10

3.6K 169 0
                                    

"Ayo semuanya kumpul disini lalu buat barisan!" Seru Bu Yeni.
Semua murid berjalan dengan malas. Tentu saja malas, dipagi hari yang dingin ini mereka dibangun kan untuk berjalan-jalan.
"Ayo dong! Semangat!" Ujar Bu Yeni lagi.
"Ngantuk bu"
"Hoamm"
"Mau tidur"
"Kasur...."
"Masih ngantuk"
"Kapan pulang?"
"Kapan gue punya pacar?"

Abaikan aja yang terakhir.

Murid-murid pun berjalan-jalan sesuai arahan guru. Julian pun langsung berlari menuju Natasya.
"Hai Nat"
"Loh Julian? Kelompok lo mana?"
"Di belakang. Gue mau sama lo aja jalannya"

Deg.
Jangan baper batin Natasya.

Tiba-tiba saja si Viona menyusul Natasya dan Julian. Dan sekarang posisi Viona berada didepan mereka. "Jauh-jauh dari my baby!" Usir Viona pada Natasya.
"Oh Julian itu bayi lo?" Kata Aldi yang tiba-tiba datang.
"Ihh udah gak perawan" celetuk Vino diiringi dengan tawa Natasya dan Julian.
Viona membulatkan matanya.
"Gue ke kelompok gue dulu ya Nat" ujar Julian. Natasya mengangguk.
"Lo cocok sama Julian" kata Vino. "Bener tuh! Daripada Julian sama Vino"
"Hah?!" Kata Vino dan Natasya serempak karena kaget mendengarnya.
"Eh maksud gue Viona!" Vino menjitak kepala Aldi.

Mereka pun melewati sebuah sungai dengan batu-batu besar diatasnya. Murid-murid berjalan dengan hati-hati. Natasya melihat Viona yang kesusahan melewati batu-batu tersebut. Akhirnya dia menghampiri Viona.
"Bisa gak? Sini gue bantuin" kata Natasya sambil memegang tangan Viona.
"Nggak usah sok ba-"

Bruk.

Viona terpeleset di batu itu. Tetapi saat Natasya ingin menolongnya,
"Aduh sakit! Lo kalo benci sama gue gak usah sampe nyelakain gue gini dong Nat! Lo mau bikin gue mati ya?!" Natasya membulatkan matanya saat mendengar Viona berbicara seperti itu dengan kencang. Ternyata Julian pun mendengarnya. Julian memberikan tatapan benci pada Natasya.
Melihat tatapan Julian, Natasya merasakan sebentar lagi air matanya akan jatuh. Ditambah melihat Julian menggendong Viona dengan gaya bridal.
Rasanya dada Natasya sesak. Seperti di tusuk banyak pedang. Air mata sudah membendung dimatanya.
Natasya pun mempercepat jalannya agar cepat sampai diperkemahan.

Sesampainya di perkemahan, Aldi,Vino,Sylvi dan Dika langsung menghampiri Natasya.
"Gue tau kok pasti itu bukan lo" kata Sylvi.
"Nggak mungkin seorang Natasya ngelakuin itu" kata Dika
"Emang bukan Natasya kok. Viona aja yang nyari sensasi. Gue liat pake mata gue sendiri" ujar Aldi.
"Dan bego nya Julian lebih percaya sama Viona" kata Vino dingin.
Mendengar Vino, Natasya menteskan air matanya. Dia sudah tidak dapat menahannya lagi. Untungnya kelas 12 tidak ikut. Kalo ikut, Nick pasti sudah menghajar Julian.
"Jangan nangis dong Nat" kata Aldi. Natasya menangis menjadi-jadi. Sylvi langsung memeluk erat Natasya.
"Ta-tadi Julian ngeliat gue dengan tatapan benci." Kata Natasya ter isak-isak.
"Kayaknya gue udah gak dianggep lagi sama dia" lanjut Natasya.

Tanpa basa-basi Dika beranjak berdiri untuk mencari Julian.
"Di, Vin kayakanya lo harus nyusul Dika deh. Pasti nanti mereka bakal berantem" kata Sylvi. Aldi dan Vino pun langsung menyusul Dika yang sudah ada di tenda PMR.

"Jul gue harus ngomong sama lo" kata Dika dingin.
"Ngomong tinggal ngomong"
"Nggak bisa disini. Ayo keluar"
"Disini aja. Gue jarus jagain Viona"
"Tau nih! Mending lo pergi aja deh!" Celetuk Viona.
"Eh bitch, gue gak ngomong sama lo" kata Dika menunjuk Viona.
"Jaga mulut lo!" Bentak Julian.

"Gue gak bakal kayak gini kalo dia gak nyari gara-gara! Dia itu tadi jatoh karna ulah dia sendiri. Bukan karna Natasya! Dan lo Julian. Lo itu cowok paling tolol sedunia! Lo lebih percaya sama itu cewek gak berguna dibanding  sama Natasya! Sahabat lo dari kecil Jul! Sekarang Natasya nangis! Gara-gara lo!"

Pukulan Julian jatuh di pipi Dika. Julian bernafas tersengal-sengal.

"Gakpapa lo hajar gue. Yang penting lo jangan nyakitin Natasya. Jangan buat Natasya nangis"

Raut muka Julian berubah menjadi rasa bersalah. Tiba-tiba Vino dan Aldi datang dan menolong Dika.

"Gue gak nyangka lo sejahat ini Jul" ujar Aldi.
"Gue kecewa sama lo" kata Vino sambil berjalan meninggalkan Julian yang masih terdiam menunduk. Julian pun keluar dari tenda.
"Sayang kamu mau kemana?!" Julian menghiraukan panggilang Viona. Dia berlari menuju tempat yang sepi.

Julian POV
Bener kata Dika. Gue itu tolol banget. Kenapa gue lebih percaya sama Viona? Natasya pasti benci banget sama gue. Gue memberikan tatapan yang bikin Natasya kaget. Maafin gue Nat! Mungkin percuma gue minta maaf. Gue benci diri gue sendiri! Gue udah buat temen-temen gue kecewa.
Julian POV end

Love at LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang