"Natasyaa! Akhirnya lo masuk!" Celetuk Silvy sambil memeluk erat Natasya.
"Erm.. Sil gu-gue gak bisa nafas.." Silvy langsung melepas pelukannya lalu terkekeh.
"Hai Nat! Akhirnya lo masuk, gu-gue ka-kangen tau.." Kata Dika malu-malu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Muka Natasya menyemburkan warna merah."Heh! Kalo ada Julian bisa abis lo Dik!" Kata Silvy.
"Nggak ada gini orangnya." Jawab Dika enteng.Tiba-tiba Pak Asep masuk ke kelas. Semua murid langsung kembali ke tempat duduknya.
***
"Untuk mengakhiri pelajaran kali ini. Saya mau memberikan kalian tugas kelompok." Kata Pak Asep. Semua murid ber yah. Ada juga yang senang diberi tugas itu.
Pak Asep pun membagikan kelompok. Natasya bersama Silvy dan Dika.
"Deadline nya 2 hari lagi." Seru Pak Asep.
Dikantin...
"Eh kita mau ngerjain tugas kapan nih?" Tanya Dika sambil sesekali meminum jus mangga nya. "2 hari lagi loh." Lanjutnya.
"Tugas apa?" Celetuk Julian yang tiba-tiba datang. Lalu ia duduk disebelah Natasya. "Tugas seja-"
"Julian! Bakso gue!" Gerutu Natasya sambil memukul Julian. Julian hanya terkekeh. "Aku-kamu bukan gue-lo, sayang." Kata Julian lalu mencium pipi Natasya.
"Ehm." Dika berdehem. "Jadi gimana tugasnya?" Situasi menjadi canggung. Julian menatap Dika tajam.
"Yaudah kita kerjain pulang sekolah aja. Gimana?" Usul Silvy. "Oke gue bisa!" Kata Natasya. "Gue asal ada Natasya mah bisa." Kata Dika. Julian semakin menatap tajam Dika. Natasya yang menyadari hal itu ia langsung menarik Julian pergi. "Duluan ya guys."
"Jul-" Natasya berusaha meraih tangan Julian. Tapi Julian selalu menghindar.
"Kamu liat cara Dika ngeliat kamu?" Tanya Julian. Natasya menggeleng. "Dia masih punya rasa Nat sama kamu. Mungkin menurut kamu tadi dia ngomong gitu bercanda. Tapi nggak Nat. Dia serius." Jelas Julian.Natasya bisa melihat jelas dari mata Julian, ia cemburu. Sangat.
Natasya memeluk Julian untuk meredakan emosinya. Pelukan Natasya selalu berhasil membuat Julian tenang. Peluka hangat Natasya yang tidak ingin Julian lepaskan.
"Aku cuman sayang sama kamu doang, Julian." Kata Natasya. Jantung Julian berdegup. Kemudian ia tersenyum lega.
***
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua murid berhamburan keluar sekolah. Kecuali Natasya, Silvy dan Dika.
"Yuk kita ke perpus." Ajak Dika. Natasya dan Silvy pun mengangguk. Mereka pun berjalan ke arah perpus. Sesampainya di perpus, Dika dan Silvy mencari buku dan Natasya membuka buku catatannya.
"Nih gue nemu." Kata Silvy datang membawa buku tentang kerajaan Mataram. "Gue juga nih." Ujar Dika.
Drtt..drtt..
"Bentar ya guys. Nyokap nih.." Kata Silvy sambil berlari keluar perpus untuk mengangkat telfon.
Natasya pun memulai mengerjakan tugas kelompoknya.
"Nat.." Panggil Dika. Natasya menoleh.
"Gimana sama Julian?" Tanya Dika. "Baik-baik aja." Jawab Natasya sambil melanjutkan tugasnya. "Nih giliran lo yang nulis.." Natasya memberika bukunya pada Dika.Tiba-tiba Silvy datang dengan muka 'nggak enak'.
"Erm.. Guys.." Natasya dan Dika menoleh dan menatap Silvy bingung. "Kenapa Sil?"
"Gu-gue harus balik nih. Ada sodara gue dari Bandung." Jelas Silvy. "Ohh yaudah.." Kata Natasya. "Sorry banget yaa!" Kata Silvy sedikit teriak karena posisinya ada di ambang pintu perpus.Situasi menjadi canggung. Karena di perpus hanya tersisa Dika dan Natasya. Natasya yang sedari tadi menunggu balasan LINE dari Julian dan Dika yang sedang serius mengerjakan tugas.
"Gue sayang sama lo Nat."
Deg.
Natasya melepas pandangannya dari hp nya lalu menatap Dika. Begitu juga Dika. Mata mereka bertemu. Betul apa yang Julian bilang. Natasya baru saja menyadarinya.
"Gue tau lo udah punya Julian."
"Tapi yang namanya rasa cinta itu gak bisa ditahan sendirian."
Natasya memalingkan wajahnya dari Dika. Ia tidak bisa berkata apa-apa.
"Ma-maaf Ka..."
Dika terkekeh. "Gakpapa Nat. Seharusnya gue gak bilang itu tadi." Mata Natasya berkaca-kaca. Ia merasa sangat bersalah pada Dika.
"Heh jangan nangis. Ntar jelek." Ejek Dika. Natasya melap matanya sambil tertawa kecil."Nat-" Mata Julian ber api-api saat melihat Natasya bersama Dika diperpus. Dan hanya berdua. Julian mengepalkan tangannya sambil menggertakan giginya. Ia semakin kesal saat melihat Natasya menangis. Tanpa babibu lagi, Julian langsung menghampiri mereka.
Julian menarik kerah Dika kasar. Natasya terlonjak kaget saat Julian tiba-tiba datang.
"Lo apain dia?" Tanya Julian dingin. Dika tidak menjawab. "PUNYA MULUT GAK?! LO APAIN DIA?!" Natasya menghampiri Julian."Dia gak apa-apain aku kok Jul." Kata Natasya. "Sumpah aku gak boong."
Julian melepas cengkramannya dari kerah Dika. "Kita pulang." Julian menarik tangan Natasya keluar perpus. Meninggalkan Dika sendirian. Dika tidak takut pada Julian. Dika takut jika Natasya disakiti Julian.
***
"Jangan ngambek mulu dong." Kata Natasya sambil sesekali meminum frappuchino nya. Julian memajukan bibir bawahnya. "Biarin." Kata Julian seperti anak kecil.
"Ihh kamu gemesin banget sih!" Natasya mencubit-cubit pipi Julian.
"Atit tau.." Ujar Julian. Natasya menaikan sebelah alisnya sambil bergidik geli. "Ciee yang cemburu."Muka Julian berubah merah. Kemudian Natasya menertawainya.
"Siapa coba yang gak cemburu liat pacar sendiri lagi sama cowok lain." Gerutu Julian. "Eh tapi aku masih bingung loh." Celetuk Natasya."Kamu tau darimana aku diperpus?"
Mampus! Batin Julian.
"Jul?" Tanya Natasya lagi sambil menatap Julian. "Da-dari Silvy. Iya! Dari Silvy!" Jawab Julian gelagapan. Natasya ber oh ria sambil mengangguk.
"Yaudah yuk kita pulang." Ajak Julian seraya berdiri.
Untung Tasya gak curiga. Batin Julian
![](https://img.wattpad.com/cover/64764295-288-k53924.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at Last
Любовные романыJulian Delgrosso. Seorang badboy yang sangat tampan dan bisa meluluh kan hati para cewek hanya dengan menatapnya. Di antara sekian banyak cewek, dia hanya mencintai satu. Yaitu, Natasya Salsabila. Sahabat kecilnya