5

4.9K 245 0
                                    

Julian mengambil kunci mobilnya untuk pergi ke tempat tongkrongan dia dan teman-temannya.
Sampai lah dia di XIV Club.
"Sini jul!" Panggil Aldi yang sedang meneguk vodkanya.
Julian pun mendatangi temannya. Dia merogoh sakunya dan mengambil satu batang rokok.
"Gue waktu itu kenalan dong sama Natasya" seru Aldi
"Ehh gue juga" lanjut Vino
"Lo pada bangga banget baru kenalan doang" ujar Julian sambil tertawa kecil.
"Diem aja deh yang blom kenalan" Tiba-tiba Julian tertawa keras sampai membuat temannya bingung.
"Apa lo bilang? Blom kenal? Asal lo pada tau, gue itu sahabat kecil nya dia" dengan bangga Julian berbicara seperti itu. Aldi dan Vino melongo mendengarnya.
"Kalo gitu lo bantuin gue ya Jul"

"Bantuin ngapain?"

"Ya bantuin gue ngedeketin Natasya lah!"

"Enak aja! Natasya udah milik gue!"

"Guys kalian harus liat itu" kata Vino sambil menunjuk kearah perempuan yang sedang duduk di sofa.

"Siapa tuh?"

"Viona" jawab Julian.

"Ciee tau aja lo"
Julian langsung memukul pundak Vino.

Mereka memperhatikan Viona yang sedang sexy dance di depan laki-laki.
"Jadi nafsu gue liatnya" ujar Aldi. Julian tak tahan dengan pemandangannya. Dia pun langsung pergi pulang.

Saat sedang asyiknya menonton tv, tiba-tiba hp Natasya bunyi. Tidak ada nama penelfon, hanya nomornya saja.
Siapa sih malem-malem gini nelfon? Batinnya. Natasya pun mengangkat telfon itu.
"Halo? Ini siapa ya?"
"Akhirnya diangkat juga"
"Ini siapa sih?"
"Kalo mau tau cepetan keluar rumah"
"Kasih tau dulu ini siapa!"
"Gue gak bakal ngasih tau sebelum lo keluar rumah"
Natasya geram mendengarnya.
"Masih idup kan lo?"
"Iya iya gue keluar!"

Natasya pun keluar rumah untuk mencari siapa penelfon itu. Tetapi hasilnya nihil, tidak ada siapa-siapa.
Natasya pun kembali masuk kerumahnya sambil menghentakan kaki nya.
"Hey" suara berat itu tiba-tiba datang. Natasya pun menoleh.
"Oh jadi lo yang tadi nelfon" Julian lah si penelfon itu.
"Mau ngapain kesini? Dan lo tau darimana nomor gue?"
"Gue kesini mau ketemu lo dan lo gak perlu tau gue dapet darimana no-"
"Lo ngerokok ya!" Ujar Natasya sambil menutup hidungnya.
Natasya sangat membenci cowok perokok. Menurutnya, apa untung dari merokok? Merokok hanya mempercepat kematian orang saja.
"Gak boleh ngerokok tau! Nanti lo cepet mati" Julian tersenyum.
"Jadi lo peduli sama gue?"
"Iyalah gue peduli sama lo. Lo kan sahabat gue" jawab Natasya. Julian mencubit gemas pipi Natasya.
"Pulang sana! Sikat gigi trus ganti baju biar gak bau rokok lagi"
"Iyaa sayang" Julian berhasil membuat muka Natasya merah dengan memanggilnya sayang.
"Dadahh gue balik dulu ya" Natasya melambaikan tangannya dan masuk kembali ke rumah.

***

Mobil Nick memasuki gerbang sekolah yang besar itu. Setelah Nick memarkir mobil, mereka pun keluar.
Masih pagi-pagi Natasya disajikan dengan pemandangan yang tidak enak.
"Nick lo mau liat kan Viona yang mana?" Nick mengangguk.
"Tuh yang lengket banget sama Julian" Natasya menunjuk perempuan dengan rok nya yang ketat dan bajunya yang pendek.
"Hell no! Dia cabe. Bukan tipe gue. Trus itu ngapain sih Julian kok mau deket-deket dia. Padahal waktu itu dia care banget sama lo sya. Wah harus dikasih pelajaran tu anak" ujar Nick panjang lebar.
"Ehh jangan! Udah lah biarin aja"
Saat mereka melewati Viona dan Julian, Viona langsung menyandarkan kepalanya dipundak Julian.
"Sayang, nanti kita ke kantin bareng ya" rengek Viona.
Natasya mendengus sebal sambil memutar matanya.
Julian menyadari kalau Natasya benci melihat Viona seperti itu.
"Udah gak usah didengerin" bisik Nick sambil merangkul Natasya.
Natasya pun berjalan dengan cepat ke kelasnya.

"Pagi Natasya" seru Dika.

"Pagi juga Dik" jawab Natasya dengan senyum.

"Pagi-pagi muka udah ditekuk aja. Tapi tetep cantik kok"

"Pagi-pagi udah gombal" Dika hanya tertawa kecil.

"Udah ngerjain tugas ekonomi?" Tanya Dika.

"Mampus! Gue blom nih, aduh gimana" Dika segera mengambil buku ekonomi nya dan memmberikannya pada Natasya.

"Nih, liat punya gue aja"

"Makasihh dikaa!" Tanpa sadar Natasya memeluk Dika.
Jangan baper batin Dika. Saat menyadarinya, Natasya langsung melepas pelukan itu dengan mukanya yang merah.

"So-sorry"

"Lo kerjain dulu deh sana" ujar Dika sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

Dipelajaran ke 3, Natasya tertidur pulas. Yaitu pelajaran yang membosankan aka Sejarah Dunia. Pak Asep pun menyadari Natasya tertidur.
"Natasya!"
Tetep aja nggak bangun.
"Hei kamu yang disebelahnya Natasya, coba bangunin dia"
Silvy mengangguk.
"Nat bangun Nat. Lo ditegur Pak Asep tuh" Saat Natasya bangun, semua sorot mata tertuju padanya.
"Kamu keluar dari pelajaran saya! Cepat!"
"Yah pak maafin saya. Saya ngan-"
"Nggak usah banyak alasan! Sana!"
Natasya pun berjalan dengan gontai keluar kelas. Sekarang dia harus kemana?

Natasya POV
Duh gue kemana ya. Lagian pake acara tidur segala sih gue!
Ke kantin aja deh. Sesampainya dikantin gue langsung memesan jus jambu. Untungnya gue bawa hp. Untuk mengatasi kebosanan, gue main game.
Natasya POV end

Tiba-tiba seseorang duduk di bangku depan Natasya.
"Ngapain lo disini?" Tanya Julian.
"Berak. Ya minum lah. Lo gak liat?" Jawab Natasya dengan ketus.
"Jalan yuk" Natasya menatap Julian bingung.
"Sekarang?"
"Yaiyalah!"
"Gila ya lo! Gue gak ikut!" Julian langsung menarik tangan Natasya dengan lembut. Tapi tubuh Natasya tidak bisa menolak. Julian menarik Natasya sampai di parkiran. Julian pun membukakan pintu untuk Natasya.
"Mau kemana sih?" Tanya Natasya bingung.
"Udah lo diem aja"
Suasana dimobil pun hening. Tidak ada satu pun dari mereka yang berbicara.
"Tadi lo kenapa dikantin? Tumben" tanya Julian memecah hening.
"Dikeluarin Pak Asep. Gara-gara gue tidur. Kalo lo kenapa?"
"Sama kayak lo. Dikeluarin sama Bu Dea" Natasya ber oh ria.
Mereka pun sampai di sebuah Mall. Tujuan Julian adalah ke starbuck. Disana mereka memesan minuman dan makanan.
"Natasya"
"Hm?"
"Lo tau gak, gue seneng banget bisa jalan sama lo"
"Tapi nanti kalo ketauan Viona, gue kena lagi" Natasya langsung menutup mulutnya karena keceplosan. Oops.
"Maksud lo?"
"Nggak abaikan aja"
"Lo harus ngasih tau gue" Julian mendekatkan jaraknya dengan Natasya.
"Jawab dong jangan diem aja. Ini tuh penting, biar gue bisa ngelindungin lo"

Love at LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang