Natasya pun akhirnya berjalan sendiri ke kelas. Dia tidak ingin menjadi nyamuk diantara Nick dan Anna. Natasya menemukan sosok jangkuk sedang berdiri didepan kelasnya. Dia pun mendengus kesal. Ngapain sih dia kesini batin Natasya.
Julian menyadari kedatangan Natasya. Dia memberikan tatapan 'maafin gue'. Tapi Natasya langsung membuang mukanya.
"Sya" Julian menahan tangan Natasya dengan lembut. Yang membuat jantung Natasya berdetak lebih cepat.
"Apa?" Jawab Natasya ketus.
"Lo marah ya sama gue?" Natasya hanya diam. Lalu dia mengangkat kedua bahunya.
"Yauda deh" Julian pergi begitu saja. Gitu doang? Apa maksud dari semua ini!
Natasya pun masuk ke kelasnya.Saat pelajaran Matematika sedang berlangsung, tiba-tiba pintu kelas terbuka. Muncul lah sosok yang Natasya benci tapi sayang.
"Misi bu. Saya mau nemuin pacar saya yang cantik" ujar Julian sambil menatap Natasya. Natasya membalasnya dengan tatapan jijik. Tanpa diizin kan oleh Bu Intan, Julian langsung masuk dan menarik tangan Natasya keluar. Semua mata tertuju pada Natasya. Siapa coba yang tidak iri dengannya?
"Saya bakal balikin kok bu! Kalo inget" Bu Intan hanya menggeleng.Julian membawa Natasya ke rooftop.
"Lepasin tangan gue!" Ujar Natasya. Julian pun melepaskan tangannya.
"Lo mau ngapain bawa gue kesini?" Julian menatap lekat Natasya sambil menggenggam tangan Natasya.
"Maafin gue. Gue juga bingung kemaren kenapa gue mau jalan sama Viona" jelas Julian.
"Lo mau kan maafin gue?" Julian memohon-mohon pada Natasya. Dia tidak mau kelihangan perempuan kesayangannya.
"Maafin gue udah bikin lo nangis sampe mata lo sembab tadi pagi" lanjutnya.
"Gue siap kok dibikin babak belur sama Nick." Kata-kata yang membuat Natasya tercengang mendengarnya. "Jangan benci sama gue" Natasya pun tidak tega melihat Julian yang memohon-mohon seperti ini.
"Iya gue maafin" Akhirnya sepatah kata keluar dari mulut Natasya.
"Beneran?" Natasya mengangguk. Julian langsung memeluk Natasya dengan sangat erat.
"Duh Jul. Gu-gue gak bisa napas"
"Eh sorry. Lagian gue seneng banget"
"Lo siap dibikin babak belur sama Nick?" Julian mengerjap-ngerjapkan matanya. Melihat muka Julian, membuat Natasya tertawa.
"Siap kok!" Jawab Julian mantap.Tiba-tiba ada LINE masuk di hp Natasya.
Nick:
Sya, nanti bawa Julian ke gue ya pas pulang sekolahNatasya:
Ngapain? Pasti lo mau nge hajar dia ya?!Nick:
Iyalah. Dia udah buat lo nangis syaNatasya:
Udah lupain aja masalahnya. Tadi dia udah minta maaf ke gueNick:
Oh bagus deh. Tapi nanti gue tetep mau ketemu diaNatasya:
Iyaiya"Lagi chat sama siapa sih?" Tanya Julian. Mereka masih berada di rooftop loh.
"Nick. Katanya dia mau ketemu sama lo pas pulang sekolah" muka Julian berubah menjadi panik.
"Santai aja, ada gue kok. Kalo nanti dia ngehajar lo gue langsung maju" kata Natasya sambil tertawa.
"Oh iya besok kita persami ya"
"Iya, gue gak sabar"
"Besok gue jemput ya?"
"Boleh"
Julian mencubit pipi Natasya.
"Gemesin banget sih lo"
Blush. Muka Natasya memerah.***
"Mana Julian?" Tanya Nick dingin. Natasya menunjuk ke Julian yang berada disebelah kanannya. Julian melambaikan tangannya sambil tersenyum.
"Sini lo" Julian pun menghampiri Nick.
"AWWW!" Nick menjewer Julian. Natasya tertawa terbahak-bahak melihatnya.
"Makanya jangan bikin adek gue nangis!" Julian masih mengusap-usap telinganya yang merah."Adudu sakit ya? Cupcupcup" kata Natasya sambil tertawa.
"Gue duluan ya! Anna udah nungguin gue di mobil. Bye!" Nick pun meninggalkan mereka.
"Sakit..." Ucap Julian manja pada Natasya.
"Lebay ah" cibir Natasya.***
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh murid SMA 6. Yaitu kegiatan persami (perkemahan sabtu minggu). Yang mengikuti persami hanya kelas 10 dan 11.
Pagi ini Natasya berangkat ke sekolah diantar Julian. Seharusnya Nick yang mengantarnya. Tapi Nick gak mau karna dia ingin bangun siang-_-"Udah sarapan kan?" Tanya Julian
"Udah" jawab Natasya
"Bagus deh. Kalo blom kan takutnya pingsan" Natasya mengangguk.Sesampainya disekolah, murid-murid berbaris dilapangan sesuai kelas. Mereka pun berangkat naik bis ke daerah perbukitan.
Setelah berjam-jam di bis, akhirnya mereka pun sampai. Udara disana sangat sejuk, terpampang luas lapangan hijau. Terik matahari yang tidak terlalu menyengat karena tertutup awan mendung.
"Setiap ketua kelompok ambil tas tenda untuk tempat istirahat kalian!" Seru Pak Asep. Natasya pun menghampiri Pak Asep. Ya, Natasya adalah ketua kelompok putri kelas 11 ips3.
"Bisa gak bawanya?" Ujar Dika.
"Bisa kok" jawab Natasya sambil tersenyum samar."Juliann! Bantuin aku dong! Berat nih!" Rengek Viona. Wow seorang Viona dipilih menjadi ketua kelompok? Mungkin lebih tepatnya memilih dirinya sendiri dan memaksa kehendak teman-temannya.
Mendengar suara cempreng itu Julian langsung menutup telinganya.
"Bantuin aku sayang!" Julian pun akhirnya membantu Viona.
"Makasih sayangku" Kata Viona sambil berjalan mengiringi Julian.Natasya yang melihatnya memutar bola matanya.
"Natasya sini cepetan!" Ujar Lala.
"Iyaiya..." Natasya pun mempercepat langkahnya.
Saat Natasya datang dan menaruh tas tenda, anggotanya diam.
"Loh kok pada diem?" Tanya Natasya bingung.
"Kita gak bisa bangun tenda" ujar Dita.
"Gue bisa kok! Sini tasnya, nanti gue kasih tau apa yang kalian harus lakuin" kata Natasya.
"Gue juga bisa Nat. Gue bantuin ya!" Seru Lala semangat. Natasya membalasnya dengan senyuman. Kelompok Natasya pun mulai membangun tenda mereka. Tetapi bagaimana dengan kelompok Viona? Viona sang ketua kelompok bukannya membantu malah diam saja menunggu tendanya selesai.
"Selesaii!" Seru kelompok Natasya kompak. Tiba-tiba Dika menghampiri Natasya.
"Hai Nat. Nih gue bawain" sapa Dika sambil memberika Aqua gelas.
"Hai juga. Makasih ya!" Natasya langsung meminumnya karna kehausan.
"Tenda lo udah jadi?" Tanya Natasya
"Udah" jawab Dika. Natasya melihat goresan berdarah di jari Dika."Dik, jari lo berdarah"
"Hah? Mana?" Natasya menarik pelan tangan Dika. Lalu memperlihatkan lukanya.
"Harus diobatin nih. Nanti infeksi" kata Natasya.
"Gakpapa kok cuman luka kecil"
"Bentar ya" Natasya pun pergi ke arah anggota PMR untuk mengambil betadine. Dika pun tersenyum senang melihat Natasya yang khawatir terhadapnya.
"Mana jari lo?" Dika memberikan jarinya. Natasya membersihkan luka Dika dengan air minumnya yang masih tersisa.
"Aw" Dika meringis kecil.
"Lebay ah" canda Natasya sambil mengeringkan luka dengan tisu.
Julian menatap mereka dengan sinis. Lalu dia pun menghampiri Natasya.
"Manja banget" ketus Julian pada Dika. Natasya menoleh dan mendapati Julian disampingnya.
"Iri ya lo? Gue bisa sedeket ini sama Natasya?" Ucap Dika sambil tersenyum miring. Julian mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangannya.
"Gak usah berantem lagi! Kayak anak tk aja sih" kata Natasya melerai. Natasya pun selesai mengobati luka Dika.
"Thanks Nat"
"Samasama Dik" jawab Natasya sambil memberikan senyum manisnya yang membuat Dika dan Julian meleleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at Last
RomanceJulian Delgrosso. Seorang badboy yang sangat tampan dan bisa meluluh kan hati para cewek hanya dengan menatapnya. Di antara sekian banyak cewek, dia hanya mencintai satu. Yaitu, Natasya Salsabila. Sahabat kecilnya