21

2.8K 151 2
                                    

"Aw!"
Si kecil Natasya meringis saat lengannya tergores ranting pohon yang tajam. Julian langsung menghampiri Natasya.

"Tasya kenapa?" Tanya Julian cemas.
"Tadi Tasya kan lagi main sama Chila. Trus tiba-tiba ke gores." Jelas Natasya. Chila adalah boneka kesayangannya.

Julian menarik pelan lengan Natasya.
"Darahnya banyak. Kerumah Julian yuk! Nanti disana dibersihin sama Mama. Trus nanti diobatin juga." Natasya berfikir panjang. Ia takut kalau lukanya dikasih obat. Pasti rasanya sangat perih. Tiba-tiba Julian kecil menarik Natasya kerumahnya.

"Mama! Natasya berdarah ma!" Mama Julian lari tergopoh-gopoh menuju asal suara.

"Sini Sya, tante obatin." Natasya menolak ajakan Mama Julian.
"Nggak mau! Sakit!" Kata Natasya yang matanya sudah berkaca-kaca.
"Diobatin dulu Tasya. Biar cepet sembuh." Ujar Julian. Akhirnya Natasya pun mau diobati.

"Tasya." Panggil Julian.
"Iya Julian?"
"Julian bakal selalu jagain Tasya. Julian gak bakal biarin Tasya terluka lagi."
"Makasih Julian hehe"

***

Rasanya ia malas sekali masuk sekolah. Tanpa adanya Natasya, sekolah menjadi sepi. Dia tidak bisa mendengar tawanya, melihat Natasya blush saat Julian gombal.

"Juliannnn!"

Suara cempreng itu memanggil Julian. Julian mengusap mukanya kasar.
"Ke kantin bareng yuk!" Ajak Viona sambil melingkarkan lengannya di lengan Julian. Julian menatap jijik perempuan itu.
"Gak usah pegang-pegang." Kata Julian dingin. Tetapi Viona malah mempereratnya.
"Ayoo kita ke kantinnnn." Rengek Viona.
"Sendirian aja kan bisa."

"Mumpung lagi gak ada si Natasyampah. Lagi koma kan dia? Thank god." Cerocos Viona.

Julian langsung memberikan tatapan tajam pada Viona. Tatapan yang siapapun takut untuk melihatnya. Julian berusaha untuk menahan emosinya. Julian mendekatkan wajahnya ke telinga Viona. Viona bisa merasakan deru nafas Julian. Membuat badan Viona membeku.

"Gue jamin hidup lo gak akan tenang."

Viona hanya bisa diam ditempat. Tidak bisa berkutik sama sekali. Takut? Ya tentu saja. Karena Julian tidak pernah main-main dengan omongannya. Julian memberikan smirk nya lalu pergi.

***

Julian merasa sangat bosan disekolah. Tiba-tiba ia mendapat ide cemerlang.
"Pak saya izin ke toilet. Kebelet nih pak!" Kata Julian sambil berlagak kebelet.
"Yasudah cepat ya!"
Julian pun tersenyum bahagia. Ia keluar dari kelas dan langsung berlari ke parkiran. Menyalakan mobilnya lalu pergi bertemu perempuan yang ia cintai.

Sesampainya disana ia melihat Nick sedang duduk sambil memainkan hp nya di sofa. Akhir-akhir ini Nick jarang masuk sekolah. Dia lebih mementingkan Natasya daripada sekolah. Padahal UN sebentar lagi.
"Eh Julian." Julian tersenyum.
"Gue tebak. Pasti lo bolos." Ujar Nick dengan senyum jahilnya.
"Iya. Gue bosen disekolah, gak ada Tasya." Nick mengangguk.
"Lo jagain Tasya bentar ya. Gue mau keluar." Kata Nick seraya bangun.
"Siap bro!"

Julian menghampiri Natasya yang masih terbaring. Ia menggenggam tangan Natasya lembut.
"Hai Sya. Aku kangen banget sama kamu."

"Bosen banget disekolah gak ada kamu."

"Dan hari ini aku bolos loh! Demi ketemu kamu.."

"Silvy, Dika, Aldi dan Vino juga kangen sama kamu."

"Tadi si Viona jahat banget deh. Sampe-sampe aku harus ngancem dia."

"Kamu bangun dong Sya. Emang kamu gak kangen sama aku? Aku mohon bangun..." Kata Julian lirih. Ia semakin erat menggenggam tangan Natasya.

"I love you."

Love at LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang