17

3.1K 154 0
                                    

"Hey! Miss me babe?"

Tubuh Natasya membeku. Mulutnya tidak bisa berkata apa-apa. Rasanya ia mau pergi sejauh mungkin dari sini menghindari orang itu.

Dia adalah Adam.

Natasya langsung lari ke kamarnya dan mengunci pintu kamar.

"Maaf ya Adam. Mungkin Natasya capek.." Kata mama nya.
"Gakpapa tante, aku ngerti kok." Kata Adam yang bahasa Indonesia nya masih sedikit kaku.

Natasya POV
Ngapain sih Adam kesini?! Dia mau ngusik kehidupan gue? Kenapa dia selalu ngejar-ngejar gue. Padahal cewek cantik di New York masih banyak!
Tiba-tiba Julian menelfon.

"Sayang! Maaf ya tadi kita gak bisa pulang bareng..."
"Iya gakpapa kok"
"Kamu kenapa? Kok suaranya lesu gitu?"
Gue gak berani jawab pertanyaan Julian.
"Jawab dong. Gara-gara aku ya?"
"Ng-nggak kok. Bukan gara-gara kamu."
"Serius?"
"Dua rius."
"Hmm yaudah. Udahan dulu ya, bye! Jangan lupa makan, i love you."
"Iyaa, i love you too. Bye."

Kalo Julian tau ada Adam disini bisa mampus gue.
Natasya POV end

Toktok.

"Siapa?"

"Aku. Adam."

Natasya menenggelamkan kepalanya di bantal.

"Nat, please.."

Natasya pun bangkit dan membuka pintu kamarnya.
"Mau ngapain?" Tanya Natasya dingin. "Aku boleh masuk?" Tanya Adam sambil tersenyum kikuk.
"Nggak." Jawab Natasya.
"Please... Ada yang harus aku omongin!" Mohon Adam. Natasya menghela nafasnya lalu memberi jalan Adam untuk masuk ke kamarnya.
"Thanks!" Ujar Adam.

Tiba-tiba Adam memeluk Natasya dari belakang. Menopang dagunya di bahu Natasya. Seharusnya Natasya mengelak perbuatan Adam. Tapi rasanya tubuh Natasya tidak bisa menolak.
"I miss you so bad, Nat." Kata Adam.
"Lo mau ngapain ke Indonesia?" Tanya Natasya mengganti topik.
"Mau ketemu kamu." "Dan aku ada kabar baik." Lanjut Adam.

Natasya melepas pelukan Adam, lalu menatapnya bingung.
"Kabar baik apa?"
"Aku bakal tinggal disini sementara!" Kata Adam semangat. Natasya melongo mendengarnya.
"Sampe kapan?!"
"Yaa, maybe 2 weeks."
Natasya memijat keningnya. Rasanya kepalanya mau meledak!

Adam menarik wajah Natasya. Sekarang wajah mereka hanya berjarak 1 cm saja. Natasya menatap Adam takut.

"Turun! Diajak mama makan malam!" Ujar Nick tiba-tiba membuka pintu kamar Natasya tanpa mengetuk dahulu. Natasya dan Adam tampak gelagapan. Nick langsung mendekati Adam dan menatapnya tajam.

"Kalo lo sampe berani nyentuh Natasya lagi. Lo abis sama gue." Muncul lah sikap protektif Nick. Adam mengembangkan smirk nya.
"Gue nggak takut." Kata Adam berlalu pergi.
"Dasar bule songong." Gerutu Nick.

Di meja makan....
"Masakan tante enak kan Dam?" Tanya Mama. Adam mengacungkan jempolnya. "Enak banget tan." Mama tersenyum bahagia mendengarnya. Suasan kembali hening.
Natasya ingin cepat-cepat selesai. Kenapa mama nya menyuruh Adam duduk disebelahnya? Menyebalkan.
"Makannya pelan-pelan dong sya." Ujar papa nya. Natasya menghiraukan perkataan papa nya.
"Besok ajak Julian makan malam disini ya Sya." Natasya yang sedang minum tersedak mendengar perkataan papa nya. Adam mengelus-ngelus punggung Natasya.
"Emang ada apa pa? Kok tumben?" Tanya Nick penasaran.
"Biar Julian tambah deket sama keluarga kita. Trus biar bisa kenalan juga sama Adam." Jelas Papanya.

"Biar Julian bisa kenalan sama Adam? Yang benar saja pa! Papa mau memulai perang dunia ketiga ya?!" Gerutu Natasya. "Lebay deh Sya.." Canda papanya. Disaat sedang serius gini papa nya malah bercanda. Natasya memutar bola matanya sambil menghela nafas panjang. Nick tau betul apa yang dirasakan adiknya sekarang.

***

Cekrek.
Adam melihat Natasya sudah tertidur pulas. Dia pun masuk lalu tiduran di kasur Natasya. Adam memperhatikan wajah damai Natasya. Tadi Natasya menatapnya dengan tatapan dingin. Adam mengelus rambut Natasya. Lalu ia mencium kening Natasya.

"Goodnight baby girl."

***

Pagi-pagi, Natasya menerima LINE dari Julian.

Julian: goodmorning sayang! Hari ini aku jemput kamu ya!

Julian: bangun woy

Julian: aku udah dijalan mau kerumah kamu ya

Dijalan?! Berarti sebentar lagi Julian sampai! Natasya segera mandi dan bersiap-siap.

Toktok.

Julian menatap Adam bingung.
"Lo siapa?" Tanya Julian ketus.
"Lo sendiri siapa?" Tanya Adam balik.
"Gue? Gue pacarnya Natasya." Kata Julian menekan kata 'pacarnya'. Adam tertawa renyah.
"Lo pacarnya Natasya? Beneran?" Ejek Adam. Julian berusaha menahan emosinya. Tiba-tiba Natasya datang. Membuat emosi Julian sedikit redup.

"Yuk Jul kita berangkat!" Ajak Natasya. Tangan Natasya dicekal oleh Adam. Julian melotot saat melihat Natasya dipegang-pegang. Cowok mana yang rela pacarnya disentuh orang lain? Yang bahkan dia tidak tau siapa orang tersebut.
"Hati-hati." Kata Adam lembut dengan senyumnya. Natasya menjawabnya dengan mengangguk. Julian melepas tangan Adam dari tangan Natasya. Lalu ia menarik Natasya keluar.

Suasana di mobil Julian menjadi canggung.
"Siapa dia?" Tanya Julian dingin. Baru kali ini Julian berbicara dingin pada Natasya.
"Dia temenku waktu di New York." Jawab Natasya.
"Temen?" Kata Julian sambil tertawa renyah.

"Dia suka sama kamu Sya." Lanjut Julian. Natasya sudah mengetahui hal itu. Natasya hanya bisa diam.

"Pasti kalian berdua dulu punya hubungan spesial kan? Mungkin kalian sekarang masih mempunyai hubungan itu." Ujar Julian. Natasya menatap Julian kaget. Kenapa Julian bisa sampai berfikir kearah sana?

"Mungkin kalian berdua saling cinta."
"Jangan-jangan kalian udah melakukan hal yang melebihi ciuman?"

"JULIAN!" Mata Natasya berkaca-kaca. Masih pagi Julian sudah membuatnya kacau.
"Kenapa kamu bisa mikir sampe sana?! Aku sama dia tuh gak ada hubungan apa-apa. Bahkan semalem Nick ngelarang Adam buat nyentuh aku." Jelas Natasya yang sedang menahan air matanya.

"Bisa aja kalian backstreet." Kata Julian enteng. Natasya menatap Julian tidak percaya. Dada Natasya serasa sesak. Orang yang disebelahnya bukan lah Julian. Julian yang ia kenal tidak seperti ini. Air matanya pun keluar.

"Turunin aku disini." Ujar Natasya. Padahal jarak ke sekolahnya masih lumayan jauh.
"Nat..."
"Turunin sekarang." Kata Natasya menghapus air matanya kasar. Julian pun memberhentikan mobilnya. Tanpa babibu, Natasya langsung keluar dari mobil Natasya.

Julian mengacak-acak rambutnya sambil memukul stir. Kecemburuannya membuat ia berfikir sejauh itu. Julian menyesali perkataan nya tadi. Ia harap waktu bisa diulang kembali.

___________________________

Yang di mulmed itu Adam yaa!

Love at LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang