. Dan aku merasa tidak percaya dengan apa yang dilakukan Sam saat itu kepada Gemma, dan juga merasakan kesedihan yang Harry rasakan.
"Kenapa kau tidak melaporkannya ke polisi saat itu?"
"Kami sudah melaporkannya, tapi buktinya tidak cukup. Karena sepertinya Sam sudah membersihkan semua bukti yang ada." Ucapnya, dan aku hanya bisa terdiam dengan terus menatapnya. Menghela sedikit nafasku, aku pun mulai menggenggam sebelah tangannya.
"Aku tau apa yang kau rasakan saat itu. Dan aku berterima kasih karena kau sudah berusaha untuk melindungiku. Dan aku juga minta maaf, karena aku sudah meminta mu untuk menceritakan kembali kejadian yang membuatmu sedih." Dan aku merasakan Harry meletakkan tangannya yang lain di atas tanganku.
"Kau tidak perlu minta maaf, karena kejadian itu sudah berlalu, dan aku sudah merelakan kepergiannya." Ucapnya, yang disertai dengan senyumannya itu. Dan aku pun balik tersenyum kearahnya.
"Ash--astaga, apa kami mengganggu waktu kalian?" Mendengar suara Grace, membuat aku dan Harry segera menoleh kearah pintu. Dan terlihat Grace, Ele, Liam, Niall, Louis, dan juga Emily yang berada di ambang pintu saat ini.
Dan dengan begitu aku mulai melepaskan tanganku yang berada di tangan Harry. Walau rasanya aku tidak ingin melepaskannya, tapi apa yang akan mereka katakan nanti jika mereka melihat hal itu.
"Hi, kalian, masuk lah." Ucapku, dan mereka semua pun mulai masuk.
"Hi Ashley, bagaimana kondismu? Sudah lebih membaik?" Tanya Ele, dan belum sempat aku menjawab pertanyaan Ele, Grace langsung memotong.
"Kami sangat merindukan keberadaan mu di sekolah. Kapan kau akan pulang?"
"Hey, Grace, biarkan Ashley menjawab pertanyaan Ele dulu. Kau main langsung menyambar saja." Ucap Niall.
"Diam kau tukang makan." Ucap Grace, dan Niall tampak sedikit mengidikkan bahunya itu, merasa tidak peduli.
"Biarkanlah Niall, dia ingin bertanya apa salahnya."
"Ya, belalah kekasih mu itu."
"Hey, kalian ingin mendengar jawabanku atau tidak."
"Bicaralah, Ashley. Tidak usah pedulikan mereka." Ucap Liam, dan aku sedikit terkekeh.
"Baiklah, soal kondisiku, aku sudah merasa lebih baik."
"Jelas kondisinya lebih membaik, Harry selalu berada di sampingnya setiap hari." Ucap Emily, yang membuatku memutar sedikit mata, sedangkan Harry tampak sedikit tersenyum.
"Abaikan ucapan Emily..." ucapku, dan yang lain tampak sedikit tertawa.
"Dan soal kapan aku bisa pulang, aku juga tidak tau kapan aku bisa pulang. Bisa jadi seminggu lagi baru aku bisa pulang."
"Kenapa lama sekali?" Ucap Ele dan Grace hampir bersamaan.
"Aku juga tidak ingin sampai selama itu, tapi mau bagaimana lagi."
"Ya, kita doakan saja semoga kondisi Ashley semakin membaik, agar dia bisa cepat pulang." Ucap Louis, dan hal itu membuat yang lain menoleh kearahnya.
"Kenapa?" Tanya nya, yang merasa sedikit bingung.
"Tumben sekali kau berkata seperti itu. Apa kau sedang sakit Louis?" Ucap Liam, seraya meletakkan telapak tangannya di kening Louis. Dan Louis pun tampak mengenyingkirkan tangan Liam dari keningnya.
"Apa salahnya aku berkata seperti itu? Dan aku ini masih sehat, ok? Kau pikir aku sudah tidak waras?"
"Ya, mungkin..."
"Dasar kau Liam." Ucap Louis, yang kemudian sedikit memukul kepala Liam dengan telapak tangannya. Dan Liam tampak sedikit kesakitan karena hal itu. Dan kami semua pun sedikit tertawa ketika melihat tingkah mereka berdua.
***
Hey guys, I'm come back again! Miss me?
Sorry for very, very, very late update. Tapi walaupun begitu masih pada tetep nungguin kelanjutan cerita ini kan? Dan jangan bosen-bosen buat nunggu kelanjutannya ya, karena kayaknya aku bakal late update lagi buat next chapternya. I'm so sorry for that :( tapi tetep bakal aku usahain buat fast update kok :)
So, thank you so much for reading and dont forget to vomment.
See ya :);)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Man
FanfictionDingin adalah kata yang tepat untuk menggambarkan akan sikapnya. Dingin dan tanpa ekspresi adalah kesan pertama yang aku dapat ketika bertemu dengannya pertama kali. Dia adalah pria paling dingin yang pernah aku temui. And he is My Cool Man...